3 Alasan Shin Tae-yong Terancam Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia
loading...
A
A
A
Alasan Shin Tae-yong terancam dipecat dari kursi pelatih Timnas Indonesia akan dibahas di artikel ini. Salah satunya berhubungan dengan target ‘harga mati’ finis 4 besar di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C.
Hasil minor yang didapat Timnas Indonesia selama beberapa laga terakhir mengundang beragam spekulasi mengenai masa depan Shin Tae-yong sebagai pelatih skuad Garuda. Meski masih tampak abu-abu, beberapa menganggap STY sedang berada di kondisi yang tidak baik dan terancam diberhentikan.
Satu kesempatan penentu kemungkinan datang dari laga terdekat Timnas Indonesia melawan Arab Saudi pada Selasa (19/11/2024) malam. Melihat hasil yang diperoleh nantinya, Erick Thohir telah berjanji akan melakukan evaluasi mendalam terhadap performa skuad Garuda, termasuk kinerja STY sebagai juru latihnya.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah menyatakan dengan tegas menyatakan bahwa target Timnas Indonesia adalah finis di posisi empat besar Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Jika meraih hasil ini, skuad Garuda akan masuk putaran keempat dan melanjutkan perjuangan untuk meraih tiket Piala Dunia.
Pada sebuah kesempatan, ET juga menyebut target finis 4 besar sebagai harga mati. Tidak ada tawar-menawar, target tersebut dipasang dengan mempertimbangkan usaha-usaha yang selama ini telah direalisasikan PSSI, termasuk perkara naturalisasi pemain.
“Termasuk evaluasi untuk coach STY, target kami harus masuk empat besar di grup. Jadi tidak ada tawar-menawar," tegas Erick kepada awak media di Musyawarah Nasional Perbasi, Senin (28/10/2024).
Tak bisa dipungkiri, kehadiran Shin Tae-yong telah membawa banyak kemajuan bagi Timnas Indonesia. Contoh mudahnya adalah pelatih asal Korea Selatan itu mampu membawa skuad Garuda lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Tampil baik di beberapa laga awal, performa Timnas Indonesia kemudian merosot setelah ditahan imbang Bahrain, kalah dari China, dan dibantai oleh Jepang. Sementara ini, Jay Idzes dan kolega menjadi juru kunci Grup C dengan koleksi 3 poin.
Shin Tae-yong yang menjadi nahkoda tim ini tentu tak luput dari sorotan. Tak hanya dari PSSI, tekanan untuk STY juga semakin besar datang dari penggemar Timnas Indonesia yang merasa kecewa.
Sebagian menyayangkan beberapa keputusan STY yang dirasa buruk. Sebut saja dari rotasi pemain saat melawan China, mencoret Eliano Reijnders hingga tak pernah mengubah formasi meski sudah dalam kondisi ‘deadlock’.
Putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C telah memakan korban dua pelatih. Di satu sisi, Australia memecat pelatih Graham Arnold, sementara Arab Saudi sudah memutus kontrak Roberto Mancini.
Kondisi seperti ini menunjukkan tingginya persaingan yang dituntut oleh setiap federasi demi meloloskan negaranya ke Piala Dunia 2026. Sama dengan mereka, Timnas Indonesia sejatinya juga punya standar yang serupa.
Maka dari itu, Erick Thohir senantiasa mengingatkan STY agar selalu mematangkan tim dan taktik di sisa laga Timnas Indonesia di Grup C. Hal ini agar target finis posisi 4 besar dapat tercapai.
Beberapa waktu setelah kekalahan dari Jepang, ET mengungkap akan dilakukannya evaluasi untuk Timnas Indonesia. Mantan presiden Inter Milan itu juga mengatakan kekalahan dari tim besar seperti Jepang harus menjadi refleksi bagi Indonesia.
"Ya gini, Jepang tim terkuat justru kita mesti evaluasi ketika kita saat (bertemu) tim terkuat, dimana posisi kita menundukan diri kita. Kalau kita mau ke depan continue ranking 9 terbaik Asia, ya itu kan bisa lihat ranking ada Jepang, ada Iran. Kalau saya melihat Indonesia pantas di top 9 Asia," kata Erick kepada awak media, di Stadion Madya, Jakarta pada Minggu (17/11/2024).
"Saya rasa tidak banyak negara di Asia punya pemain seperti kita juga sekarang selain Jepang, selain mungkin Korea. Saya rasa kalau hitung-hitungan paling banyak main di Liga Eropa dibandingkan China Dibandingkan beberapa negara Middle East, Qatar, UAE, kayaknya kita cukup banyak. Jadi artinya kualitas kita sudah naik," sambung Erick Thohir.
