Dominic Thiem Pesimistis AS Terbuka Digelar
loading...
A
A
A
LICHTENWORTH - Pandemi virus corona membuat sejumlah event olahraga internasional ditunda, termasuk Olimpiade 2020 Tokyo dan Piala Eropa. Situasi ini membuat petenis Dominic Thiem pesimistis Grand Slam Amerika Serikat Terbuka bisa digelar pada 24 Agustus-13 September mendatang.
Thiem menilai butuh waktu lama untuk menangani penyebaran virus corona dan mengembalikan keadaan seperti sebelumnya. Fakta ini yang lantas membuat petenis asal Austria itu tidak yakin musim 2020 akan bisa dilanjutkan tahun ini.
Salah satunya Turnamen AS Terbuka. Petenis berusia 26 tahun itu yakin jika ajang Grand Slam akan menjadi korban keganasan virus yang juga biasa disebut Covid-19. Apalagi, venue yang digunakan juga tengah dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat untuk merawat pasien corona.
Petenis berperingkat tiga dunia itu menilai bahwa turnamen tidak akan bisa kembali berlangsung ketika berada di musim lapangan keras (hard court) di Amerika Utara. Menurutnya, itu merupakan hal paling kurang realistis jika dilihat dari situasi saat ini. Meski begitu, Thiem berharap turnamen bisa segera kembali dimulai.
“Saya tidak peduli di lapangan seperti apa. Musim hard court di Amerika akan sangat tidak realistis. Saya merindukan tenis. Saya senang bahwa saya bisa berlatih lagi. Tapi, saya tidak akan kembali berlatih dengan program padat sampai ada jadwal yang realistis,” katanya, dilansir tenis365.
Yang jelas, Thiem memiliki alasan kuat AS Terbuka tidak bakal digelar pada tahun ini. Pasalnya, Negeri Paman Sam menjadi yang terbanyak terdampak virus corona di dunia. Sampai saat ini ada lebih dari 750.000 kasus, termasuk mengakibatkan 40 ribuan orang meninggal dunia. Bahkan, jumlah tersebut bisa saja bertambah melihat Covid-19 masih mengganas di negara tersebut.
Finalis Australia Terbuka 2020 itu berharap masalah krisis yang menjangkit lebih dari 200 negara tersebut cepat berlalu. Selain itu, Thiem merespons dengan hati-hati menyusul dirinya bisa kembali melanjutkan latihan di lapangan tenis. Namun, dia mengaku merasa hampa sampai mengetahui informasi lebih tentang kapan turnamen tenis akan dilanjutkan.
Menteri Olahraga Austria Werner Kogler sebelumnya telah memberi izin kepada Thiem kembali ke lapangan untuk menjalani latihan. Sementara sebagian besar pemerintah masih melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19. Meski Thiem senang dengan hal positif yang didapat, dia belum yakin jika hal itu akan membantunya sampai ada rencana lebih nyata tentang kapan turnamen kembali digelar.
“Itu berita yang luar biasa. Saya tidak sabar untuk kembali ke lapangan. Tapi, masih akan membutuhkan waktu lama sebelum turnamen dimulai lagi. Katakanlah penangguhan dilanjutkan sampai tiga atau empat bulan lagi. Tidak ada seorang petenis pun yang akan bertahan dengan latihan selama itu. Kami telah bermain cukup lama di sepanjang karier kami sehingga persiapan selama satu bulan akan cukup untuk berada dalam kondisi terbaik,” paparnya. (Raikhul Amar)
Thiem menilai butuh waktu lama untuk menangani penyebaran virus corona dan mengembalikan keadaan seperti sebelumnya. Fakta ini yang lantas membuat petenis asal Austria itu tidak yakin musim 2020 akan bisa dilanjutkan tahun ini.
Salah satunya Turnamen AS Terbuka. Petenis berusia 26 tahun itu yakin jika ajang Grand Slam akan menjadi korban keganasan virus yang juga biasa disebut Covid-19. Apalagi, venue yang digunakan juga tengah dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat untuk merawat pasien corona.
Petenis berperingkat tiga dunia itu menilai bahwa turnamen tidak akan bisa kembali berlangsung ketika berada di musim lapangan keras (hard court) di Amerika Utara. Menurutnya, itu merupakan hal paling kurang realistis jika dilihat dari situasi saat ini. Meski begitu, Thiem berharap turnamen bisa segera kembali dimulai.
“Saya tidak peduli di lapangan seperti apa. Musim hard court di Amerika akan sangat tidak realistis. Saya merindukan tenis. Saya senang bahwa saya bisa berlatih lagi. Tapi, saya tidak akan kembali berlatih dengan program padat sampai ada jadwal yang realistis,” katanya, dilansir tenis365.
Yang jelas, Thiem memiliki alasan kuat AS Terbuka tidak bakal digelar pada tahun ini. Pasalnya, Negeri Paman Sam menjadi yang terbanyak terdampak virus corona di dunia. Sampai saat ini ada lebih dari 750.000 kasus, termasuk mengakibatkan 40 ribuan orang meninggal dunia. Bahkan, jumlah tersebut bisa saja bertambah melihat Covid-19 masih mengganas di negara tersebut.
Finalis Australia Terbuka 2020 itu berharap masalah krisis yang menjangkit lebih dari 200 negara tersebut cepat berlalu. Selain itu, Thiem merespons dengan hati-hati menyusul dirinya bisa kembali melanjutkan latihan di lapangan tenis. Namun, dia mengaku merasa hampa sampai mengetahui informasi lebih tentang kapan turnamen tenis akan dilanjutkan.
Menteri Olahraga Austria Werner Kogler sebelumnya telah memberi izin kepada Thiem kembali ke lapangan untuk menjalani latihan. Sementara sebagian besar pemerintah masih melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19. Meski Thiem senang dengan hal positif yang didapat, dia belum yakin jika hal itu akan membantunya sampai ada rencana lebih nyata tentang kapan turnamen kembali digelar.
“Itu berita yang luar biasa. Saya tidak sabar untuk kembali ke lapangan. Tapi, masih akan membutuhkan waktu lama sebelum turnamen dimulai lagi. Katakanlah penangguhan dilanjutkan sampai tiga atau empat bulan lagi. Tidak ada seorang petenis pun yang akan bertahan dengan latihan selama itu. Kami telah bermain cukup lama di sepanjang karier kami sehingga persiapan selama satu bulan akan cukup untuk berada dalam kondisi terbaik,” paparnya. (Raikhul Amar)
(ysw)