Menpora: Semangat Juang Markis Kido Patut Diteladani Pebulu Tangkis Muda

Selasa, 15 Juni 2021 - 16:02 WIB
loading...
Menpora: Semangat Juang Markis Kido Patut Diteladani Pebulu Tangkis Muda
Momen haru menyelimuti prosesi pemakaman Markis Kido di Pemakaman Umum Kebon Nanas, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, Selasa (15/6) pagi / Foto: Kemenpora
A A A
JAKARTA - Momen haru menyelimuti prosesi pemakaman Markis Kido di Pemakaman Umum Kebon Nanas, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, Selasa (15/6) pagi. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyampaikan duka mendalam atas berpulangnya pahlawan bulu tangkis Indonesia.

Dari ruang media center Kemenpora, Menpora Amali mengucapkan duka yang cukup mendalam atas meninggalnya Markis Kido . "Kita seluruh masyarakat kehilangan salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia, kepergiannya memang begitu cepat dan cukup mengagetkan. "Kita semua sangat berduka atas meninggalnya Markis Kido diusia yang sangat muda 36 tahun," kata Menpora Amali, Selasa (15/6/2021).

BACA JUGA: Tangisan Istri Iringi Pemakaman Markis Kido

Menpora berharap prestasi yang diukir Markis Kido untuk Indonesia patut diteladani pagi para pebulu tangkis muda. "Dia banyak mengukir juara baik di tingkat Asia maupun Dunia (Olimpiade Beijing), semangat juangnya dapat menjadi contoh para pebulu tangkis penerusnya," tambahnya.

Adik almarhum, Bona Septano usai pemakaman menuturkan bahwa tidak ada firasat apa-apa. Bahkan pagi hingga siang bersama ibunda tercinta Kido (panggilan akrabnya) masih makan di luar rumah dan banyak bercanda.

"Tidak ada firasat, meskipun memang beberapa hari mengeluh sakit tapi sudah biasa memang selalu minum obat hipertensi. Waktu izin ke ibu sore sebenarnya dilarang tapi karena katanya hanya main biasa sama teman-teman diizinkan sama ibu," tutur Bona.

BACA JUGA: Siwo PWI Pusat: Markis Kido Layak Dimakamkan di TMP Kalibata

Dimata keluarga, Markis Kido merupakan sosok yang bertanggungjawab, perhatian dan sayang pada semuanya. Selalu membimbing adik-adik untuk terus bersemangat menekuni hal-hal yang disenangi untuk masa depannya.

"Uda luar biasa, perhatian, sayang dan tanggung jawab terhadap keluarga. Selalu membimbing adik-adiknya," tambahnya.

Sementara Chandra Wijaya yang hadir pada pemakaman tersebut menyampaikan turut berduka cita, dia banyak memiliki kenangan bersama almarhum. Salah satunya ketika memberikan pertolongan pertama saat kejadian tersungkur di lapangan jelang ajalnya.

"Semalam ia bermain biasa sebenarnya, saya sempat foto-foto. Pas saya lihat mau tersungkur saya langsung menghampiri dan memberikan pertolongan pertama hingga membawa ke RS Omni (terdekat)," kisahnya sambil menyeka air mata.

Chandra memuji bahwa seniornya itu adalah sosok luar biasa. Pertama, jarang kejadian manusia yang memiliki riwayat hipertensi namun bisa menjadi juara dunia. "Dapat dibilang langka ya, sebenarnya memang ada riwayat hipertensi dari dulu memang begitu, tapi bisa menjadi juara dunia, bahkan kemarin saat vaksin bareng kelihatannya ia tidak jadi karena tensinya tinggi," katanya.

Yang kedua, sebagai senior ia terus menularkan semangat juang kepada junior, bahkan tradisi emas Olimpiade dapat dipertahankan. "Sebagai senior selalu menularkan semangat juang kepada junior, bahkan tradisi emas Olimpiade Beijing ia tunjukkan," pungkas Chandra.
(yov)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1884 seconds (0.1#10.140)