Gregoria Mariska Ngaku Sempat Gugup Lakoni Debut di Olimpiade
loading...
A
A
A
TOKYO - Kemenangan diperoleh wakil Indonesia di nomor tunggal putri cabor bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 , Gregoria Mariska Tunjung pada laga perdananya di fase Grup M pada Minggu (25/7/2021). Meski begitu, Gregoria mengaku masih tegang lantaran bermain di ajang sebesar ini.
Gregoria tampil mengesankan pada laga melawan wakil Myanmar, Thet Htar Thuzar. Hampir bermain tanpa perlawanan, Gregoria menang dua set langsung yakni 21-11 dan 21-8.
Laga yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza tersebut juga sekaligus menjadi awal Gregoria tampil di kelas Olimpiade. Ia belum pernah merasakan turnamen sebesar ini semenjak 2013 mengawali karir bulu tangkis di Pelatnas Cipayung.
Pemain berusia 21 tahun ini pun merasakan ketegangan yang luar biasa mengingat tren penampilannya akhir-akhir ini di berbagai turnamen belum optimal. Bahkan ia mengaku ketegangan itu sudah dialami sejak berbulan-bulan sebelumnya.
“Pertandingan pertama hari ini saya masih lumayan tegang karena ini turnamen terbesar yang pernah saya ikuti. Juga karena di beberapa turnamen sebelumnya hasil saya kurang bagus. Jadi saya ingin sekali untuk bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang saya inginkan,” ucap Gregoria berdasarkan keterangan pers yang diterima MPI.
“Tadi masih terasa sekali tegangnya. Bahkan tangan dan kaki masih lumayan lemas. Tapi Puji Tuhan di pertengahan game 1 dan di game 2 sudah bisa tenang,” lanjutnya.
“Ini turnamen besar jadi sudah kepikiran sejak bulan-bulan sebelumnya. Begitu sampai di sini hanya memikirkan main saja. Tapi tegangnya sudah dari bulan-bulan sebelumnya karena memikirkan persiapan dan lain-lain,” katanya.
Gregoria pun merasakan persamaan atmosfer pertandingan dengan laga-laga sebelumnya yang pernah ia jalani. Ya, ia tidak terlalu berpengaruh bermain meski tanpa dukungan penonton.
“Tidak karena memang lagi pandemi juga. Untungnya Jepang cukup bagus dalam menggelar Olimpiade. Mungkin juga karena di turnamen sebelumnya sudah sepi jadi tidak terlalu berbeda,” tandas peraih perak BWF Grand Prix 2017 ini.
Pada laga berikutnya, Gregoria akan menghadapi wakil dari Belgia, Lianne Tan. Ia hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak berikutnya. Ia pun akan menggodok mentalnya lebih baik lagi.
“Berikutnya saya main tanggal 28 jadi ada jeda dua hari. Inginnya dalam dua hari ini saya menyiapkan mental. Sekarang sudah lumayan enak, sudah nemu. Kalau ada jeda biasanya seperti mulai dari awal lagi, jadi dalam dua hari ini saya mau lebih mempersiapkan semua bukan hanya teknik tapi juga mental harus disiapkan karena tidak dipungkiri saya masih sedikit merasa tegang,” tutupnya.
Gregoria tampil mengesankan pada laga melawan wakil Myanmar, Thet Htar Thuzar. Hampir bermain tanpa perlawanan, Gregoria menang dua set langsung yakni 21-11 dan 21-8.
Laga yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza tersebut juga sekaligus menjadi awal Gregoria tampil di kelas Olimpiade. Ia belum pernah merasakan turnamen sebesar ini semenjak 2013 mengawali karir bulu tangkis di Pelatnas Cipayung.
Pemain berusia 21 tahun ini pun merasakan ketegangan yang luar biasa mengingat tren penampilannya akhir-akhir ini di berbagai turnamen belum optimal. Bahkan ia mengaku ketegangan itu sudah dialami sejak berbulan-bulan sebelumnya.
“Pertandingan pertama hari ini saya masih lumayan tegang karena ini turnamen terbesar yang pernah saya ikuti. Juga karena di beberapa turnamen sebelumnya hasil saya kurang bagus. Jadi saya ingin sekali untuk bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang saya inginkan,” ucap Gregoria berdasarkan keterangan pers yang diterima MPI.
“Tadi masih terasa sekali tegangnya. Bahkan tangan dan kaki masih lumayan lemas. Tapi Puji Tuhan di pertengahan game 1 dan di game 2 sudah bisa tenang,” lanjutnya.
“Ini turnamen besar jadi sudah kepikiran sejak bulan-bulan sebelumnya. Begitu sampai di sini hanya memikirkan main saja. Tapi tegangnya sudah dari bulan-bulan sebelumnya karena memikirkan persiapan dan lain-lain,” katanya.
Gregoria pun merasakan persamaan atmosfer pertandingan dengan laga-laga sebelumnya yang pernah ia jalani. Ya, ia tidak terlalu berpengaruh bermain meski tanpa dukungan penonton.
“Tidak karena memang lagi pandemi juga. Untungnya Jepang cukup bagus dalam menggelar Olimpiade. Mungkin juga karena di turnamen sebelumnya sudah sepi jadi tidak terlalu berbeda,” tandas peraih perak BWF Grand Prix 2017 ini.
Pada laga berikutnya, Gregoria akan menghadapi wakil dari Belgia, Lianne Tan. Ia hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak berikutnya. Ia pun akan menggodok mentalnya lebih baik lagi.
“Berikutnya saya main tanggal 28 jadi ada jeda dua hari. Inginnya dalam dua hari ini saya menyiapkan mental. Sekarang sudah lumayan enak, sudah nemu. Kalau ada jeda biasanya seperti mulai dari awal lagi, jadi dalam dua hari ini saya mau lebih mempersiapkan semua bukan hanya teknik tapi juga mental harus disiapkan karena tidak dipungkiri saya masih sedikit merasa tegang,” tutupnya.
(sto)