Kisah Kaisy Khademi: Petinju Inggris Selamat dari Perang Afghanistan

Sabtu, 27 Februari 2021 - 11:11 WIB
loading...
Kisah Kaisy Khademi: Petinju Inggris Selamat dari Perang Afghanistan
Kisah Kaisy Khademi: Petinju Inggris Selamat dari Perang Afghanistan/The Sun
A A A
Kisah Kaisy Khademi, petinju Inggris yang melarikan diri dari perang Afghanistan dan penguasaan Taliban saat berusia empat tahun begitu mengiris hati. Khademi mengenang kembali perjuangannya bisa mendarat di Inggris hingga menjadi petinju.

Berusia empat tahun, setelah salah satu saudara laki-lakinya terbunuh oleh perang yang menghancurkan rumahnya, Khademi dan keluarganya memulai perjalanan mengerikan mereka menuju Inggris. Ketika Taliban mengusir mereka dari Pakistan, perjalanan itu membawa mereka ke Rusia, Slovakia, Hungaria, Jerman, dan Calais sampai mereka berhasil mencapai Inggris di mana dia akhirnya mendapat kesempatan untuk hidup sendiri. Bila mengingat perjalanan itu, hati Khademi perih seperti tersayat sembilu.



Kini, Khademi sudah aman berada di Inggris melanjutkan hidup sebagai petinju. Karirernya cukup bagus. Petinju kelas terbang super berusia 26 tahun itu malah tampil di acara BT Sport pada Sabtu malam di Copperbox di London Timur. ’’Ini benar-benar tanah harapan,”kata Khademi. ’’Saya ingin menjadi panutan bagi siapa saja yang harus melalui jalur yang sama, untungnya saya menemukan tinju,’’lanjutnya.

’’Tertangkap selalu menjadi ketakutan terbesar kami karena, tanpa dokumen, tidak ada yang dapat mengidentifikasi Anda jika Anda ditemukan tewas di negara asing. Saya telah melihat cerita seperti ini bahkan baru-baru ini.’’

’’Polisi perbatasan tidak ingin Anda masuk ke negara mereka dan menghukum Anda sehingga tertangkap adalah ketakutan terbesar. Ketika saya berusia enam tahun, kami harus meninggalkan Pakistan dan kami harus balapan melalui hutan dan sungai, saya memiliki paman dan bibi yang menggendong saya di punggung mereka.’’

’’Sekarang saya mencoba untuk melihatnya kembali sebagai sebuah petualangan. Dan sekarang, selain Tuhan, tidak ada lagi yang perlu saya takuti.’’

Di akhir perjalanannya, Khademi bersembunyi di dalam truk berpendingin dan - bahkan terbungkus dalam setiap pakaian yang berhasil dibawanya - dia hampir mati kedinginan. Akhirnya dia tiba di Dalston sebagai anak berusia delapan tahun dan menetap di sebuah flat di atas toko ikan dan keripik.


Seorang saudara laki-laki dan pamannya yang lain selamat dari perjalanan sebelumnya dan mulai bekerja, melakukan tiga pekerjaan dan hanya tidur empat jam dalam semalam. Kehidupan seperti itulah yang diimpikan Khademi selama empat tahun perjalanannya. ’’Saya tahu banyak orang yang mencoba melakukan perjalanan yang sama dan tidak berhasil,” katanya.

’’Saya mengenal orang-orang yang datang dan, membutuhkan uang dengan cepat, mereka mencoba membuatnya dengan mudah melalui kejahatan dan telah dikirim kembali atau dikirim ke penjara. Tapi saya selalu ingin membuat yang terbaik dari kesempatan ini, benar-benar kesempatan kedua ini.’’

’’Begitu kami sampai di sini pada tahun 2002, rasanya seperti surga,’’ katanya. ’’Begitu tenang dan santai, itu adalah perasaan terbaik.’’
(aww)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2437 seconds (0.1#10.140)