Era Pemain Belia di Tiga Klub Elite Primera Liga

Senin, 09 November 2020 - 11:33 WIB
loading...
Era Pemain Belia di Tiga Klub Elite Primera Liga
Ansu Fati berusaha melewati adangan para pemain Real Betis di Camp Nou, Barcelona, (7/11/2020). Fati menjadi salah satu pemain yang bersinar bersama tim Katalan di musim ini. Foto/dok
A A A
BARCELONA - Ketergantungan besar terhadap pemain-pemain senior mulai dikurangi tiga klub elite Primera Liga , Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid. Mereka menanamkan fondasi kuat dengan memberikan kepercayaan lebih kepada talenta mudanya.

Keberanian terhadap pemain-pemain muda ditunjukkan Barca di bawah komando Ronald Koeman. Nama-nama seperti Pedro Gonzalez alias Pedri (17 tahun), Sergino Dest (20 tahun), Ronald Araujo (21 tahun), Carles Alena (22 tahun), Ousmane Dembele (23 tahun), Francisco Trincao (20 tahun), Riqui Puiq (21 tahun), Frenkie de Jong (23 tahun), Ansu Fati (18 tahun), dan Junior Firpo (24 tahun) silih berganti diandalkan Blaugrana di berbagai kompetisi musim ini. (Baca: Pentingnya Tafakuri Diri)

Kemampuan mereka terbukti sanggup mengimbangi para seniornya. Hal itu terlihat saat Barca menggasak Real Betis 5-2 di Primera Liga, Sabtu (7/11). Gol-gol klub Katalan itu disumbangkan Dembele (22), Antoine Griezmann (49), Lionel Messi (61-pen, 82) dan Pedri (90). Dua gol Betis dicetak Antonio Sanabria (45) dan Loren Moron (73).

Pertandingan di Camp Nou itu begitu istimewa bagi Pedri. Dia menjadi pencetak gol termuda keempat dalam sejarah Barca di Primera Liga (17 tahun dan 348 hari) setelah Ansu Fati (16 tahun dan 304 hari), Bojan Krkic (17 tahun dan 53 hari), dan Messi (17 tahun dan 311 hari).

Apa yang diperlihatkan Pedri mengindikasikan dia benar-benar memaksimalkan kesempatan dari Koeman yang memasukkannya ke dalam tim. Ini merupakan kelima kalinya Pedri menjadi starter musim ini dan menyelesaikan pertandingan selama 90 menit untuk kedua kalinya.

Performa gemilang Pedri mengantarkan Barca melanjutkan tren positif mereka. Sejak ditumbangkan Real Madrid 1-3 di El Clasico (24/10), Blaugrana belum terkalahkan dalam 4 pertandingan terakhir pada semua kompetisi (3 kali menang, 1 kali imbang).

Meski senang dengan kemenangan yang diraih, Koeman menilai Barca seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol mengingat Griezmann gagal dalam eksekusi penalti di babak kedua dan Betis harus bermain dengan 10 orang ketika bek Aissa Mandi diberi kartu merah (60). (Baca juga: Sosialisasi Minim, Banyak Sekolah Tak tahu Penyederhanaan Kurikulum)

"Kami pantas menang dan juga memimpin lebih banyak gol di babak pertama. Kami memiliki banyak peluang dan kami gagal dalam mengeksekusi penalti. Kami masuk (pada babak pertama) hanya dengan 1-1, tetapi di babak kedua kami menjaga semangat tim kami dan mencetak 5 gol, bahkan yang seharusnya bisa lebih,” ungkap Koeman seperti dilansir marca.

Pelatih asal Belanda tersebut menganggap kemenangan atas Betis adalah modal penting menaikkan mental Barca sebelum menghadapi Atletico pada 22 November mendatang. Di sisi lain Koeman juga memasuki jeda internasional dengan kecemasan.

Fati yang digantikan Messi pada menit ke-46 mengalami cedera saat ditekel Mandi. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan Dr Ripoll dari Klinik Olahraga Ripoll dan De Prado, pemain berusia 18 tahun itu telah mengalami robek meniskus di kaki kiri dan kemungkinan absen hingga 5 bulan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2097 seconds (0.1#10.140)