Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Taufik Hidayat Sedih Verawaty Fajrin Meninggal Dunia: Terima Kasih Bu Vera!
loading...
Taufik Hidayat ikut bersedih atas kepergian Verawaty Fajrin. Sebagai pemain yang mengenal mendiang, legenda hidup bulu tangkis Indonesia itu merasa kehilangan. Foto: MPI/Bagas Abdiel Kharis Theo
A
A
A
NUSA DUA - Taufik Hidayat ikut bersedih atas kepergian Verawaty Fajrin . Sebagai pemain yang mengenal mendiang, legenda hidup bulu tangkis Indonesia itu merasa kehilangan sang peraih medali emas Asian Games 1978.
Verawati meninggal dunia di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Minggu (21/11/2021), pukul 06.58 WIB. Verawaty berpulang di usia 64 tahun setelah sempat menjalani perawatan akibat sakit kanker paru-paru.
Situasi ini membuat para pebulu tangkis Tanah Air saat ini merasakan duka yang mendalam. Tak terkecuali Taufik yang merupakan mantan tunggal putra terbaik di dunia. Itu disampaikannya sebelum menyaksikan final Indonesia Masters 2021.
“Saya turut berduka cita untuk bu Vera dan keluarga yang ditinggalkan, kemarin-kemarin kan sudah sakit juga dan saya juga sebagai sesama atlet mengucapkan terima kasih kepada banyak orang yang memperhatikan keluarganya juga," ucap Taufik.
"Saya juga berharap keikhlasan keluarganya agar bu Vera bisa lebih tenang dengan kondisi ini. Yang pasti kami sangat sedih, tapi itu yang terbaik dari Tuhan untuk bu Vera,” sambungnya, di The Westin Resort, Bali, Minggu (21/11/2021).
Taufik mengenal Verawaty kala sang mendiang pernah menjadi pelatih tunggal putri Pelatnas PBSI pada era 2000-an. Dia pun mengenang sosok Verawaty sebagai orang yang baik, namun penuh dengan ketegasan saat melatih.
“Mungkin eranya berbeda ya, tapi yang saya amati waktu masih main di pelatnas, bu Vera pernah melatih di sana dan dia sosok yang suka bercanda," kenang Taufik.
"Mungkin beda sektor tapi beliau sosok yang baik dan ramah. Keluarga, suaminya juga, kalau anak-anaknya pernah ketemu tapi enggak ngobrol, tapi sama bu Vera dan suami sering ngobrol di pelatnas. Ya dia kan senior."
“Galaknya itu, tapi ya wajar lah dalam arti ngasih tau sesuatu yang baik apalagi tentang bulu tangkis. Beliau kan lebih senior daripada saya, dan yang lain juga menjadikan dia sebagai motivasi."
"Karena saya juga pernah kena marah dari dia, tapi marahnya itu kan sesuatu yang bagus karena menyangkut bulu tangkis,” pungkas peraih emas Olimpiade 2004 tersebut.
Verawati meninggal dunia di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Minggu (21/11/2021), pukul 06.58 WIB. Verawaty berpulang di usia 64 tahun setelah sempat menjalani perawatan akibat sakit kanker paru-paru.
Situasi ini membuat para pebulu tangkis Tanah Air saat ini merasakan duka yang mendalam. Tak terkecuali Taufik yang merupakan mantan tunggal putra terbaik di dunia. Itu disampaikannya sebelum menyaksikan final Indonesia Masters 2021.
“Saya turut berduka cita untuk bu Vera dan keluarga yang ditinggalkan, kemarin-kemarin kan sudah sakit juga dan saya juga sebagai sesama atlet mengucapkan terima kasih kepada banyak orang yang memperhatikan keluarganya juga," ucap Taufik.
"Saya juga berharap keikhlasan keluarganya agar bu Vera bisa lebih tenang dengan kondisi ini. Yang pasti kami sangat sedih, tapi itu yang terbaik dari Tuhan untuk bu Vera,” sambungnya, di The Westin Resort, Bali, Minggu (21/11/2021).
Taufik mengenal Verawaty kala sang mendiang pernah menjadi pelatih tunggal putri Pelatnas PBSI pada era 2000-an. Dia pun mengenang sosok Verawaty sebagai orang yang baik, namun penuh dengan ketegasan saat melatih.
“Mungkin eranya berbeda ya, tapi yang saya amati waktu masih main di pelatnas, bu Vera pernah melatih di sana dan dia sosok yang suka bercanda," kenang Taufik.
"Mungkin beda sektor tapi beliau sosok yang baik dan ramah. Keluarga, suaminya juga, kalau anak-anaknya pernah ketemu tapi enggak ngobrol, tapi sama bu Vera dan suami sering ngobrol di pelatnas. Ya dia kan senior."
“Galaknya itu, tapi ya wajar lah dalam arti ngasih tau sesuatu yang baik apalagi tentang bulu tangkis. Beliau kan lebih senior daripada saya, dan yang lain juga menjadikan dia sebagai motivasi."
"Karena saya juga pernah kena marah dari dia, tapi marahnya itu kan sesuatu yang bagus karena menyangkut bulu tangkis,” pungkas peraih emas Olimpiade 2004 tersebut.
(mirz)
Explore More