Penyerang Senilai Rp 4,8 Triliun Barca seperti Tak Berguna

Senin, 02 November 2020 - 08:05 WIB
loading...
Penyerang Senilai Rp 4,8 Triliun Barca seperti Tak Berguna
Penyerang sayap Barcelona Ousmane Dembele berusaha melewati pemain Deportivo Alaves Ruben Duarte saat bertandang ke Estadio Mendizorroza, Vitoria-Gasteiz, (1/11). Barcelona gagal mendapatkan kemenangan meski menurunkan komposisi terbaik. Foto/Reuters
A A A
VITORIA-GAZTEIZ - Total 283 juta euro atau sekitar Rp4,8 triliun yang digelontorkan Barca seperti terbuang sia-sia. Hal itu didasari buruknya tiga pemain pemilik banderol tersebut, yaitu Antoine Griezmann, Ousmane Dembele, dan Martin Braithwaite. Penampilan mereka kurang optimal seusai Blaugrana ditahan 1-1 oleh Deportivo Alaves di Estadio de Mendizorroza, Minggu (1/11/2020).

Diturunkan sebagai starter bersama Lionel Messi dan Ansu Fati, Griezmann serta Dembele kesulitan menunjukkan kualitasnya. Griezmann memang mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-63 setelah Alaves membuka keunggulan melalui Luis Rioja (31). (Baca; Kehebatan Seseorang Bisa Diukur dari 3 Perkara Ini)

Tapi itu belum cukup mengingat banderolnya senilai 120 juta euro saat ditebus Barca 12 Juli 2019 . Griezmann gagal menambah gol meski Alaves kehilangan Jota Peleteiro yang diberi kartu merah (62). Sepanjang musim ini, penyerang Prancis tersebut baru menyumbangkan 1 gol.

Dembele bahkan sudah ditarik keluar pada menit ke-46 karena tidak berkembang. Pemain yang diboyong seharga 145 juta euro dari Borussia Dortmund, Agustus 2017, tersebut masih sulitn menemukan bentuk terbaiknya lantaran kerap dibebat cedera.

Adapun Braithwaite yang menggantikan Fati di pertengahan babak kedua urung memberikan dampak signifikan. Itu semakin mempertegas peran pemain yang direkrut dari Leganes senilai 18 juta euro, Februari lalu, itu hanya sebagai pelengkap semata.

Buruknya kinerja Griezmann, Dembele, dan Braithwaite membuat Ronald Koeman kecewa. Secara terbuka, pelatih asal Belanda tersebut mengkritisi barisan penyerangnya karena tidak bisa membuat banyak peluang dan gol.

“Saya khawatir dengan performa kami dalam menyerang. Ini bukan masalah sikap atau konsentrasi, tapi ini pertanyaan tentang menjadi lebih yakin di depan gawang. Itu terjadi pada kami saat melawan Juventus dan sekarang Alaves. Selain itu kami memberi Alaves gol,” keluh Koeman seperti dilansir Marca.

Koeman sejatinya berusaha menambah daya gedor dengan melakukan tiga pemain bertipe menyerang sekaligus, yaitu Pedri, Francisco Trincao, dan Miralem Pjanic yang masuk menggantikan Clement Lenglet, Dembele, dan Sergio Busquets di akhir babak pertama. Lalu ditambah masuknya Braithwaite menggantikan Fati di pertengahan babak kedua. Tapi Barca gagal menambah gol hingga akhir pertandingan. (Baca juga: Banyak Kaum Santri Sudah Berperan di Kancah Internasional)

"Saya tidak senang dengan performa kami di babak pertama. Saya membuat tiga perubahan karena saya tidak senang dan ada beberapa pemain dengan kartu kuning. Jika Anda mengkritik saya beberapa hari yang lalu karena membuat perubahan terlambat, kali ini saya membuat perubahan di babak pertama," cetus Koeman.

