Inggris Bersatu Bela Rashford, Sancho, Saka, PM Boris Bersumpah Pidanakan Pelaku Rasisme

Selasa, 13 Juli 2021 - 10:33 WIB
loading...
Inggris Bersatu Bela Rashford, Sancho, Saka, PM Boris Bersumpah Pidanakan Pelaku Rasisme
Inggris Bersatu Bela Rashford, Sancho, Saka, PM Boris Bersumpah Pidanakan Pelaku Rasisme/The Sun
A A A
Inggris bersatu di belakang 3 bintang Inggris yang mengalami pelecehan rasisme keji pasca kalah adu penalti di final Piala Etopa 2020. Marcus Rashford , 21, Jadon Sancho , 20, dan Bukayo Saka , 19, menerima pelecehan rasisme via online yang keji setelah gagal mengeksekusi penalti dalam adu penalti melawan Italia di final Piala Eropa pada Minggu lalu.

Perdana Menteri Boris Johnson yang marah bersumpah memidanakan pelaku rasisme yang melecehkan Rashford, Sancho, dan Saka. PM Boris meminta polisi menyeret pelaku rasis ke pengadilan. ’’Kepada mereka yang telah mengarahkan pelecehan rasis pada beberapa pemain, saya mengatakan rasa malu pada Anda. Saya harap Anda akan merangkak kembali ke bawah batu tempat Anda muncul,’’tegas Boris.



Dia memuji para pemain Inggris sebagai "pahlawan" dan mengatakan dia "sedih dan sedih" tetapi "dipenuhi dengan kebanggaan" seperti jutaan orang ketika dia bangun kemarin. Johnson juga berterima kasih kepada manajer Three Lions Gareth Southgate “untuk kampanye terbaik oleh tim Inggris mana pun di turnamen mana pun yang saya ingat.”

Dia menambahkan: “Mereka membuat sejarah. Mereka mengangkat semangat kami – dan mereka membawa kegembiraan ke negara ini dan saya tahu mereka akan terus melakukannya.”

Pangeran William - yang menghadiri final di Wembley bersama istri Kate dan Pangeran George, turut menyuarakan keprihatinannya. Dia mengunggah cuitan: “Saya muak dengan pelecehan rasis yang ditujukan kepada pemain Inggris setelah pertandingan tadi malam. Benar-benar tidak dapat diterima bahwa para pemain harus menanggung perilaku menjijikkan ini. Itu harus dihentikan sekarang dan semua yang terlibat harus bertanggung jawab.”



Bos timnas Inggris Gareth Southgate, 50, menyebut pelecehan yang dihadapi para pemainnya "tidak termaafkan".
''Bukan itu yang kami perjuangkan. Kami telah menjadi mercusuar dalam menyatukan orang-orang, orang-orang yang bisa berhubungan dengan tim nasional, dan tim nasional berdiri untuk semua orang dan kebersamaan itu harus terus berlanjut.

''Kami telah menunjukkan kekuatan yang dimiliki negara kami ketika bersatu dan memiliki energi dan kepositifan bersama.”
(aww)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)