Piala Eropa 2020: Roberto Martinez, 'Malaikat Pelindung' si Iblis

Senin, 31 Mei 2021 - 10:01 WIB
loading...
Piala Eropa 2020: Roberto...
Roberto Martinez pernah menyatakan terlalu muda untuk menjadi pelatih timnas Belgia. Pernyataan itu disampaikannya setahun sebelum dirinya diperkenalkan sebagai pelatih Setan Merah / Foto: Instagram Roberto Martinez
A A A
BRUSSEL - Roberto Martinez pernah menyatakan terlalu muda untuk menjadi pelatih timnas Belgia . Pernyataan itu disampaikannya setahun sebelum dirinya diperkenalkan sebagai pelatih Setan Merah.

Sejak tiba pada 2016, Martinez agak sedikit kebingungan. Maklum saja, selama sembilan tahun ia terbiasa menangani klub. Enam bulan pertama terasa berat buat pelatih berkepala plontos.

Pasalnya, Martinez ingin menjalani pekerjaan dengan cara yang sama seperti saat ia masih menangani klub. Tetapi ia menyadari bahwa ini merupakan pertarungan yang tidak bisa ia menangkan.

BACA JUGA: Gagal Juara Liga Champions, Guardiola Akui Man City Alami Banyak Kerugian

"Di klub sehari-hari, ada lebih banyak ruang untuk bermanuver. Anda memiliki 60 sesi untuk memersiapkan pertandingan pertama musim ini. Di level internasional (timnas Belgia), Anda memiliki tiga sesi dan tidak ada margin untuk kesalahan. Cara kerja, meskipun lebih langka, jauh lebih intens. Mereka adalah dua pekerjaan yang sangat berbeda, tetapi saya akan menyarankan semua orang untuk mengambil langkah dalam sepak bola internasional. Itu mengubah cara Anda bekerja," jelas Martinez dikutip dari Marca, Minggu (30/5/2021).

Sekarang Martinez ibarat 'malaikat pelindung' buat si iblis (Setan Merah). Tangan dinginnya dalam meracik strategi hingga tatapan tajamnya melihat pemain beraksi di lapangan hijau membuat Belgia mulai diperhitungkan.

Pada 2018, Belgia keluar sebagai juara ketiga usai mengalahkan Inggris. Di turnamen sepak bola empat tahunan itu Setan Merah tidak hanya tim dengan skor tertinggi saja, mereka juga punya rapor bagus dengan hanya kalah empat pertandingan.

BACA JUGA: Hasil Balapan MotoGP Italia dan Klasemen Pembalap, Minggu (30/5/2021)

"Kuncinya adalah menyadari bahwa bakat memenangkan pertandingan, tetapi tidak membuat Anda sukses dalam turnamen besar. Klasifikasi terbaik Belgia adalah tempat keempat di Mexico'86. Bakat para pemain kami tidak dapat disangkal, tetapi kami kekurangan dinamika grup, bagaimana menjadi kompetitif, dan bereaksi terhadap kesulitan. Sorotan dari petualangan kami di Piala Dunia 2018 bukanlah peringkat ketiga, tetapi bagaimana kami sampai di sana," cetus Martinez.

"Kami tiba di momen kritis setelah terjatuh di Piala Eropa 2016. Pertandingan dengan Spanyol itu membuat kami mengerti bahwa kami harus berubah dengan cepat dan menemukan pola permainan yang berbeda untuk memuji kebajikan besar yang dimiliki tim ini."

Pada 27 Mei 2021, FIFA merilis sistem peringkat tim nasional dan Belgia menduduki posisi pertama. Bagi Martinez , seberapa penting menjadi nomor 1 di peringkat FIFA selama tiga tahun?

"Ini memberi Anda kesempatan untuk melanjutkan pekerjaan Anda seolah-olah Anda berada di klub dan untuk secara positif memengaruhi generasi masa depan. Ini juga membantu Anda memotivasi pemain saat turnamen tiba. Generasi ini berhasil menjadi nomor 1 dalam ranking FIFA selama tiga tahun di negara berpenduduk 11 juta jiwa dan jumlah perizinan yang terbilang rendah," tutur Martinez.

Dalam beberapa tahun terakhir Martinez kerap dikaitkan dengan Real Madrid, Barcelona dan timnas Spanyol. Bagaimana tanggapan pelatih berusia 47 tahun tersebut?

"Saya sangat buruk dalam memprediksi. Ketika saya tiba, niat saya adalah menghabiskan dua tahun dan mengelola klub lagi. Tetapi Belgia dan saya telah tumbuh dan saya memiliki kontrak hingga 2022. Kita akan lihat apa yang terjadi. Anda selalu menyukai rumor semacam itu karena itu mencerminkan kerja baik Anda, tetapi sekarang semua konsentrasi saya ada pada Piala Eropa 2020 yang telah kita tunggu selama tiga tahun," pungkas Martinez.
(mirz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.140)