Hasil imbang memperpanjang catatan buruk Barca yang belum meraih kemenangan di 4 pertandingan terakhir Primera Liga (2 kali imbang, 2 kali kalah). Akibatnya Lionel Messi dkk terdampar di peringkat ke-12 dan tertinggal 8 poin dari rival utama, Real Madrid, yang memuncaki klasemen sementara Primera Liga (16 poin). “Saya tidak senang dengan babak pertama kami dan ada orang-orang di bangku cadangan dengan kemampuan mencetak gol. Saya ingin mengubah banyak hal untuk memenangi pertandingan,” tandasnya.

Di luar permasalahan teknis di lapangan, sinyal krisis Barca telah terjadi saat Koeman menggantikan Quique Setien 19 Agustus lalu. Ketika itu Koeman secara mengejutkan mempersilakan pilar utama macam Ivan Rakitic, Arturo Vidal, dan Luis Suarez pergi.

Keputusan tersebut membuat Messi kecewa kepada Koeman dan sempat meminta untuk dilego meski akhirnya memilih bertahan di Barca . Perseteruan sang kapten dengan Koeman diyakini membuat harmonisasi di ruang ganti terganggu. (Baca juga: Covid-19 Sebabkan Otak Menua 10 Tahun)

Aktivitas bursa transfer Barca musim panas lalu turut memberikan pengaruh atas performa negatif mereka. Seperti diketahui, lini depan tim meninggalkan lubang cukup besar selepas kepergian Luis Suarez ke Atletico Madrid. Koeman sebenarnya menginginkan Memphis Depay.

Negosiasi berjalan cukup baik, tetapi pemain asal Belanda tersebut urung merapat ke Camp Nou karena Barca tidak mampu membayar transfer yang diinginkan Olympique Lyon. Praktis hanya Messi dan Grizmann saja yang meyakinkan. Adapun Dembele dan Fati cenderung angin-anginan.

Permasalahan lainnya adalah lini belakang Barca keropos. Blaugrana telah kebobolan 6 gol dalam 4 pertandingan terakhir Primera Liga. Hal itu tidak terlepas dari cederanya beberapa pilar seperti penjaga gawang Marc-Andre Ter Stegen, Ronald Araujo, dan Samuel Umtiti. Kehilangan Araujo dan Umtiti paling berpengaruh karena stok bek tengah Barca hanya menyisakan Gerard Pique dan Lenglet. (Baca juga: Listrik Mati, Konsumen Bisa Ajukan Kompensasi ke PLN)

Apapun alasannya, Koeman harus segera mengembalikan Barca ke trek kemenangan bila ingin menjaga posisinya tetap aman. Respons positif wajib ditunjukkan Messi dkk, terutama saat menjamu Dinamo Kiev di Camp Nou pada pertandingan Grup G Liga Champions, Kamis (5/11).

Berbeda dengan Barca, Madrid semakin nyaman bertakhta di puncak klasemen sementara Primera Liga susai melibas Huesca 4-1, Sabtu (31/10). Empat gol Los Blancos masing-masing dicetak Eden Hazard (40), Karim Benzema (45, 90), dan Fede Valverde (54). Gol semata wayang Huesca disumbangkan David Ferreiro (74).

Pertandingan kontra Huesca terasa spesial bagi Hazard karena kembali bermain sejak Madrid berhadapan dengan Manchester City (Man City) di leg kedua babak 16 besar Liga Champions, 7 Agustus lalu. Dia berada di line-up Real Madrid. Itu juga menjadi gol pertamanya sejak 5 Oktober 2019 atau 392 hari.

Performa Hazard membuat pelatih Zinedine Zidane senang. Fitnya bintang Belgia tersebut menjadi modal penting Madrid jelang pertandingan Grup B Liga Champions melawan Inter Milan, Rabu (4/11). Zidane bahkan mengistirahatkan beberapa pemain utamanya saat kontra Huesca. Namun dia menegaskan kebijakan rotasi yang dilakukannya semata-mata untuk menjaga kebugaran tim. (Lihat videonya: Kerajinan tangan Bali yang kerap jadi Incaran Wisatawan)

"Kami harus melakukan perubahan, tetapi kami tidak memikirkan tentang pertandingan Liga Champions. Kami perlu istirahat dengan baik dan kami akan melihat bagaimana mempersiapkan pertandingan itu. Tapi, untuk saat ini kami harus menikmati tiga poin ini, "papar Zidane. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)