Itulah beberapa alasan Shin Tae-yong terancam dipecat dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
Hasil minor yang didapat Timnas Indonesia selama beberapa laga terakhir mengundang beragam spekulasi mengenai masa depan Shin Tae-yong sebagai pelatih skuad Garuda. Meski masih tampak abu-abu, beberapa menganggap STY sedang berada di kondisi yang tidak baik dan terancam diberhentikan.
Satu kesempatan penentu kemungkinan datang dari laga terdekat Timnas Indonesia melawan Arab Saudi pada Selasa (19/11/2024) malam. Melihat hasil yang diperoleh nantinya, Erick Thohir telah berjanji akan melakukan evaluasi mendalam terhadap performa skuad Garuda, termasuk kinerja STY sebagai juru latihnya.
Alasan Shin Tae-yong Terancam Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia
1. Erick Thohir Sudah Berikan Target Harga Mati
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah menyatakan dengan tegas menyatakan bahwa target Timnas Indonesia adalah finis di posisi empat besar Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Jika meraih hasil ini, skuad Garuda akan masuk putaran keempat dan melanjutkan perjuangan untuk meraih tiket Piala Dunia.
Pada sebuah kesempatan, ET juga menyebut target finis 4 besar sebagai harga mati. Tidak ada tawar-menawar, target tersebut dipasang dengan mempertimbangkan usaha-usaha yang selama ini telah direalisasikan PSSI, termasuk perkara naturalisasi pemain.
“Termasuk evaluasi untuk coach STY, target kami harus masuk empat besar di grup. Jadi tidak ada tawar-menawar," tegas Erick kepada awak media di Musyawarah Nasional Perbasi, Senin (28/10/2024).
2. Tekanan Publik Semakin Besar
Tak bisa dipungkiri, kehadiran Shin Tae-yong telah membawa banyak kemajuan bagi Timnas Indonesia. Contoh mudahnya adalah pelatih asal Korea Selatan itu mampu membawa skuad Garuda lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Tampil baik di beberapa laga awal, performa Timnas Indonesia kemudian merosot setelah ditahan imbang Bahrain, kalah dari China, dan dibantai oleh Jepang. Sementara ini, Jay Idzes dan kolega menjadi juru kunci Grup C dengan koleksi 3 poin.
Shin Tae-yong yang menjadi nahkoda tim ini tentu tak luput dari sorotan. Tak hanya dari PSSI, tekanan untuk STY juga semakin besar datang dari penggemar Timnas Indonesia yang merasa kecewa.
Sebagian menyayangkan beberapa keputusan STY yang dirasa buruk. Sebut saja dari rotasi pemain saat melawan China, mencoret Eliano Reijnders hingga tak pernah mengubah formasi meski sudah dalam kondisi ‘deadlock’.
3. Semua demi Kemajuan Timnas Indonesia
Putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C telah memakan korban dua pelatih. Di satu sisi, Australia memecat pelatih Graham Arnold, sementara Arab Saudi sudah memutus kontrak Roberto Mancini.
Kondisi seperti ini menunjukkan tingginya persaingan yang dituntut oleh setiap federasi demi meloloskan negaranya ke Piala Dunia 2026. Sama dengan mereka, Timnas Indonesia sejatinya juga punya standar yang serupa.
Maka dari itu, Erick Thohir senantiasa mengingatkan STY agar selalu mematangkan tim dan taktik di sisa laga Timnas Indonesia di Grup C. Hal ini agar target finis posisi 4 besar dapat tercapai.
Beberapa waktu setelah kekalahan dari Jepang, ET mengungkap akan dilakukannya evaluasi untuk Timnas Indonesia. Mantan presiden Inter Milan itu juga mengatakan kekalahan dari tim besar seperti Jepang harus menjadi refleksi bagi Indonesia.
"Ya gini, Jepang tim terkuat justru kita mesti evaluasi ketika kita saat (bertemu) tim terkuat, dimana posisi kita menundukan diri kita. Kalau kita mau ke depan continue ranking 9 terbaik Asia, ya itu kan bisa lihat ranking ada Jepang, ada Iran. Kalau saya melihat Indonesia pantas di top 9 Asia," kata Erick kepada awak media, di Stadion Madya, Jakarta pada Minggu (17/11/2024).
"Saya rasa tidak banyak negara di Asia punya pemain seperti kita juga sekarang selain Jepang, selain mungkin Korea. Saya rasa kalau hitung-hitungan paling banyak main di Liga Eropa dibandingkan China Dibandingkan beberapa negara Middle East, Qatar, UAE, kayaknya kita cukup banyak. Jadi artinya kualitas kita sudah naik," sambung Erick Thohir.
Itulah beberapa alasan Shin Tae-yong terancam dipecat dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
(yov)