Wartawan Spanyol Merasa Tubuhnya Terpenjara Selama Meliput Supercopa

Selasa, 07 Januari 2020 - 19:54 WIB
Wartawan Spanyol Merasa Tubuhnya Terpenjara Selama Meliput Supercopa
Wartawan Spanyol Merasa Tubuhnya Terpenjara Selama Meliput Supercopa
A A A
JEDDAH - Melihat kesiapan empat tim jelang bergulirnya Piala Super Spanyol di Timur Tengah (Arab Saudi) menjadi pengalaman yang baru buat wartawan dari AS Sport, Patricia Cazon. Wanita cantik asal Spanyol itu tidak pernah membayangkan bahwa ia dapat menyaksikan langsung pertandingan jauh dari kampung halamannya.

Cazon tiba di Arab Saudi pada Minggu waktu setempat. Dia bercerita saat turun dari pesawat ia menggunakan Lengan panjang, celana lebar, selendang hitam panjang di pundaknya. Ia sempat berpikir bahwa selendang yang menyangkut di pundaknya harus menutupi rambut, tapi dalam hati ia merasa tidak perlu. (Baca juga: Semifinal Piala Super Spanyol Digelar di Timur Tengah )

Cazon pun memutuskan tinggal di Jeddah selama melakukan tugas peliputan Piala Super Spanyol. "Jeddah adalah kota paling kosmopolitan di Arab Saudi," ujar rekan Cazon, Jose Galan saat ia menceritakan pengalamannya berada di Kota Ekonomi. (Baca juga: Digelar di Luar Negeri, Piala Super Spanyol Pakai Format Final Four )

Setelah menaruh koper di hotel, Cazon pun memutuskan jalan-jalan ke pusat perbelanjaan terdekat dengan mengenakan kemeja dan celana jeans. Ia mulai merasa aneh ketika berada di mall, sebab kebanyakan pengunjung wanita yang datang menggunakan niqab atau pakaian yang menutupi wajah yang biasa digunakan muslim sebagai bagian dari interpretasi khusus hijab.

Wajahnya hanya memungkinkan mata mereka terlihat. Sedangkan yang pria mengenakan pakaian terusan lengan panjang putih yang dikenal dengan sebutan Thawb. "Di tingkat lokal, siapa yang bisa mengatakan apa yang baik dan apa yang buruk? Mereka tidak melihat saya dengan aneh (jeans) dan kemeja barat saya di sebuah mal di mana Anda hanya dapat membeli abaya."

"Saya belum kembali ke hotel. Saya punya dua pertanyaan untuk diajukan kepada resepsionis, sebenarnya ada tiga. Kolam renang, gym, dan bagaimana pendingin ruangan itu dinonaktifkan."

Ketika kembali ke hotel, tanpa berbasa-basi Cazon mencoba untuk menanyakan kepada resepsionis terkait lokasi kolam renang di hotel tempat ia menginap. Namun wajah pegawai hotel tersebut berubah dan dia menatapnya dengan berkata tidak.

"Tidak, tidak. Ya, kamu tidak bisa menggunakannya," singkat resepsionis.

Baju renang tampaknya tidak akan pernah keluar dari koper Cazon. Dia pun mencoba untuk mencari cara lain agar ia dapat menjaga kebugarannya tetap fit sekaligus menghilangkan stres selama menjalani peliputan delapan hari di Arab Saudi.

Yang ada dalam pikiran Cazon saat itu adalah gym. Dia pun kembali menanyakan kepada resepsionis tentang gym dan usahanya kali ini tidak sia-sia. Sebab, pegawai hotel itu akhirnya menunjukkan tempat pusat kebugaran tersebut.

Tapi ada satu syarat, yakni saat Cazon akan nge-gym dia harus ditemani pegawai hotel. "Kami punya yang mungil, hanya untuk wanita, buka mulai pukul 08:00 hingga 23:00 dan itu terdapat di lantai enam. Jika Anda ingin pergi, saya harus menemani Anda, untuk membukanya. Saya telah berada di Saudi selama 24 jam dan ini adalah pertama kalinya tubuh saya merasa terpenjara," cetus Cazon.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3812 seconds (0.1#10.140)