3 Klub Berpeluang Juara, Seri A Kompetisi Paling Ketat di Eropa

Selasa, 11 Februari 2020 - 10:25 WIB
3 Klub Berpeluang Juara, Seri A Kompetisi Paling Ketat di Eropa
3 Klub Berpeluang Juara, Seri A Kompetisi Paling Ketat di Eropa
A A A
MILAN - Kemenangan Inter Milan dan Lazio membuat Seri A menjadi kompetisi paling ketat dibandingkan dengan lima liga elite di Eropa. Inter, Juventus, dan Lazio sama-sama memiliki kans kuat mendapatkan gelar musim ini.

Inter dan Juventus yang berada di peringkat pertama dan kedua, hanya dipisahkan agregat gol dengan poin sama 54. Sedangkan Lazio yang berada di posisi ketiga, hanya berjarak satu angka dari I Nerazzurri dan La Vecchia Singora. Jarak yang sangat tipis tersebut membuat Seri A menjadi kompetisi paling kompetitif dibandingkan dengan Liga Primer, Ligue 1, Bundesliga, ataupun Primera Liga, karena melibatkan tidak hanya satu dan dua, tapi tiga tim sekaligus dalam pacuan gelar.

Liga Primer yang sedang menjalani jeda kompetisi boleh dibilang tidak terlalu menarik. Seperti diketahui, pemuncak klasemen sementara, Liverpool, berpeluang besar menjadi juara lantaran unggul 22 poin dari Manchester City (ManCity) yang berada di posisi kedua (51 poin) dan 24 poin dari Leicester City(49 poin).

Dominasi juga ditunjukkan Paris Saint Germain (PSG) di Ligue 1. Les Parisiens memimpin klasemen sementara dengan 61 poin, berjarak 12 poin dari pesaing terdekatnya Olympique de Marseille. Persaingan sengit memang masih terlihat di Primera Liga dan Bundesliga. Di Primera Liga, Real Madrid masih berjarak tiga poin dari Barcelona diperingkat kedua (49 poin) dan sangat jauh, yaitu 10 poin dari Getafe di posisi ketiga (42 poin). Di Bundesliga, Bayern Muenchen berjarak satu poin atas RB Leipzig yang menempati peringkat kedua (42 poin), tapi ada gap empat poin dibandingkan dengan peringkat tiga klasemen sementara Borussia Dortmund.

Seri A jauh lebih ketat. Kemenangan 4-2 Inter Milan atas rival sekota AC Milan di Derby della Madonnina , Senin (10/2), membuat mereka bisa menggusur Juventus dari puncak klasemen karena pada laga sebelumnya menyerah 1-2 dari Hellas Verona. I Nerazzurri dan Juventus hanya dipisahkan selisih gol.

Mentalitas juara Inter terlihat di Giuseppe Meazza. Sempat tertinggal 0-2 oleh Milan lewat gol-gol Anti Rebic (40) dan Zlatan Ibrahimovic(45+1), Inter bangkit di babak kedua dengan mencetak empat gol melalui Marcelo Brozovic (51), Matias Vecino (53), Stefan de Vrij (70), dan Romelu Lukaku (90+3).

Hasil tersebut memperpanjang dominasi Inter yang belum terkalahkan dalam lima pertemuan terakhir kontra Milan di Seri A (empat menang dan satu imbang). “Ini (Senin) adalah malam yang istimewa, itu pasti. Para pemain menolak untuk kalah dan membalikkan keadaan. Itu mengindikasikan Inter siap untuk bersaing musim ini,” kata pelatih Antonio Conte dilansirfootball-italia.net.

Meski Conte menyadari Inter belum meraih apa pun. Pelatih berusia 50 tahun tersebut memilih mempersiapkan timnya agar konsisten meraih hasil bagus. I Nerazzurri akan berhadapan dengan SSC Napoli di semifinal Coppa Italia, Kamis dini hari (13/2) dan menghadapi Lazio di Stadio Olimpicopada lanjutan Seri A, Senin dini hari (17/2).

"Masih terlalu dini untuk membicarakan sesuatu yang masih belum terwujud. Kami dapat memiliki mimpi. Kami harus menghadapi pertandingan penting mulai dari semifinal Coppa Italia dengan Napoli kemudian Lazio di Seri A. Mereka adalah tim-tim kuat. Kami tidak bisa mencapai segalanya dari satu hari ke hari berikutnya, kami sedang membangun,” ujar mantan pelatih Juventus itu

Sukacita Inter menjadi kepiluan Milan. Tren negatif I Rossoneri berlanjut karena mereka belum menang di dua pertandingan terakhir Seri A (satu imbang dan satu kalah). Akibatnya, Milan masih tertahan di posisi ke-10. Mereka urung mempersempit jarak dengan Hellas Verona yang berada diperingkat keenam (34 poin).

Pelatih Stefano Pioli mengaku kecewa karena Milan tidak mampu mempertahankan keunggulan 2-0 di babak kedua. Dia menganggap lemahnya lini pertahanan dimaksimalkan para pemain Inter yang sukses membalikkan keadaan.

“Pada babak pertama melihat strategi kami bekerja dengan sangat baik dan mungkin kami pantas unggul lebih dari 2-0. Namun, kami kebobolan begitu cepat di babak kedua dan itu mengubah jalannya perbedaan. Saya marah karena kami bertahan dengan buruk. Kami memiliki potensi melakukan hal-ha lhebat jika tidak melakukan kesalahan,” kata Pioli.

Lazio tak kalah mengesankan. Statusnya sebagai kuda hitam yang bisa merusak mimpi Inter dan Juve meraih scudetto musim ini terus mengemuka. Gol semata wayang Felipe Caicedo (41) membuat I Biancocelesti menang atas AC Parma.

Kemenangan di Stadio Ennio Tardini membuat Lazio kokoh diposisi ketiga klasemen sementara dengan 53 poin. Mereka hanya tertinggal satu poin dari Inter maupun Juve. Pelatih Simone Inzaghi menilai timnya pantas meraih kemenangan karena bermain spartan melawan Parma yang kuat secara fisik.

Inzaghi kini semakin percaya diri jelang pertandingan melawan Inter, Senin dini hari (17/2). Jika berhasil menang, Lazio bakal naik ke singgasana klasemen sementara Seri A. “Dengan kemenangan, posisi kami di klasemen menjadi lebih baik. Minggu depan akan menjadi pertandingan yang bagus melawan tim kuat Inter. Tetapi, kami telah menunjukkan bahwa kami tidak jauh di belakang mereka,” kata Inzaghi. (Alimansyah)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4911 seconds (0.1#10.140)