Jurus Sukses di Luar Lapangan Atlet Futsal Tely Limas Sarendra
loading...
A
A
A
Liga Futsal Profesional 2020 (LFP 2020) sudah selesai digelar. Di kelas Putra, tim Black Steel Manokwari menjadi pemenang. Sementara untuk Putri, Persiba Female mengangkat trofi, sekaligus mempertahankan gelar Juara LFP 2019.
Bagi sebagian atlet, terutama di masa pandemi Covid19, berakhirnya LFP 2020, bermakna awal dari penantian dan ketidakpastian karier mereka sebagai atlet profesional.
Namun, tidak sedikit atlet yang lebih beruntung. Bagi mereka, seremoni penutupan final LFP 2020 adalah momentum untuk mengeksplor keahlian masing-masing, tanpa memusingkan berbagai problem yang masih dihadapi atlet secara umum.
Contohnya adalah Teguh Limas Sarendra, atlet klub SKN Kebumen. Bagi Teguh, Final LFP 2020 adalah awal dari kegiatan rutin lainnya. Tely, begitu dia disapa, sudah kembali bekerja sebagai karyawan di bagian sumber daya manusia Bank Indonesia. Selain itu, brand ambassador salah satu merk perlengkapan olahraga itu juga mengaku masa vakum kompetisi membuka peluang untuk bisa memulai usaha baru.
"Saat ini saya kembali ke kantor (Bank Indonesia), tidak lupa fisioterapi rutin, seminggu 4-5 kali. Dan bersama istri serta keluarga menjalankan usaha baru Sate Rontok Bang Tely," katanya.
Tely memang contoh dari sedikit atlet futsal bertalenta yang beruntung. Kreatifitasnya di lapangan, telah membantu alumni Universitas Indonesia itu selalu mencari peluang, terlebih Tely menyadari, betapa faktor ekonomi dan usia menjadi dua hal penting yang membutuhkan persiapan matang.
"Di futsal kita semua tahu bagaimana pemasukan teman-teman atlet futsal, durasi kontrak yang pendek, musim yang belum panjang, ditambah sadar akan usia produktif atlet futsal. Jadi memang atas dasar itu merasa perlu disiapkan strategi dan usaha untuk masa depan."
Selain keterampilan dan kemauan, sebagai orang yang mengurusi karyawan dalam sebuah organisasi besar, Tely juga dengan arif menitipkan pesan untuk teman-teman sejawat, bahwa keahlian di lapangan menjadi kehilangan makna bila tidak diimbangi dengan kepribadian yang baik.
Tely juga mengatakan, kepribadian yang baik tidak hanya menjadikan seseorang sebagai atlet pujaan masyarakat, tapi juga akan memberikan kebaikan saat seorang atlet harus meninggalkan lapangan untuk selamanya.
"Agar kita juga bisa memiliki poin lebih baik bagi sekeliling kita. Jadi tidak hanya membangun skill di lapangan, tapi juga membangun image dan potensi di luar lapangan, yang kemudian akan memudahkan jika ingin memulai usaha, ataupun ingin melakukan kegiatan-kegiatan lain yang juga produktif," pungkasnya
Bagi sebagian atlet, terutama di masa pandemi Covid19, berakhirnya LFP 2020, bermakna awal dari penantian dan ketidakpastian karier mereka sebagai atlet profesional.
Namun, tidak sedikit atlet yang lebih beruntung. Bagi mereka, seremoni penutupan final LFP 2020 adalah momentum untuk mengeksplor keahlian masing-masing, tanpa memusingkan berbagai problem yang masih dihadapi atlet secara umum.
Contohnya adalah Teguh Limas Sarendra, atlet klub SKN Kebumen. Bagi Teguh, Final LFP 2020 adalah awal dari kegiatan rutin lainnya. Tely, begitu dia disapa, sudah kembali bekerja sebagai karyawan di bagian sumber daya manusia Bank Indonesia. Selain itu, brand ambassador salah satu merk perlengkapan olahraga itu juga mengaku masa vakum kompetisi membuka peluang untuk bisa memulai usaha baru.
"Saat ini saya kembali ke kantor (Bank Indonesia), tidak lupa fisioterapi rutin, seminggu 4-5 kali. Dan bersama istri serta keluarga menjalankan usaha baru Sate Rontok Bang Tely," katanya.
Tely memang contoh dari sedikit atlet futsal bertalenta yang beruntung. Kreatifitasnya di lapangan, telah membantu alumni Universitas Indonesia itu selalu mencari peluang, terlebih Tely menyadari, betapa faktor ekonomi dan usia menjadi dua hal penting yang membutuhkan persiapan matang.
"Di futsal kita semua tahu bagaimana pemasukan teman-teman atlet futsal, durasi kontrak yang pendek, musim yang belum panjang, ditambah sadar akan usia produktif atlet futsal. Jadi memang atas dasar itu merasa perlu disiapkan strategi dan usaha untuk masa depan."
Selain keterampilan dan kemauan, sebagai orang yang mengurusi karyawan dalam sebuah organisasi besar, Tely juga dengan arif menitipkan pesan untuk teman-teman sejawat, bahwa keahlian di lapangan menjadi kehilangan makna bila tidak diimbangi dengan kepribadian yang baik.
Tely juga mengatakan, kepribadian yang baik tidak hanya menjadikan seseorang sebagai atlet pujaan masyarakat, tapi juga akan memberikan kebaikan saat seorang atlet harus meninggalkan lapangan untuk selamanya.
"Agar kita juga bisa memiliki poin lebih baik bagi sekeliling kita. Jadi tidak hanya membangun skill di lapangan, tapi juga membangun image dan potensi di luar lapangan, yang kemudian akan memudahkan jika ingin memulai usaha, ataupun ingin melakukan kegiatan-kegiatan lain yang juga produktif," pungkasnya
(aww)