Sadar Tak Bisa Ubah Situasi, Iannone Pasrah Diskorsing 18 Bulan
loading...
A
A
A
VASTO - Andrea Iannone mencoba berlapang dada dan menerima hukuman yang dijatuhkan Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM). Rider tim Aprilia Gresini itu sadar jika mengeluh dan protes yang terus diajukannya tidak akan mengubah situasi.
Wajar kekecewaan dirasakan Iannone setelah terbukti positif mengonsumsi zat terlarang di GP Malaysia tahun lalu. Dia harus menanggung akibatnya dengan mendapatkan skorsing selama 18 bulan. Padahal, Iannone sudah menegaskan tidak sengaja mengonsumsi zat yang dimaksud.
Rider asal Italia itu hanya memakan daging steak sesaat sebelum balapan dimulai. Sayang, daging tersebut terkontaminasi zat terlarang dan masuk ke tubuh Iannone. Upaya pembelaan sejatinya sudah dilakukan Iannone bersama pengacaranya. Namun, hal tersebut tidak membuat FIM membebaskan Iannone begitu saja.
Pembalap berusia 30 tahun itu akhirnya dijatuhi hukuman larangan membalap selama 18 bulan atau sampai pertengahan 2021 mendatang. Hal ini jelas membuatnya frustrasi karena harus absen dalam waktu lama.
Kendati kecewa, Iannone berusaha menerima keadaan. Tidak hanya itu, dia juga tidak ingin terus menerus mengeluh karena hal itu tidak akan mengubah situasi atau bahkan membuatnya lebih baik. Baginya, masalah tersebut menjadi pelajaran paling berharga agar lebih waspada dalam mengonsumsi makanan untuk ke depan.
“Saya belajar bahwa mengeluh tidak mengubah banyak hal. Sebaliknya, dalam kesulitan, kami menemukan kilau. Selalu ada cara yang baik untuk mengeksploitasi setiap situasi dan menganggap kasus sebagai alasan tidak membenarkan siapa pun. Setiap saat adalah pelajaran. Setiap masalah mengajarkan untuk lebih baik. Setiap hari adalah kesempatan,” kata Iannone, dilansir Gpone.
Sebelum tersandung kasus doping, Iannone menjadi rebutan antara Aprilia dan Ducati. Namun, harapannya untuk bisa mengendarai motor dari salah satu tim tersebut sirna. Pasalnya, dia dilarang untuk bisa turun ke lintasan MotoGP dalam jangka 18 bulan ke depan dan terpaksa dikeluarkan dari timnya.
Meski begitu, Iannone tampaknya tidak akan membutuhkan waktu lama mendapatkan tim baru jika masa skorsingnya usai. Tim Pramac Ducati siap memberikan kesempatan untuk bergabung dan mengulang kebersamaan ketika bekerja sama pada musim 2013-2014, sebelum pindah ke tim pabrikan Ducati (2015-2016), Suzuki (2017-2018), dan Aprilia tahun lalu.
Direktur Olahraga Ducati MotoGP Paolo Ciabatti menyatakan pihaknya sangat terbuka untuk menerima kembali Iannone ke tim satelit Pramac. Pria asal Italia itu juga mengaku memiliki hubungan yang baik dengan Iannone. Apalagi, dia mengungkapkan bahwa sang rider merupakan salah satu pembalap hebat dalam beberapa tahun terakhir.
“Jika dilihat, mungkin Iannone tidak ideal dengan beberapa program. Tapi, Anda masih harus mengatakan kenapa tidak? Never say never. Saya pikir Iannone memiliki bakat hebat. Dia adalah pembalap yang sangat cepat yang telah kehilangan arah karena berbagai alasan,” ujar Ciabatti. (Raikhul Amar)
Wajar kekecewaan dirasakan Iannone setelah terbukti positif mengonsumsi zat terlarang di GP Malaysia tahun lalu. Dia harus menanggung akibatnya dengan mendapatkan skorsing selama 18 bulan. Padahal, Iannone sudah menegaskan tidak sengaja mengonsumsi zat yang dimaksud.
Rider asal Italia itu hanya memakan daging steak sesaat sebelum balapan dimulai. Sayang, daging tersebut terkontaminasi zat terlarang dan masuk ke tubuh Iannone. Upaya pembelaan sejatinya sudah dilakukan Iannone bersama pengacaranya. Namun, hal tersebut tidak membuat FIM membebaskan Iannone begitu saja.
Pembalap berusia 30 tahun itu akhirnya dijatuhi hukuman larangan membalap selama 18 bulan atau sampai pertengahan 2021 mendatang. Hal ini jelas membuatnya frustrasi karena harus absen dalam waktu lama.
Kendati kecewa, Iannone berusaha menerima keadaan. Tidak hanya itu, dia juga tidak ingin terus menerus mengeluh karena hal itu tidak akan mengubah situasi atau bahkan membuatnya lebih baik. Baginya, masalah tersebut menjadi pelajaran paling berharga agar lebih waspada dalam mengonsumsi makanan untuk ke depan.
“Saya belajar bahwa mengeluh tidak mengubah banyak hal. Sebaliknya, dalam kesulitan, kami menemukan kilau. Selalu ada cara yang baik untuk mengeksploitasi setiap situasi dan menganggap kasus sebagai alasan tidak membenarkan siapa pun. Setiap saat adalah pelajaran. Setiap masalah mengajarkan untuk lebih baik. Setiap hari adalah kesempatan,” kata Iannone, dilansir Gpone.
Sebelum tersandung kasus doping, Iannone menjadi rebutan antara Aprilia dan Ducati. Namun, harapannya untuk bisa mengendarai motor dari salah satu tim tersebut sirna. Pasalnya, dia dilarang untuk bisa turun ke lintasan MotoGP dalam jangka 18 bulan ke depan dan terpaksa dikeluarkan dari timnya.
Meski begitu, Iannone tampaknya tidak akan membutuhkan waktu lama mendapatkan tim baru jika masa skorsingnya usai. Tim Pramac Ducati siap memberikan kesempatan untuk bergabung dan mengulang kebersamaan ketika bekerja sama pada musim 2013-2014, sebelum pindah ke tim pabrikan Ducati (2015-2016), Suzuki (2017-2018), dan Aprilia tahun lalu.
Direktur Olahraga Ducati MotoGP Paolo Ciabatti menyatakan pihaknya sangat terbuka untuk menerima kembali Iannone ke tim satelit Pramac. Pria asal Italia itu juga mengaku memiliki hubungan yang baik dengan Iannone. Apalagi, dia mengungkapkan bahwa sang rider merupakan salah satu pembalap hebat dalam beberapa tahun terakhir.
“Jika dilihat, mungkin Iannone tidak ideal dengan beberapa program. Tapi, Anda masih harus mengatakan kenapa tidak? Never say never. Saya pikir Iannone memiliki bakat hebat. Dia adalah pembalap yang sangat cepat yang telah kehilangan arah karena berbagai alasan,” ujar Ciabatti. (Raikhul Amar)
(ysw)