Keraguan Barty Kembali Berlaga di Tengah Wabah Corona

Sabtu, 06 Juni 2020 - 12:35 WIB
loading...
Keraguan Barty Kembali Berlaga di Tengah Wabah Corona
Ashleigh Barty. Foto/dok
A A A
IPSWICH - Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA) bersikeras tetap menggelar Amerika Serikat 2020 di tengah pandemi virus corona. Namun, sebagian petenis top dunia justru masih meragukan Grand Slam lapangan keras ini bisa berlangsung dengan aman.

USTA selaku penyelenggara AS Terbuka memang sudah mencari cara agar turnamen bisa terlaksana dengan sejumlah opsi mulai dari menggelarnya tanpa penonton atau bahkan memindahkan venue ke kota selain New York. (Baca: Format Olimpiade Tokyo Dibuat Lebih Sederhana, Bakal Seperti Apa?)

Sejauh ini, New York memang menjadi kota yang paling terkena dampak virus corona dengan jumlah penderita terbanyak di AS. Kondisi ini yang membuat sejumlah petenis merasa khawatir mengikuti di ajang tersebut, salah satunya Ashleigh Barty.

Petenis nomor satu dunia itu memang sangat bersemangat ketika tenis kembali dibicarakan dan akan segera bisa dimulai. Namun, Barty masih memiliki banyak pertanyaan tentang apa yang akan terjadi kepada dirinya ketika ikut turun di sebuah turnamen, khususnya AS Terbuka. Pasalnya, kesehatan adalah hal paling penting di tengah krisis virus corona yang sudah meluas secara global.

"Sangat mengasyikkan bahwa tenis sedang dibicarakan lagi dan segala sesuatunya bergerak ke arah yang benar bagi kami untuk mulai bersaing. Tapi, saya perlu memahami semua informasi dan saran dari WTA dan USTA sebelum membuat keputusan tentang event AS Terbuka," kata Barty, dilansir The Sydney Morning Herald.

Selain itu, Barty juga memiliki pertanyaan penting untuk para pihak terkait dalam penyelenggaraan AS Terbuka. Dia masih belum paham apakah staf timnya juga mendapatkan hak seperti para petenis yang tampil di turnamen tersebut. Jika tidak, kemungkinan besar mereka harus karantina terlebih dulu selama 14 hari. Bahkan, Herald mengabarkan bahwa pengecualian itu tidak akan diberikan kepada staf tim dari petenis tersebut.

Padahal, bagi Barty, keselamatan stafnya adalah hal yang paling penting dari keputusannya untuk bermain atau tidak bermain di Flushing Meadows. "Bukan hanya saya, ini tentang orang-orang di tim yang harus saya pertimbangkan," ucap juara Prancis Terbuka 2019 itu.

Selain Barty, petenis top asal Spanyol Rafael Nadal juga mengungkapkan dirinya tidak akan melakukan perjalanan ke New York jika kondisi masih seperti saat ini. Dia pun menyarankan organisasi tenis putra (ATP) untuk memimpin dengan memberi contoh ketika berhadapan dengan pandemi Covid-19 dan memperingatkan agar tidak melanjutkan musim 2020 terlalu dini. (Baca: Karolina Pliskova Tak Masalah Bertanding Tanpa Penonton)

"Ya, ini bukan situasi yang ideal. Jika Anda bertanya apakah saya ingin melakukan perjalanan hari ini ke New York untuk bermain turnamen tenis, saya akan mengatakan tidak. Saya berharap akan menuju arah yang lebih baik ke depan. Saya yakin pihak yang mengorganisasi turnamen itu, USTA, menginginkan turnamen yang aman," paparnya.

Jika turnamen dilanjutkan, Nadal akan menghadapi enam pekan yang cukup berat karena Prancis Terbuka 2020 direncanakan digelar tidak lama setelah AS Terbuka. Sebagai juara bertahan Prancis Terbuka, Nadal total memiliki 4.000 poin untuk dipertahankan dari kedua Grand Slam.

“Saya mengagumi federasi tenis Prancis untuk sikap positif bahwa mereka ingin melangkah maju dengan turnamen mereka. Tapi, saat ini situasinya sulit diprediksi. Jadi, kita perlu sedikit mundur dan melihat bagaimana semuanya berkembang. Kita akan kembali ketika aman,” ungkap Nadal. (Raikhul Amar)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1188 seconds (0.1#10.140)