Bagi Pelatih Barcelona, Messi Bisa Jadi Duri Dalam Daging

Rabu, 04 November 2020 - 12:35 WIB
loading...
Bagi Pelatih Barcelona, Messi Bisa Jadi Duri Dalam Daging
Pemain Barcelona Lionel Messi berjabat tangan dengan pelatih Ronald Koeman setelah pertandingan melawan Real Madrid di Camp Nou, (24/10/2020). Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Sejauh ini tidak ada bukti nyata bagaimana Lionel Messi memiliki peran di luar lapangan seperti halnya di dalam lapangan. Sebelum akhirnya mantan pelatih Barcelona Quique Setien mengatakan bahwa Messi adalah pemain yang sulit dikendalikan, meski terlihat pendiam.

Selama ini, Messi disebut sebagai orang yang paling berpengaruh di Barca dalam banyak hal. Mulai penentu hasil pertandingan dengan kemampuannya, transfer pemain yang boleh datang dan pergi, dan siapa yang “boleh” menangani Barcelona di kursi pelatih. (Baca: Biaya Operasional Pendidikan terlambat Cair, Ada Apa?)

Terbaru, bagaimana dia memenangkan “pertarungan” melawan Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu yang akhirnya mengundurkan diri. Bartomeu mundur setelah mendapat desakan dan mosi tidak percaya dari pemilik suara setelah berseteru terkait kontrak Messi.

Bartomeu dianggap menjadi orang yang dengan sengaja menjadi penyebab ancaman Messi meninggalkan Camp Nou. Pernyataan Messi yang ingin pergi dari Barca memunculkan protes dan demonstrasi di depan Camp Nou.

Tudingan kemudian diarahkan kepada Bartomeu. Imbasnya, pria berusia 53 tahun itu mengatakan rela mundur asal Messi bertahan. Meski sempat menolak mundur, dia akhirnya mengundurkan diri bersama direksi yang selama ini setia.

“Messi sulit diatur. Siapa saya untuk mengubahnya! Anda melihat hal-hal yang tidak Anda harapkan. Dia sangat pendiam, tapi dia membuat Anda melihat hal-hal yang dia inginkan," kata Setien.

Pernyataan ini diperkuat dengan cerita yang disampaikan jurnalis Adria Albets. Dia mengisahkan salah satu insiden terpanas di ruang ganti antara Setien dan Messi. (Baca juga: Kenali dan Jangan remehkan gejala Long Covid)

Momen itu terjadi di Balaidos saat pertandingan liga melawan Celta pada Juni. Berbicara tentang program Què T'hi Jugues SER Catalunya, Albets mengenang momen ketika Setien mengkritik tajam tim atas kesalahan yang mereka buat saat bermain imbang 2-2 dengan Celta .

Messi tidak menyukai nada yang digunakan pelatih berbicara kepada para pemain dan memintanya menunjukkan rasa hormat yang lebih kepada tim yang telah memenangkan segalanya untuk dimenangkan. Gelar yang dimiliki para pemain jauh lebih banyak daripada milik Setien.

Mendengar itu, tensi Setien meninggi. Dan, memberi tahu Messi : "Jika Anda tidak menyukai apa yang saya katakan, di situ ada pintunya." Reaksi Messi, menurut SER Catalunya, adalah senyuman masam seakan mengasihani sang pelatih.

Berganti pelatih, peran Messi tetap dominan di Barca. Ronald Koeman yang sempat optimistis membangun generasi baru, tetap tak bisa lepas dari Messi. Pemain asal Argentina itu telah memainkan setiap menit dari delapan pertandingan Barcelona sejauh musim ini. Dia bermain selama 90 menit dalam enam pertandingan Blaugrana. Itu berarti pemain berusia 33 tahun itu telah bermain total 720 menit dalam dua bulan pertama musim ini. (Baca juga: Infeksi Virus Corona di Eropa Capai 11 Juta)

Sejak pulih dari cedera otot pada Oktober 2019, Messi hanya melewatkan dua pertandingan kompetitif untuk Barcelona, satu di Copa del Rey dan satu lagi di Liga Champions dengan tim Catalan sudah lolos dalam grup.

Melawan Dynamo Kiev di Nou Camp, Messi kemungkinan tetap akan menjadi pilihan utama, meski Koeman dapat memutuskan untuk memberi Messi istirahat. Pelatih Belanda itu pasti akan berpikir tentang bagaimana memberi nomor 10 beberapa waktu istirahat, dengan Barcelona di tengah jadwal pertandingan yang padat. Messi akan kembali ke Amerika Selatan pada November untuk kualifikasi Piala Dunia saat Argentina melawan Paraguay dan Peru .

Messi dibutuhkan untuk menebus penampilan mereka di liga jauh dari memuaskan. Dengan dua kemenangan (melawan Villarreal dan Celta), dua kali seri (melawan Sevilla dan Alaves), dan dua kekalahan dari Getafe dan Real Madrid, ini merupakan awal yang buruk bagi Koeman dan Barcelona dengan anggaran terbesar di divisi lebih dari 800 juta euro.

Pemain seperti Busquets, Gerard Pique, Alba, dan Messi jauh dari yang terbaik sehingga sudah memunculkan tanda tanya akan kemampuan pelatih asal Belanda itu. (Lihat videonya: Pilpres Bagi Diaspora Indonesia di Amerika Serikat)

Hasil ini adalah yang terburuk dari pelatih debutan mana pun sejak musim 1971/1972 ketika Rinus Michels mengambil alih dari Vic Buckingham. Saat itu, Barça memiliki pemain seperti Asensi, Rexach, dan Sadurni.

“Saya khawatir. Ini tidak normal bagi klub sekelas Barcelona, hanya meraih dua poin dari 12 poin terakhir yang tersedia. Ini bukan cuma soal sikap atau konsentrasi, ini masalah soal memanfaatkan peluang. Tak bisa diterima jika klub sekelas Barcelona menciptakan banyak peluang hanya untuk membuat satu gol," papar Koeman. (Maruf)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3180 seconds (0.1#10.140)