Bendera Merah Putih Tak Berkibar Saat Indonesia Juarai Piala Thomas 2020, Menpora Minta Maaf
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia berhasil menjuarai Piala Thomas 2020 setelah menanti selama hampir dua dekade. Hanya saja, saat penyerahan trofi, bendera Merah Putih tidak boleh berkibar dan diganti bendera PBSI.
Semua itu terkait sanksi yang diberikan Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Ini membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia (RI), Zainudin Amali menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Indonesia.
Amali menegaskan akan berusaha menyelesaikan permasalahan sanksi yang dilayangkan WADA kepada Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).
Pada 15 September lalu, WADA mengirim surat pada LADI terkait ketidakpatuhan program uji doping. Indonesia tidak bisa memenuhi tes doping plan (TDP) tahun 2020 dan juga belum memenuhi TDP untuk tahun 2021.
Sejumlah negara dikirimi surat dan punya waktu 21 hari untuk memberikan klarifikasi. Namun, Indonesia tidak juga memberikan klarifikasi hingga lewat deadline, seperti halnya Thailand dan Korea Utara.
WADA lalu melayangkan surat sanksi untuk Indonesia pada 7 Oktober kemarin. Salah satunya pelarangan pengibaran bendera Merah Putih dalam event olahraga internasional yang diawasi WADA.
Imbasnya, bendera Merah Putih dan harus diganti dengan bendera logo PBSI saat Hendar Setiawan dkk menerima Piala Thomas 2020. Meski begitu, lagu kebangsaan Indonesia Raya masih diperdengarkan ketika skuad Indonesia naik podium.
Atas kejadian ini, Amali turut menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh rakyat Indonesia. Dia mengaku kegembiraan atas sukses menjuarai Piala Thomas 2020 harus berkurang karena tidak dikibarkannya sang saka Merah Putih.
“Saya mohon maaf terhadap kejadian yang membuat kita semua tidak nyaman, yang seharusnya kita menikmati kegembiraan karena Piala Thomas kembali ke pangkuan kita setelah dua dekade," ucap Amali.
Akan tetapi kegembiraan itu berkurang karena bendera Merah Putih tidak bisa dikibarkan. Sekali lagi, atas kejadian itu saya mohon maaf kepada seluruh rakyat indonesia,” lanjutnya dalam konferensi pers virtual.
Amali juga menegaskan bahwa akan segera menyelesaikan dan menginvestigasi permasalahan WADA kepada LADI. Dia menyatakan telah membentuk tim agar permasalahan tersebut cepat terselesaikan.
Tim tersebut nantinya akan dipimpin langsung oleh Ketua Komite Olahraga Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari. Tujuannya agar persoalan ini tidak berlarut-larut.
“Kita akan serius menangani ini, dan pihak-pihak yang nanti terindikasi menjadi penyebab pada kejadian ini tentu harus bisa mempertanggungjawabkan ini,” ujarnya.
“Ini akan menjadi pekerjaan pak Okto yang akan menginvestigasi. Kita akan berjalan secara bersama berusaha agar segera mencabut larangan WADA kepada LADI. Tetapi secara internal, kita juga akan menginvestigasi kejadian ini,” pungkas Amali.
Baca Juga
Semua itu terkait sanksi yang diberikan Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Ini membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia (RI), Zainudin Amali menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat Indonesia.
Amali menegaskan akan berusaha menyelesaikan permasalahan sanksi yang dilayangkan WADA kepada Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).
Pada 15 September lalu, WADA mengirim surat pada LADI terkait ketidakpatuhan program uji doping. Indonesia tidak bisa memenuhi tes doping plan (TDP) tahun 2020 dan juga belum memenuhi TDP untuk tahun 2021.
Sejumlah negara dikirimi surat dan punya waktu 21 hari untuk memberikan klarifikasi. Namun, Indonesia tidak juga memberikan klarifikasi hingga lewat deadline, seperti halnya Thailand dan Korea Utara.
WADA lalu melayangkan surat sanksi untuk Indonesia pada 7 Oktober kemarin. Salah satunya pelarangan pengibaran bendera Merah Putih dalam event olahraga internasional yang diawasi WADA.
Imbasnya, bendera Merah Putih dan harus diganti dengan bendera logo PBSI saat Hendar Setiawan dkk menerima Piala Thomas 2020. Meski begitu, lagu kebangsaan Indonesia Raya masih diperdengarkan ketika skuad Indonesia naik podium.
Atas kejadian ini, Amali turut menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh rakyat Indonesia. Dia mengaku kegembiraan atas sukses menjuarai Piala Thomas 2020 harus berkurang karena tidak dikibarkannya sang saka Merah Putih.
“Saya mohon maaf terhadap kejadian yang membuat kita semua tidak nyaman, yang seharusnya kita menikmati kegembiraan karena Piala Thomas kembali ke pangkuan kita setelah dua dekade," ucap Amali.
Akan tetapi kegembiraan itu berkurang karena bendera Merah Putih tidak bisa dikibarkan. Sekali lagi, atas kejadian itu saya mohon maaf kepada seluruh rakyat indonesia,” lanjutnya dalam konferensi pers virtual.
Amali juga menegaskan bahwa akan segera menyelesaikan dan menginvestigasi permasalahan WADA kepada LADI. Dia menyatakan telah membentuk tim agar permasalahan tersebut cepat terselesaikan.
Tim tersebut nantinya akan dipimpin langsung oleh Ketua Komite Olahraga Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari. Tujuannya agar persoalan ini tidak berlarut-larut.
“Kita akan serius menangani ini, dan pihak-pihak yang nanti terindikasi menjadi penyebab pada kejadian ini tentu harus bisa mempertanggungjawabkan ini,” ujarnya.
“Ini akan menjadi pekerjaan pak Okto yang akan menginvestigasi. Kita akan berjalan secara bersama berusaha agar segera mencabut larangan WADA kepada LADI. Tetapi secara internal, kita juga akan menginvestigasi kejadian ini,” pungkas Amali.
(mirz)