Tenis Inggris Alami Kerugian Lebih Dari Rp 500 Miliar
loading...
A
A
A
LONDON - Penghasilan Badan Nasional Tenis Inggris (LTA) mengalami penurunan sekitar 40% atau 30 juta poundsterling (Rp561 miliar) pada 2020. Kerugian ini akibat terdampak Covid-19. ImbasnyaLTA berencana mengatur keuangan yang mulai berantakan setelah Wimbledon 2020 ditiadakan.
Mereka akan akan berusaha mengembalikan masalah keuangannya kembali normal dengan salah satunya mengadakan turnamen Grand Slam lapangan rumput itu secara tertutup tahun depan. Untuk jangka pendek, banyak hal yang harus diperhatikan yaitu besarnya pembayaran tahunan yang dilakukan All England Club (AELTC) (venue Wimbledon) ke LTA.
Apalagi. Wimbledon yang dibatalkan tahun ini tentu akan mempengaruhi jumlah yang dibayarkan. Penghasilan LTA untuk tahun 2020 dipengaruhi hilangnya pendapatan tiket, kehadiran penonton, dan sponsor. Terbesar tentu saja dari Grand Slam lapangan rumput tersebut. Kekurangan ini juga ditambah dengan membatalkan acara Wimbledon lebih awal, meski pemerintah memberikan sebagian gaji karwayan sebesar 15%, dan menghemat 10 juta poundsterling di tempat lain.
Kini, All England Club sedang mempersiapkan tiga skenario untuk Wimbledon 2021, salah satunya menggelar turnamen secara tertutup. Apalagi, asuransi pandemi tidak diberikan lagi. "Mengingat kisaran signifikan dalam implikasi keuangan, kami akan menggelar dengan pintu tertutup sebagai skenario yang paling buruk. Ini tanggung jawab kami untuk merencanakan dengan sangat hati-hati dan terus mengambil pendekatan yang bijaksana," kata kepala eksekutif LTA Scott Lloyd.
Meski, Lloyd mengatakan, tahun depan situasinya mungkin belum akan membaik apalagi pulih seperti sedia kala. "Kami juga harus ingat bahwa apapun bentuk acara yang akan datang, kemungkinan prospek ekonomi akan tetap sulit dan pasar untuk sponsor dan keramahtamahan akan tetap tertekan selama beberapa tahun kedepan," tandasnya.
(ruf)