Selebrasi Marcus Thuram dan Sikap Anti-Rasis
loading...
A
A
A
BERLIN - Penyerang Borussia Monchengladbach Marcus Thuram ikut melakukan aksi anti-rasis saat mengalahkan Union Berlin 4-1 di Bundesliga . Putra mantan bek Timnas Prancis, Lilian Thuram tersebut menunjukkan aksinya setelah mencetak gol kedua tuan rumah pada menit ke-41.
Setelah melakukan selebrasi, penyerang berusia 22 tahun itu lalu meletakan lutut kirinya ke tanah, seperti yang dilakukan quarterback NFL Colin Kaepernick. Apa yang dilakukan Marcus merupakan bentuk protes atas terbunuhnya warga kulit hitam, George Floyd oleh anggota polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin di Amerika Serikat.
Floyd tewas akibat kehabisan napas lantaran lehernya ditekan lutut kiri Chauvin saat ditangkap. Ya, gerakan Marcus, seolah menirukan apa yang dilakukan Chauvin. (Baca juga; Demo Rusuh Belum Reda, Gedung Putih Dijaga Militer dan Garda Nasional )
“Setelah melakukan selebrasi, dia (Marcus Thuram) memisahkan diri dari rekan-rekannya. Dia memutuskan melawan rasisme, sesuatu yang sangat kami dukung,” ucap pelatih Monchengladbach, Marco Rose, dilansir sport.es.
Protes Marcus terhadap rasisme juga mendapat duklungan dari dari gelandang bertahan Barcelona, Sergi Roberto. Pemain berusia 28 tahun itu menyatakan bahwa semua rasisme apapun bentuknya harus dilenyapkan. Komentar alumunus La Masia itu juga direspons Barcelona. (Baca juga; Apple Store Tutup Kembali untuk Lindungi Karyawan dan Hindari Penjarahan )
“Rasisme, baik itu dalam bentuk diskriminasi yang merendahkan atau memarginalkan seseorang karena gender, orientasi seksual, asal atau warna kulit adalah pandemi yang memengaruhi kami semua. Di Barca, kami tidak akan berhenti memeranginya. Ini juga komitmen kami,” jelas Barcelona.
Setelah melakukan selebrasi, penyerang berusia 22 tahun itu lalu meletakan lutut kirinya ke tanah, seperti yang dilakukan quarterback NFL Colin Kaepernick. Apa yang dilakukan Marcus merupakan bentuk protes atas terbunuhnya warga kulit hitam, George Floyd oleh anggota polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin di Amerika Serikat.
Floyd tewas akibat kehabisan napas lantaran lehernya ditekan lutut kiri Chauvin saat ditangkap. Ya, gerakan Marcus, seolah menirukan apa yang dilakukan Chauvin. (Baca juga; Demo Rusuh Belum Reda, Gedung Putih Dijaga Militer dan Garda Nasional )
“Setelah melakukan selebrasi, dia (Marcus Thuram) memisahkan diri dari rekan-rekannya. Dia memutuskan melawan rasisme, sesuatu yang sangat kami dukung,” ucap pelatih Monchengladbach, Marco Rose, dilansir sport.es.
Protes Marcus terhadap rasisme juga mendapat duklungan dari dari gelandang bertahan Barcelona, Sergi Roberto. Pemain berusia 28 tahun itu menyatakan bahwa semua rasisme apapun bentuknya harus dilenyapkan. Komentar alumunus La Masia itu juga direspons Barcelona. (Baca juga; Apple Store Tutup Kembali untuk Lindungi Karyawan dan Hindari Penjarahan )
“Rasisme, baik itu dalam bentuk diskriminasi yang merendahkan atau memarginalkan seseorang karena gender, orientasi seksual, asal atau warna kulit adalah pandemi yang memengaruhi kami semua. Di Barca, kami tidak akan berhenti memeranginya. Ini juga komitmen kami,” jelas Barcelona.
(wib)