Nestapa Patrice Evra: Dipaksa Oral Seks, Ibunda Murka Mau Bunuh Pelaku

Rabu, 27 Oktober 2021 - 12:46 WIB
loading...
Nestapa Patrice Evra: Dipaksa Oral Seks, Ibunda Murka Mau Bunuh Pelaku
Nestapa Patrice Evra: Dipaksa Oral Seks, Ibunda Murka Mau Bunuh Pelaku/The Sun
A A A
Nestapa Patrice Evra yang dilecehkan secara seksual dipaksa oral seks oleh kepala sekolah yang membuat ibundanya murka dengan mengancam membunuh pelaku. Fakta menggegerkan itu diungkapkan Patrice Evra yang mengaku dilecehkan secara seksual pada usia 13 tahun oleh kepala sekolahnya setelah tinggal di rumahnya.

Patrice Evra, legenda Manchester United mengklaim dia mengalami pelecehan seksual ketika dia masih bocah. Mantan bek kiri Setan Merah dan Timnas Prancis itu mengatakan, pelecehan seksual itu terjadi saat dia menginap di rumah kepala sekolahnya.



Patrice Evra yang saat ini berusia 40 tahun menggambarkan neraka pelecehan seksual yang dialaminya dalam otobiografi barunya 'I love this game' yang sedang diserialkan di The Times. Dia menulis: "Saya akan mendapatkan kupu-kupu di perut saya ketika saya akan tidur saat akhir hari sekolah semakin dekat.''

"Itu tidak bisa berlanjut, dan setelah beberapa bulan saya memberi tahu ibu saya bahwa saya tidak ingin tinggal bersamanya lagi. Saya tidak memberikan alasan apa pun. Pada saat itu, pelaku saya sudah bosan dengan situasi ini.''

''Pada malam terakhir di rumah pria itu, ketika dia tahu bahwa saya akan kembali ke keluarga saya, dia akhirnya berhasil. Dia memasukkan alat vitalku ke dalam mulutnya.''

Belajar dari pengalaman buruk yang dialaminya, Evra memberikan saran kepada orang tua yang mengalami nasib sama dengan dirinya. ''Jika Anda seorang anak yang membaca ini dan Anda dilecehkan, Anda harus berbicara. Jangan membawa rasa malu Anda karena tidak ada rasa malu. Atasi mimpi buruk Anda dengan membicarakannya.''

Patrice Evra bermain 379 kali untuk Manchester United dari 2005 hingga 2014 dan memenangkan lima gelar Liga Premier serta Liga Champions. Dia mengatakan dia didekati oleh polisi ketika dia berusia 24 tahun saat bermain untuk AS Monaco ketika guru itu menghadapi tuduhan pelecehan, tetapi dia menyangkal pengalamannya.

Dalam wawancara terpisah dengan The Times, dia mengungkapkan rasa sakit yang dirasakan keluarganya ketika dia melakukan perjalanan ke Paris dua minggu yang lalu untuk memberi tahu ibunya tentang pelecehan tersebut.
“Itu adalah momen yang sulit bagi saya. Saya masih harus memberi tahu beberapa saudara dan teman dekat saya

Saya tidak ingin orang merasa kasihan. Ini situasi yang sulit. Seorang ibu tidak mengharapkan untuk mendengar ini dari anak mereka sendiri. Dia merasa ada sesuatu (yang salah) dan bertanya mengapa saya tidak ingin tidur di rumah guru.''
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1675 seconds (0.1#10.140)