Tekanan Joan Mir Pada Tiga Seri Tersisa MotoGP

Sabtu, 07 November 2020 - 13:03 WIB
loading...
Tekanan Joan Mir Pada Tiga Seri Tersisa MotoGP
Joan Mir. Foto/MotoGP
A A A
VALENCIA - Joan Mir menjadi anomali di MotoGP. Berstatus non-unggulan, rider Suzuki Ecstar itu kini memimpin pacuan menuju gelar juara dunia. Tuntutan tampil konsisten pada tiga seri tersisa, utamanya di GP Eropa akhir pekan ini, dipikul pembalap berusia 23 tahun itu.

Sulit memprediksi rider yang akan menjadi juara dunia MotoGP 2020. Pembalap yang menghuni 5 besar klasemen hanya terpaut 28 poin. Dengan 3 seri tersisa, masih ada 75 poin yang diperebutkan seluruh pembalap. (Baca: Di Manakah Tempat Sifat Ikhlas Itu?)

Jika mengacu pada klasemen sementara pembalap, Joan Mir tentu menjadi favorit peraih mahkota dari juara bertahan Marc Marquez yang hingga kini masih berkutat dengan pemulihan cedera. Pembalap Spanyol itu memimpin dengan 137 poin.

Mir hanya selisih 14 poin dari Fabio Quartararo yang menempel ketat di peringkat kedua. Sementara dengan Maverick Vinales di posisi ketiga terpaut 19 poin dan dengan Franco Morbidelli 25 angka. Adapun Andrea Dovizioso di peringkat kelima tertinggal 28 poin.

Tipisnya selisih poin ini secara tidak langsung menjadikan Mir dalam tekanan. Pada tiga seri tersisa, dia dituntut menjaga konsistensi yang selama ini diperlihatkannya. Menyikapi hal tersebut, pembalap kelahiran 1 September 1997 itu tidak menampik bahwa mulai tertekan. Namun dia memilih mengabaikannya dan fokus dengan sepeda motornya.

“Ada lebih banyak tekanan karena kejuaraan mendekat akhir. Setiap dari kami merasa seperti ini akan segera berakhir. Nikmati saja momennya, kami akan lihat posisi apa yang akan kami selesaikan pada hari Minggu. Saya yakin dapat melakukan pekerjaan dengan baik, memberikan 100%, dan pada akhirnya kita akan melihat di mana kita berada,” katanya seperti dilansir foxsport. (Baca juga: Kampus Merdeka Siapkan Mahasiswa untuk Tantangan Global)

Peluangnya mengakhiri musim sebagai jawara di kelas para raja memang cukup besar. Hitungan matematisnya, Mir wajib mengamankan minimal 181 poin atau 44 angka pada 3 seri tersisa untuk memastikan gelar. Artinya dia cukup bermain aman dan memastikan finis di 5 besar di GP Eropa, GP Valencia, dan GP Portugal.

Menilik performanya, bukan masalah yang sulit bagi juara dunia Moto3 2017 itu untuk melampaui perolehan poin tersebut. Mir tercatat 5 kali naik podium pada 6 race terakhir.

Mir juga selalu mencatatkan hasil bagus saat menjalani balapan di Negeri Matador. Sejak mengalami crash pada seri pembuka di GP Spanyol dan posisi kelima di GP Andalusia, Mir 2 kali naik podium saat balapan back to back di Aragon dua pekan lalu.

Sementara itu dua seri selanjutnya digelar di tanah Spanyol, yakni di Sirkuit Ricardo Tormo Valencia, sebelum ditutup di Portugal. Catatan ini membuat Mir sangat dijagokan untuk menutup sebagai juara dunia. (Baca juga: Perkuat Imunitas dengan Konsumsi Buah)

Meski demikian Mir bukan tanpa sandungan. Suzuki Ecstar harus memperhitungkan faktor teknis dalam balapan mengingat masih ada potensi penentuan juara dunia dilakukan lewat tiebreak. Artinya jika poin Mir dengan Quartararo atau Franco Morbidelli sama atau dengan rider lainnya, pembalap dengan kemenangan terbanyak yang akan membawa pulang mahkota juara.

Hingga saat ini Mir tidak kunjung meraih podium pertama. Situasi ini membuat sang pembalap berpotensi mengukir sejarah baru meraih gelar juara dunia tanpa memenangi satu pun balapan.

“Sejujurnya saya tidak peduli dengan yang lain, saya hanya peduli dengan perasaan saya. Dengan tiga balapan lagi, itu bukan posisi yang buruk. Penting untuk terus seperti itu. Yang pasti kami bisa melihat ada banyak penantang gelar, lebih dari biasanya, tapi begitulah adanya. Saya tidak peduli dengan yang lain,” tambahnya.

Di sisi lain duo pembalap Petronas Yamaha SRT Quartararo dan Morbidelli cukup beruntung tidak mendapatkan penalti pengurangan poin menyusul hukuman untuk Yamaha lantaran menggunakan sparepart ilegal. Kejadian ini membuat keduanya optimistis bisa memangkas jarak dan meraih hasil terbaik dalam tiga balapan tersisa.

“Apa pun bisa terjadi, 75 poin dalam pertandingan itu. Semua pembalap yang ada di sini bisa memenangi kejuaraan, kami hanya harus tetap fokus,” kata Quartararo. (Baca juga: Kampaye Tatap Muka Meningkat, Kampanye Daring Turun)

Sejauh ini Quartararo sudah mengemas 3 kemenangan, masing-masing di GP Spanyol, GP Andalusia, dan GP Catalunya. Namun pembalap asal Prancis itu gagal menjaga konsistensi, termasuk dalam 3 balapan terakhir di mana dia sekali gagal dan finis di posisi kedelapan GP Aragon.

Sementara itu pembalap Monster Energy Yamaha Maverick Vinales menyatakan satu-satunya cara untuk menjegal Joan Mir meraih gelar juara di akhir musim adalah mengamankan podium pertama. Dia mengaku optimistis menghadapi 3 seri tersisa, terutama 2 balapan di Valencia.

“Sekarang kami memiliki 3 balapan di mana kami dapat menikmati banyak hal. Ini trek yang saya suka dan juga Portimao. Strategi kami sangat jelas: finis di depan dua orang itu (Mir dan Quartararo). Itu akan menjadi strategi utama untuk menutup celah di kejuaraan,” kata Vinales.

Di sisi lain, pembalap Yamaha Valentino Rossi diprediksi bisa kembali ke lintasan di GP Eropa menyusul hasil tes swab-nya menunjukkan negatif Covid-19. Jika terealisasi, The Doctor akan mengejar rekor podium ke-200 setelah selama 2 dekade bersaing di MotoGP. (Lihat videonya: Pemda DKI Jakarta Berencana Perpanjang PSBB Transisi)

“Rossi akan mengambil kesempatan ini untuk terbang ke Valencia malam ini," kata Yamaha dalam sebuah pernyataan. (Abriandi)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1326 seconds (0.1#10.140)