Usai Insiden Memalukan di US Open, Djokovic Janji Bangkit di Roma
loading...
A
A
A
ROMA - Novak Djokovic berjanji bangkit setelah insiden memalukan di Amerika Serikat (AS) Terbuka 2020. Petenis nomor satu dunia itu bertekad membuktikannya dengan merebut gelar juara di Roma Masters yang berlangsung pekan ini.
Djokovic menyatakan ingin mengembalikan nama besarnya yang dinilai tidak dewasa saat bermain di atas lapangan setelah didiskualifikasi pada AS Terbuka, pekan lalu. Dia pun berharap bisa menunjukkannya ketika bermain di Roma. Jika bisa mendapatkan hasil terbaik, itu akan membuatnya melupakan kejadian tersebut. (Baca: Cukup Diucapkan, Amalan Ringan Ini Pahalanya Berlimpah)
“Senang rasanya akan kembali menjalani turnamen setelah kejadian itu. Saya merasa semakin cepat bisa kembali tampil di sebuah kompetisi, semakin cepat saya akan mengatasi ingatan itu dan memprogram ulang pikiran,” kata Djokovic, dilansir Inquirer.
Djokovic , yang sudah merebut empat gelar di Roma Masters, mendapatkan bye pada putaran pertama. Dia tinggal menunggu calon lawannya antara Tennys Sandgren (AS) dan Salvatore Caruso (Italia). Pemenangnya nanti akan menghadapi Djokovic di babak kedua yang berlangsung pertengahan pekan ini.
Terkait insiden di AS Terbuka, Djokovic menyebut masih terkejut dengan keputusan panitia AS Terbuka yang membuatnya tersingkir pada babak 16 besar di New York. Dia secara tidak sengaja memukul bola mengenai hakim garis Laura Clark karena frustrasi tertinggal dari lawannya, Pablo Carreno Busta (Spanyol), di pertandingan itu. “Tentu saja sangat sulit bagi saya untuk menerimanya dengan cepat setelah itu terjadi. Saya memiliki kesempatan pertama untuk mengubahnya di sini, di Roma,” katanya.
Padahal, Djokovic tampil luar biasa di sepanjang ATP Tour 2020. Dia telah membukukan 26 kemenangan secara beruntun. Namun, catatan mentereng itu harus ternoda di AS Terbuka. Pasalnya, itu menjadi satu-satunya kekalahan yang dideritanya pada tahun ini.
Selain itu, pengoleksi 17 gelar Grand Slam ini juga berharap tidak mengulang kesalahan lagi di masa mendatang. Namun, dia menyadari setiap saat sedang bermain dengan intensitas tinggi, terkadang emosi selalu bisa berubah. Ini yang membuatnya tidak bisa berjanji apakah bisa mengontrol emosinya lebih baik lagi atau tidak ketika sudah berada di atas lapangan pada masa mendatang.
"Saya tidak dapat berjanji atau saya tidak dapat menjamin bahwa saya tidak akan pernah melakukan hal serupa dalam hidup saya. Tapi, saya pasti akan mencoba yang terbaik agar hal seperti itu tidak pernah terjadi lagi," ujar Djokovic. (Baca juga: Paket Isolasi Mandiri Covid-19, Bisnis Legit Beresiko Tinggi)
Di Roma Masters, Djokovic akan menjadi unggulan teratas di depan petenis peringkat dua dunia Rafael Nadal yang sedang fokus mempersiapkan diri jelang Grand Slam Prancis Terbuka, 27 September mendatang. Nadal, yang mengincar gelar Roma Masters yang ke-10, kembali setelah lebih dari enam bulan absen, termasuk melewatkan AS Terbuka karena kekhawatiran akan virus corona.
“Untuk orang-orang yang bermain di AS Terbuka, ini jeda yang pendek setelah satu bulan melelahkan bermain di Amerika Serikat dan di permukaan yang berbeda. Nadal memutuskan untuk tetap di tanah liat dan berlatih. Itu memberinya lebih banyak keuntungan. Tapi, jika tidak berlatih di tanah liat, dia tetap menjadi favorit nomor satu di Roland Garros atau turnamen tanah liat lainnya," ungkap Djokovic.
Sama dengan Djokovic , Nadal juga mendapatkan bye langsung menuju ke babak kedua dan akan menghadapi Carreno Busta yang sukses membuat emosi Djokovic memuncak di AS Terbuka lalu. Bagi Nadal, ini akan menjadi pertandingan pertamanya secara resmi setelah terakhir bermain saat menjadi juara di Meksiko Terbuka, 1 Maret lalu.
