Jejak Pemain Indonesia di Liga Jepang, Apakah Sandy Walsh Cuma Penggembira?
loading...
A
A
A
Sandy Walsh akhirnya resmi merapat ke Yokohama Marinos, klub papan atas J1 League. Kabar kepindahan pemain naturalisasi Indonesia ini diumumkan langsung oleh klub melalui media sosial pada Minggu (9/2/2025). Meski belum ada informasi mengenai durasi kontrak dan nilai transfernya, Walsh dijadwalkan memulai petualangan barunya di Jepang pada musim 2024/2025 yang dimulai 15 Februari mendatang.
Namun, bergabungnya Walsh ke Liga Jepang memunculkan pertanyaan: apakah ia akan benar-benar menjadi bagian penting dari tim, atau hanya sekadar penggembira? Sejarah menunjukkan bahwa pemain Indonesia yang berkarier di Negeri Sakura kerap mengalami kesulitan mendapatkan menit bermain reguler.
Sebelumnya, beberapa pemain Indonesia telah mencoba peruntungan di Liga Jepang, tetapi hasilnya jauh dari gemilang. Ricky Yacobi, yang menjadi pionir di Matsushita (kini Gamba Osaka) pada 1988, hanya tampil enam kali dan mencetak satu gol sebelum kembali ke tanah air. Stefano Lilipaly yang sempat membela Hokkaido Consadole Sapporo pada 2014 bahkan hanya bermain dua kali.
Nasib serupa juga dialami Irfan Bachdim yang memperkuat Ventforet Kofu dan Consadole Sapporo. Selama tiga tahun di Jepang, ia lebih sering menghuni bangku cadangan ketimbang bermain di lapangan. Begitu pula dengan Pratama Arhan yang hanya tampil empat kali bersama Tokyo Verdy dalam dua tahun sebelum akhirnya hijrah ke Suwon FC di Korea Selatan.
Justin Hubner sempat menunjukkan sedikit harapan ketika bergabung dengan Cerezo Osaka pada Maret 2024. Dalam waktu singkat, ia bermain delapan kali sebelum akhirnya pindah ke Wolves U21 pada Juli 2024.
Kepindahan Walsh ke Yokohama Marinos bisa menjadi batu loncatan atau justru menjadi tantangan besar dalam kariernya. Salah satu alasan utama ia meninggalkan KV Mechelen adalah minimnya kesempatan bermain—hanya mencatatkan tujuh penampilan sepanjang musim. Dengan persaingan ketat di Marinos, klub yang sering bersaing di papan atas J-League, Walsh harus bekerja keras untuk mendapatkan tempat di tim utama.
Namun, pengalaman dan kualitasnya sebagai bek kanan yang solid bisa menjadi nilai tambah bagi klub. Selama empat tahun di Mechelen, ia mencatatkan sembilan gol dan 15 assist dari 133 pertandingan—statistik yang cukup impresif untuk seorang bek.
Namun, bergabungnya Walsh ke Liga Jepang memunculkan pertanyaan: apakah ia akan benar-benar menjadi bagian penting dari tim, atau hanya sekadar penggembira? Sejarah menunjukkan bahwa pemain Indonesia yang berkarier di Negeri Sakura kerap mengalami kesulitan mendapatkan menit bermain reguler.
Jejak Pemain Indonesia di Liga Jepang
Sebelumnya, beberapa pemain Indonesia telah mencoba peruntungan di Liga Jepang, tetapi hasilnya jauh dari gemilang. Ricky Yacobi, yang menjadi pionir di Matsushita (kini Gamba Osaka) pada 1988, hanya tampil enam kali dan mencetak satu gol sebelum kembali ke tanah air. Stefano Lilipaly yang sempat membela Hokkaido Consadole Sapporo pada 2014 bahkan hanya bermain dua kali.
Nasib serupa juga dialami Irfan Bachdim yang memperkuat Ventforet Kofu dan Consadole Sapporo. Selama tiga tahun di Jepang, ia lebih sering menghuni bangku cadangan ketimbang bermain di lapangan. Begitu pula dengan Pratama Arhan yang hanya tampil empat kali bersama Tokyo Verdy dalam dua tahun sebelum akhirnya hijrah ke Suwon FC di Korea Selatan.
Justin Hubner sempat menunjukkan sedikit harapan ketika bergabung dengan Cerezo Osaka pada Maret 2024. Dalam waktu singkat, ia bermain delapan kali sebelum akhirnya pindah ke Wolves U21 pada Juli 2024.
Kepindahan Walsh ke Yokohama Marinos bisa menjadi batu loncatan atau justru menjadi tantangan besar dalam kariernya. Salah satu alasan utama ia meninggalkan KV Mechelen adalah minimnya kesempatan bermain—hanya mencatatkan tujuh penampilan sepanjang musim. Dengan persaingan ketat di Marinos, klub yang sering bersaing di papan atas J-League, Walsh harus bekerja keras untuk mendapatkan tempat di tim utama.
Namun, pengalaman dan kualitasnya sebagai bek kanan yang solid bisa menjadi nilai tambah bagi klub. Selama empat tahun di Mechelen, ia mencatatkan sembilan gol dan 15 assist dari 133 pertandingan—statistik yang cukup impresif untuk seorang bek.
(sto)