Cavani Bertahan di Man United, Akhir Karier Martial di Old Trafford?
loading...
A
A
A
MANCHESTER - Penyerang Manchester United Anthnoy Martial harue mengembalikan performa terbaiknya jika ingin bertahan di Old Trafford. Sukses Man United mempertahankan Edinson Cavani menjadi sinyal striker Prancis itu wajib kerja keras jika ingin tetap menjadi pilihan Pelatih Ole Gunnar Solskjaer.
Penampilan Martial mendapat pujian di paruh akhir musim 2019/2020, mengingat Cavani sebagian besar masih digunakan sebagai opsi cadangan. Tapi, untuk musim depan, ada kemungkinan Solskjaer akan lebih banyak menggunakan tenaga Cavani sebagai juru gedor utama, mengingat kualitas penampilannnya yang terus menanjak bersama The Red Devils.
Dalam beberapa pekan terakhir, performa Cavani telah mencapai level lain. Laporan Livescore menyebut, sejak awal April, mencetak delapan gol dalam tujuh penampilan di semua kompetisi.
Laju ini telah membantunya mencapai rasio menit per gol 124,1. Satu-satunya penyerang di Liga Primer Inggris (lima gol atau lebih) yang bisa lebih baik darinya adalah Gareth Bale (110,2 menit per gol), Kelechi Iheanacho (110), Olivier Giroud (106,3).
Sementara Martial, sempat memunculkan harapan awal musim lalu, setelah menjadi salah satu pemain yang menonjol, dengan enam golnya dari sembilan pertandingan. Dia hanya diungguli oleh Danny Ings, Harry Kane (keduanya tujuh dari sembilan), Michail Antonio (delapan dari sembilan) dan Raheem Sterling (sembilan) dalam sembilan).
Namun belakangan sebelum cedera, produktivitasnya menurun. Enam gol non-penalti yang dikemasnya berasal dari nilai xG (angka harapan atau kualitas peluang sebuah tembakan menjadi gol) 9,7, yang berarti dia membuang lebih banyak peluang daripada pemain rata-rata biasanya.
Pengukuran xG menggunakan skala 0 hingga 1. Semakin besar kemungkinan gol terjadi, ditandai dengan angka suatu peluang mendekati nilai 1.
Penampilan Martial mendapat pujian di paruh akhir musim 2019/2020, mengingat Cavani sebagian besar masih digunakan sebagai opsi cadangan. Tapi, untuk musim depan, ada kemungkinan Solskjaer akan lebih banyak menggunakan tenaga Cavani sebagai juru gedor utama, mengingat kualitas penampilannnya yang terus menanjak bersama The Red Devils.
Dalam beberapa pekan terakhir, performa Cavani telah mencapai level lain. Laporan Livescore menyebut, sejak awal April, mencetak delapan gol dalam tujuh penampilan di semua kompetisi.
Laju ini telah membantunya mencapai rasio menit per gol 124,1. Satu-satunya penyerang di Liga Primer Inggris (lima gol atau lebih) yang bisa lebih baik darinya adalah Gareth Bale (110,2 menit per gol), Kelechi Iheanacho (110), Olivier Giroud (106,3).
Sementara Martial, sempat memunculkan harapan awal musim lalu, setelah menjadi salah satu pemain yang menonjol, dengan enam golnya dari sembilan pertandingan. Dia hanya diungguli oleh Danny Ings, Harry Kane (keduanya tujuh dari sembilan), Michail Antonio (delapan dari sembilan) dan Raheem Sterling (sembilan) dalam sembilan).
Namun belakangan sebelum cedera, produktivitasnya menurun. Enam gol non-penalti yang dikemasnya berasal dari nilai xG (angka harapan atau kualitas peluang sebuah tembakan menjadi gol) 9,7, yang berarti dia membuang lebih banyak peluang daripada pemain rata-rata biasanya.
Pengukuran xG menggunakan skala 0 hingga 1. Semakin besar kemungkinan gol terjadi, ditandai dengan angka suatu peluang mendekati nilai 1.