Namun, petenis asal Spanyol ini ternyata sangat bersimpati terhadap insiden yang dialami Djokovic. Nadal sangat setuju dengan pandangan luas bahwa ofisial turnamen tidak punya pilihan lain setelah tindakan yang dilakukan Djokovic tersebut. (Lihat videonya: Marion Jola Bikin Heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)
"Konsekuensinya selalu sama. Tidak ada yang baru tentang itu. Djokovic tidak beruntung. Tapi, peraturan mengatakan dengan jelas bahwa itu diskualifikasi. Maaf untuknya. Dia punya kesempatan di sana. Tapi, dalam beberapa hal, Anda tidak boleh melakukan ini. Ini sangat disayangkan, situasi yang sangat tidak menguntungkan," ungkapnya. (Raikhul Amar)
Djokovic menyatakan ingin mengembalikan nama besarnya yang dinilai tidak dewasa saat bermain di atas lapangan setelah didiskualifikasi pada AS Terbuka, pekan lalu. Dia pun berharap bisa menunjukkannya ketika bermain di Roma. Jika bisa mendapatkan hasil terbaik, itu akan membuatnya melupakan kejadian tersebut. (Baca: Cukup Diucapkan, Amalan Ringan Ini Pahalanya Berlimpah)
“Senang rasanya akan kembali menjalani turnamen setelah kejadian itu. Saya merasa semakin cepat bisa kembali tampil di sebuah kompetisi, semakin cepat saya akan mengatasi ingatan itu dan memprogram ulang pikiran,” kata Djokovic, dilansir Inquirer.
Djokovic , yang sudah merebut empat gelar di Roma Masters, mendapatkan bye pada putaran pertama. Dia tinggal menunggu calon lawannya antara Tennys Sandgren (AS) dan Salvatore Caruso (Italia). Pemenangnya nanti akan menghadapi Djokovic di babak kedua yang berlangsung pertengahan pekan ini.
Terkait insiden di AS Terbuka, Djokovic menyebut masih terkejut dengan keputusan panitia AS Terbuka yang membuatnya tersingkir pada babak 16 besar di New York. Dia secara tidak sengaja memukul bola mengenai hakim garis Laura Clark karena frustrasi tertinggal dari lawannya, Pablo Carreno Busta (Spanyol), di pertandingan itu. “Tentu saja sangat sulit bagi saya untuk menerimanya dengan cepat setelah itu terjadi. Saya memiliki kesempatan pertama untuk mengubahnya di sini, di Roma,” katanya.
Padahal, Djokovic tampil luar biasa di sepanjang ATP Tour 2020. Dia telah membukukan 26 kemenangan secara beruntun. Namun, catatan mentereng itu harus ternoda di AS Terbuka. Pasalnya, itu menjadi satu-satunya kekalahan yang dideritanya pada tahun ini.
Selain itu, pengoleksi 17 gelar Grand Slam ini juga berharap tidak mengulang kesalahan lagi di masa mendatang. Namun, dia menyadari setiap saat sedang bermain dengan intensitas tinggi, terkadang emosi selalu bisa berubah. Ini yang membuatnya tidak bisa berjanji apakah bisa mengontrol emosinya lebih baik lagi atau tidak ketika sudah berada di atas lapangan pada masa mendatang.
"Saya tidak dapat berjanji atau saya tidak dapat menjamin bahwa saya tidak akan pernah melakukan hal serupa dalam hidup saya. Tapi, saya pasti akan mencoba yang terbaik agar hal seperti itu tidak pernah terjadi lagi," ujar Djokovic. (Baca juga: Paket Isolasi Mandiri Covid-19, Bisnis Legit Beresiko Tinggi)
Di Roma Masters, Djokovic akan menjadi unggulan teratas di depan petenis peringkat dua dunia Rafael Nadal yang sedang fokus mempersiapkan diri jelang Grand Slam Prancis Terbuka, 27 September mendatang. Nadal, yang mengincar gelar Roma Masters yang ke-10, kembali setelah lebih dari enam bulan absen, termasuk melewatkan AS Terbuka karena kekhawatiran akan virus corona.
“Untuk orang-orang yang bermain di AS Terbuka, ini jeda yang pendek setelah satu bulan melelahkan bermain di Amerika Serikat dan di permukaan yang berbeda. Nadal memutuskan untuk tetap di tanah liat dan berlatih. Itu memberinya lebih banyak keuntungan. Tapi, jika tidak berlatih di tanah liat, dia tetap menjadi favorit nomor satu di Roland Garros atau turnamen tanah liat lainnya," ungkap Djokovic.
Sama dengan Djokovic , Nadal juga mendapatkan bye langsung menuju ke babak kedua dan akan menghadapi Carreno Busta yang sukses membuat emosi Djokovic memuncak di AS Terbuka lalu. Bagi Nadal, ini akan menjadi pertandingan pertamanya secara resmi setelah terakhir bermain saat menjadi juara di Meksiko Terbuka, 1 Maret lalu.
Namun, petenis asal Spanyol ini ternyata sangat bersimpati terhadap insiden yang dialami Djokovic. Nadal sangat setuju dengan pandangan luas bahwa ofisial turnamen tidak punya pilihan lain setelah tindakan yang dilakukan Djokovic tersebut. (Lihat videonya: Marion Jola Bikin Heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)
"Konsekuensinya selalu sama. Tidak ada yang baru tentang itu. Djokovic tidak beruntung. Tapi, peraturan mengatakan dengan jelas bahwa itu diskualifikasi. Maaf untuknya. Dia punya kesempatan di sana. Tapi, dalam beberapa hal, Anda tidak boleh melakukan ini. Ini sangat disayangkan, situasi yang sangat tidak menguntungkan," ungkapnya. (Raikhul Amar)
(ysw)