Kalender Internasional Tuai Kritikan, Pemain Merasa Jadi Mesin Uang

Jum'at, 13 November 2020 - 11:35 WIB
loading...
Kalender Internasional Tuai Kritikan, Pemain Merasa Jadi Mesin Uang
Kontroversi seputar kalender internasional terus menghadirkan kritikan. Bukan hanya dari klub, para pemain mulai lantang menyuarakan keresahannya. Foto/Reuters
A A A
LEIPZIG - Kontroversi seputar kalender internasional terus menghadirkan kritikan. Bukan hanya dari klub, para pemain mulai lantang menyuarakan keresahannya terhadap dampak negatif padatnya jadwal pertandingan.

Keprihatinan tersebut dilontarkan bintang Real Madrid dan Jerman, Toni Kroos. Kroos dengan tegas menyinggung FIFA dan UEFA . Dia mengklaim bahwa badan penyelenggara sepak bola tersebut memperlakukan pemain seperti “boneka” dengan memperluas turnamen dan menciptakan kompetisi baru. (Baca: Gelombang PHK Tak Terbendung, Pengangguran di Bekasi Melonjak)

Gelandang 30 tahun tersebut mengkritik pembentukan UEFA Nations League yang memasuki musim kedua, serta Piala Dunia Antarklub yang diperluas FIFA, yang dijadwalkan berlangsung pada 2021 sebelum akhirnya ditunda karena pandemi Covid-19.

Kroos menilai bergulirnya kompetisi-kompetisi tersebut memberikan keuntungan bagi pihak-pihak tertentu, tetapi yang paling dirugikan adalah para pemain itu sendiri. "Dengan penemuan semua hal baru ini, kami tampaknya hanya menjadi boneka FIFA dan UEFA ," sindir Kroos, dilansir Dailymail.

Menurut Kroos, kompetisi-kompetisi tersebut diciptakan untuk menyedot segalanya dari setiap pemain secara fisik dan menyedot uang sebanyak mungkin. Dia juga mengecam konsep Liga Super Eropa, sebuah liga masa depan yang melibatkan tim-tim top di Eropa. (Baca juga: Kenali Ciri-ciri Rumah Tangga Diganggu Setan Dasim)

Kompetisi tersebut diperkirakan melibatkan antara 16 dan 18 tim, dan akan dimainkan pada pertengahan pekan selama musim normal klub Eropa. Nantinya tim dengan performa terbaik memasuki kompetisi sistem gugur untuk mencari juaranya.

Ide Liga Super Eropa telah dibahas selama beberapa waktu tetapi perdebatan seputar kompetisi di masa depan telah muncul di tengah ketidakpastian keuangan dalam sepak bola, dengan klub-klub merasakan dampak besar akibat pandemi Covid-19.

Kroos menilai, berbagai kompetisi baru tersebut hanya akan menambah masalah bagi klub dan para pemain karena telah memiliki jadwal padat di kompetisi domestik maupun Eropa. Alih-alih mendukung kompetisi baru, dia mengajak para pemangku kepentingan menjaga kompetisi yang telah berjalan tanpa ada niatan mengubah atau menghilangkannya. (Baca juga: Manfaat Produk Herbal untuk Ibu Hamil dan Menyusui)

“Saya yakin kompetisi domestik dan Liga Champions adalah 'produk top' yang tidak boleh dicampuri. Ketika hal-hal tertentu berjalan dengan baik, adalah ide yang baik untuk membiarkannya seperti itu," tambah pemain kelahiran Greifswald, Jerman tersebut.

Meski demikian, pemain yang mengaku ingin mengakhiri kariernya di Madrid tersebut akan tetap profesional, terutama saat memperkuat Jerman di dua pertandingan Nations League. Meski tidak dimainkan saat timnya menang 1-0 atas Republik Ceko di pertandingan uji coba, Kamis (12/11), Kroos akan diandalkan Pelatih Joachim Loew ketika Der Panzer menghadapi Ukraina, Minggu (15/11) dan Spanyol, Rabu (18/11).

Kroos dan pemain-pemain Eropa lainnya terbilang lebih beruntung karena membela tim nasionalnya di benuanya sendiri. Di sisi lain, pemain-pemain dari benua lain yang merumput di Eropa merasakan dampak padatnya dari kalender internasional karena harus menempuh perjalanan panjang hanya untuk memperkuat tim nasional.

Contohnya adalah Lionel Messi. Kapten Barcelona tersebut bersama bintang lainnya Angel di Maria (Paris Saint Germain) dan Lautaro Martinez (Inter Milan) terbang selama berjam-jam ke Buenos Aires demi membela Argentina yang dijadwalkan menghadapi Paraguay pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONMEBOL, pagi ini, dan Peru, Rabu (18/11). (Baca juga: Pandemi Bikin Para Pembeli Properti Turun Kasta)

Lalu ada juga pemain-pemain Amerika selatan lainnya, semisal Alisson Becker dan Roberto Firmino (Liverpool) hingga Gabriel Jesus (Manchester City) yang dijadwalkan tampil untuk Brasil saat menjamu Venezuela di Sao Paulo, Sabtu (14/11), dan Uruguay, Rabu (18/11).

Kendati lelah karena menempuh penerbangan jarak jauh, semangat tetap menyelimuti punggawa Selecao. Jesus misalnya. Belum fitnya Neymar Jr yang mengalami cedera paha membuat kansnya menjadi starter melawan Venezuela terbuka lebar.

Jesus menilai Neymar memang pilar penting, namun Brasil memiliki skuad berkualitas sehingga siapa pun yang diturunkan akan siap berjuang. Jesus berharap torehan dua golnya di dua pertandingan terakhir bersama Man City menjadi bahan pertimbangan Pelatih Tite agar menurunkannya sebagai andalan lini depan Selecao.

Komposisi skuad mumpuni menjadi modal penting Brasil melanjutkan tren bagus mereka yang selalu menang di tiga pertandingan terakhir dan mencetak 12 gol. Saat ini, Thiago Silva dkk bertengger di puncak klasemen sementara CONMEBOL (enam poin) dan hanya unggul selisih gol dari Argentina. (Lihat videonya: Angin Puting Beliung Rusak Sejumlah Rumah)

"Jika menyangkut tim nasional, setiap orang harus berbagi tanggung jawab, tidak bisa begitu saja bertumpu pada satu orang. Semua orang ada di sini karena suatu alasan. Saya selalu ingin datang dan membantu, dan kali ini saya datang dengan 100% fokus membantu Brasil meraih hasil bagus di kualifikasi Piala Dunia 2022,” tegas Jesus. (Alimansyah)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5189 seconds (0.1#10.140)