Shin Tae-yong Dipecat Setelah Bertengkar dengan Pemain Diaspora usai Dikalahkan China?
loading...
A
A
A
Pemecatan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia terus menjadi perbincangan hangat. Keputusan PSSI untuk memutuskan kontrak pelatih asal Korea Selatan ini pada 6 Januari 2025, disebut-sebut tidak hanya disebabkan oleh kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024.
Kekalahan kontroversial saat melawan China di kualifikasi Piala Dunia 2026 juga disebut menjadi pemantik masalah, termasuk isu ketegangan di ruang ganti yang melibatkan pemain diaspora. Indonesia yang tampil meyakinkan di tiga laga awal kualifikasi Piala Dunia 2026, tiba-tiba harus menelan pil pahit saat bertemu China pada Oktober 2024.
Dalam pertandingan tersebut, Indonesia menyerah 1-2 dari China yang sebelumnya belum meraih poin sama sekali. Kekalahan ini dinilai menjadi titik balik dari situasi internal yang memburuk.
Shin Tae-yong dituding melakukan eksperimen berlebihan dengan merotasi susunan pemain inti. Ketua Umum PSSI Erick Thohir bahkan sempat menyampaikan bahwa kekalahan tersebut menjadi bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap kinerja sang pelatih.
"Semua pertandingan yang kita ikuti pasti dievaluasi. Salah satunya, kekalahan dari China menjadi momen penting. Kami sudah memperhitungkan target-target dan strategi kemenangan, tetapi hasilnya jauh dari harapan," ujar Erick Thohir dalam pernyataan resminya.
Sumber internal menyebut, kekalahan dari China tidak hanya soal strategi. Shin Tae-yong dikabarkan terlibat ketegangan dengan salah satu pemain diaspora Indonesia setelah pertandingan tersebut. Sang pelatih disebut menyalahkan pemain tersebut atas kesalahan yang terjadi di lapangan, yang kemudian berujung pada adu argumen di ruang ganti.
Meski pihak PSSI tidak memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini, isu tersebut semakin memperburuk suasana di tubuh Timnas Indonesia. Mantan Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, dalam blog pribadinya menulis bahwa ruang ganti Timnas Indonesia mulai "tak enak" setelah laga melawan China.
"Sebenarnya, rumor pemecatan STY sudah menggema seketika usai laga melawan China. Hanya saja, PSSI memilih menunggu momen yang lebih tepat—mungkin agar tidak terlihat gegabah. Semakin hari, aura di ruang ganti makin suram, bagai langit mendung yang menanti hujan badai. Lalu, akhirnya pada 6 Januari 2025, keputusan pun jatuh: Shin Tae-yong diberhentikan sebagai pelatih Timnas Indonesia." tulis Hinca.
Selain kekalahan dari China, kegagalan di Piala AFF 2024 menjadi pukulan telak bagi Shin Tae-yong. Timnas Indonesia gagal lolos dari fase grup setelah takluk 0-1 dari Filipina di laga terakhir Grup B. Hasil ini membuat Indonesia finis di posisi ketiga, kalah bersaing dengan Vietnam dan Filipina.
PSSI akhirnya mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong usai mengevaluasi serangkaian hasil buruk tersebut. Meski begitu, pemecatan ini menyisakan tanda tanya besar, terutama mengenai pengelolaan internal Timnas selama masa kepelatihan Shin Tae-yong.
Hingga kini, PSSI belum mengumumkan pengganti Shin Tae-yong. Namun, sejumlah nama, termasuk pelatih lokal dan asing, mulai muncul sebagai kandidat. Situasi ini menjadi momentum bagi PSSI untuk menata ulang Timnas Indonesia, terutama menjelang jadwal padat di tahun-tahun mendatang.
Apakah benar ketegangan dengan pemain diaspora menjadi penyebab utama pemecatan Shin Tae-yong? Atau justru kekalahan di berbagai turnamen yang menjadi alasan dominan? Jawaban pasti mungkin hanya diketahui oleh PSSI dan pihak-pihak terkait.
Kekalahan kontroversial saat melawan China di kualifikasi Piala Dunia 2026 juga disebut menjadi pemantik masalah, termasuk isu ketegangan di ruang ganti yang melibatkan pemain diaspora. Indonesia yang tampil meyakinkan di tiga laga awal kualifikasi Piala Dunia 2026, tiba-tiba harus menelan pil pahit saat bertemu China pada Oktober 2024.
Dalam pertandingan tersebut, Indonesia menyerah 1-2 dari China yang sebelumnya belum meraih poin sama sekali. Kekalahan ini dinilai menjadi titik balik dari situasi internal yang memburuk.
Shin Tae-yong dituding melakukan eksperimen berlebihan dengan merotasi susunan pemain inti. Ketua Umum PSSI Erick Thohir bahkan sempat menyampaikan bahwa kekalahan tersebut menjadi bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap kinerja sang pelatih.
"Semua pertandingan yang kita ikuti pasti dievaluasi. Salah satunya, kekalahan dari China menjadi momen penting. Kami sudah memperhitungkan target-target dan strategi kemenangan, tetapi hasilnya jauh dari harapan," ujar Erick Thohir dalam pernyataan resminya.
Sumber internal menyebut, kekalahan dari China tidak hanya soal strategi. Shin Tae-yong dikabarkan terlibat ketegangan dengan salah satu pemain diaspora Indonesia setelah pertandingan tersebut. Sang pelatih disebut menyalahkan pemain tersebut atas kesalahan yang terjadi di lapangan, yang kemudian berujung pada adu argumen di ruang ganti.
Meski pihak PSSI tidak memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini, isu tersebut semakin memperburuk suasana di tubuh Timnas Indonesia. Mantan Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, dalam blog pribadinya menulis bahwa ruang ganti Timnas Indonesia mulai "tak enak" setelah laga melawan China.
"Sebenarnya, rumor pemecatan STY sudah menggema seketika usai laga melawan China. Hanya saja, PSSI memilih menunggu momen yang lebih tepat—mungkin agar tidak terlihat gegabah. Semakin hari, aura di ruang ganti makin suram, bagai langit mendung yang menanti hujan badai. Lalu, akhirnya pada 6 Januari 2025, keputusan pun jatuh: Shin Tae-yong diberhentikan sebagai pelatih Timnas Indonesia." tulis Hinca.
Selain kekalahan dari China, kegagalan di Piala AFF 2024 menjadi pukulan telak bagi Shin Tae-yong. Timnas Indonesia gagal lolos dari fase grup setelah takluk 0-1 dari Filipina di laga terakhir Grup B. Hasil ini membuat Indonesia finis di posisi ketiga, kalah bersaing dengan Vietnam dan Filipina.
PSSI akhirnya mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong usai mengevaluasi serangkaian hasil buruk tersebut. Meski begitu, pemecatan ini menyisakan tanda tanya besar, terutama mengenai pengelolaan internal Timnas selama masa kepelatihan Shin Tae-yong.
Hingga kini, PSSI belum mengumumkan pengganti Shin Tae-yong. Namun, sejumlah nama, termasuk pelatih lokal dan asing, mulai muncul sebagai kandidat. Situasi ini menjadi momentum bagi PSSI untuk menata ulang Timnas Indonesia, terutama menjelang jadwal padat di tahun-tahun mendatang.
Apakah benar ketegangan dengan pemain diaspora menjadi penyebab utama pemecatan Shin Tae-yong? Atau justru kekalahan di berbagai turnamen yang menjadi alasan dominan? Jawaban pasti mungkin hanya diketahui oleh PSSI dan pihak-pihak terkait.
(sto)