PSG Gagal di Laga Perdana Liga Champions, Tuchel Jadi Sorotan

Kamis, 22 Oktober 2020 - 12:35 WIB
loading...
PSG Gagal di Laga Perdana Liga Champions, Tuchel Jadi Sorotan
Penyerang PSG Neymar Jr mendapat pengawalan ketat dari gelandang Manchester United Fred dan Paul Pogba pada pertandingan pertama Grup H Liga Champions di Parc des Princes, Paris, (21/10/2020). PSG menelan kekalahan tipis 1-2 dari tim tamu. Foto/Reuters
A A A
PARIS - Hasil mengecewakan Paris Saint-Germain (PSG) seusai kalah 1-2 dari Manchester United (MU) di pertandingan pembuka Grup H Liga Champions, Rabu (21/10/2020), membuat Thomas Tuchel menjadi sorotan. Posisi pelatih asal Jerman tersebut kini semakin terancam.

Torehan negatif di Parc des Princes jelas sebuah peringatan bagi Tuchel. Sebagai klub yang didukung dengan finansial mumpuni, ekspektasi klub sangatlah besar. Liga Champions adalah target utama Les Parisiens mengingat di kompetisi domestik mereka sulit tertandingi. (Baca: Inilah Pahala dan Keutamaan Menjaga Pandangan Mata)

Terlebih PSG dikenal tidak segan mencopot pelatih dan menggantinya demi memenuhi ambisi besar klub. Sebelum Tuchel, klub yang dimiliki Qatar Sports Investments (QSI) tersebut pernah merekrut Carlo Ancelotti (2011-2013), Laurent Blanc (2013-2016), dan Unai Emery (2016-2018).

Itu artinya, posisi Tuchel bisa saja sedang dipertimbangkan klub setelah kekalahan di Liga Champions, meski rapor pelatih asal Jerman tersebut sejatinya terlalu buruk. Dia adalah sosok yang mempersembahkan gelar Ligue 1: 2018/2019, 2019/2020, Coupe de France: 2019/2020,Coupe de la Ligue: 2019/2020 Trophée des Champions: 2018, 2019, serta mengantarkan PSG ke final Liga Champions pertamanya sepanjang sejarah pada musim lalu.

Sebelum melawan MU, PSG memulai musim ini dengan baik dengan berbekal lima kemenangan dalam lima pertandingan Ligue 1. Tuchel juga tidak terlalu beruntung mengingat lima pemain utamanya, Mauro Icardi, Juan Bernat, Thilo Kehrer, Leandro Paredes, dan Marco Verratti absen di pertandingan tersebut karena cedera.

Kendati demikian, Tuchel mengakui jika PSG memang tampil di bawah performa terbaik, termasuk tiga bintangnya, Neymar Jr, Kylian Mbappe, dan Angel di Maria sehingga mengalami kekalahan kandang di fase grup Liga Champions untuk pertama kali dalam 25 pertandingan terakhir atau selama 16 tahun. (Baca juga: Masih Pandemi, Evaluasi Siswa Diminta Kembali ke Ujian Sekolah)

Kekecewaan Tuchel didasari kinerja Les Parisiens di lapangan. MU mampu membuka keunggulan melalui penalti Bruno Fernandes (23). Di babak kedua, gol penyama kedudukan PSG justru datang dari gol bunuh diri Anthony Martial (55). The Red Devils memastikan kemenangan lewat gol Marcus Rashford (87).

“Tidak ada intensitas, tidak ada agresivitas, tidak ada tekanan, tidak ada tekanan balik. Aneh, saya tidak tahu mengapa. Kami tidak memiliki masalah taktis. Masalah kami adalah intensitas dan sikap,” kata Tuchel.

Tuchel berharap para pemain yang cedera segera pulih sebelum pertandingan kedua Grup H melawan RB Leipzig, 5 November mendatang, agar PSG bisa menunjukkan karakter permainan sesungguhnya. Les Parisiens tidak boleh terpeleset lagi bila ingin menjaga peluang melaju ke babak knockout.

Kekecewaan PSG menjadi sukacita MU yang menorehkan kemenangan kedua di Parc de Princes setelah Maret 2019. Keberanian Ole Gunnar Solskjaer melakukan perubahan di komposisi pemain memberikan dampak positif. Tanpa Harry Maguire, Axel Tuanzebe yang ditempatkan di jantung pertahanan bersama Luke Shaw dan Victor Lindelof sangat solid. (Baca juga: Stres Bisa Pengaruhi Perilaku Makan pada Anak)

Begitu juga Alex Telles yang tampil apik di sisi kiri pada pertandingan debut. Terasa spesial mengingat MU meraih kemenangan tandang ke-10 secara beruntun di seluruh kompetisi atau yang pertama sepanjang sejarah klub. Solskjaer menilai memulai fase Grup H dengan tiga poin adalah modal positif. Juru taktik Norwegia tersebut bertekad melanjutkan tren bagus saat menjamu Chelsea di Old Trafford pada pertandingan Liga Primer, Sabtu (24/10).

“Ini adalah performa terbaik kami sejauh ini, bahkan lebih baik ketimbang ketika kami menang 3-1 atas PSG tahun lalu. Kemenangan atas PSG terasa berbeda. Ini adalah pertandingan pertama Grup H. Sedikit hampa karena tidak ada penonton. Kami tampil bagus dan pantas untuk menang,” ujar Solskjaer.

Kebangkitan MU jelas harus diwaspadai Chelsea di pertandingan pertama Grup E yang ditahan tanpa gol oleh Sevilla di Stamford Bridge, Rabu (21/10). Itu sekaligus memperpanjang catatan negatif The Blues yang gagal meraih kemenangan setelah sebelumnya bermain 3-3 melawan Southampton di Liga Primer, Sabtu (17/10).

Sangat memprihatinkan mengingat Chelsea hanya meraih satu kemenangan dalam lima pertandingan terakhir di semua kompetisi. Hal itu membuat kapasitas Frank Lampard dipertanyakan. Musim panas ini dia telah mendapatkan dana besar untuk mendatangkan pemain-pemain berkualitas, tapi performa Chelsea belum memuaskan. (Lihat videonya: Diduga Depresi, Anggota Polisi Tewas Tembak Dada Sendiri)

Namun, Lampard enggan ambil pusing. Dia mengungkapkan sangat puas dengan performa melawan Sevilla terutama keberhasilan lini belakangannya menorehkan clean sheet. Mantan pemain tim nasional Inggris tersebut yakin Chelsea akan terus berjuang memperbaiki kinerjanya dan memiliki peluang bagus untuk bersaing di Grup E.

“Memahami pentingnya pertandingan (babak grup) pertama melawan tim berkualitas dan ini adalah pertandingan yang sulit. Clean sheet adalah sesuatu yang penting bagi kami karena Sevilla bisa memberi Anda banyak masalah. Mereka adalah tim top di sepak bola Eropa, itu tidak diragukan lagi dan fokus sangat Anda butuhkan di Liga Champions. Ini adalah fondasi bagus dalam perjalanan kami di Liga Champions,” papar Lampard. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2468 seconds (0.1#10.140)