Maksym Kagal, Juara Dunia Kickboxing Tewas dalam Perang Rusia vs Ukraina

Rabu, 30 Maret 2022 - 07:48 WIB
loading...
Maksym Kagal, Juara Dunia Kickboxing Tewas dalam Perang Rusia vs Ukraina
Maksym Kagal, Juara Dunia Kickboxing Tewas dalam Perang Rusia vs Ukraina/The Sun
A A A
Juara dunia kickboxing Maksym Kagal tewas dalam perang Rusia vs Ukraina saat pengepungan kota Mariupol menurut pelatihnya. Juara dunia kickboxing asal Ukraina tewas saat pertempuran melawan tentara Rusia dalam mempertahankan kota Mariupol.

Maksym Kagal yang berusia 30 tahun tewas saat bertempur melawan pasukan Rusia sebagai bagian dari unit Batalyon Azov Ukraina pada hari Jumat. Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook, pelatih Oleg Skirta mengatakan: ’’Sayangnya, perang membutuhkan yang terbaik. Pada 25 Maret, saat mempertahankan kota Mariupol sebagai bagian dari Unit Pasukan Khusus Terpisah Azov, Maksym Kagal meninggal.’’



Oleg Skirta tidak bisa menutupi kesedihan dengan tewasnya anak didiknya yang gagah berani mempertahankan negaranya dari invasi Rusia. ’’Tidur nyenyak, Saudaraku, istirahatlah dengan tenang, kami akan membalaskan dendammu.’’

Kickboxer berbakat, dari kota Kremenchug, dinobatkan sebagai juara dunia sebagai bagian dari tim ISKA pada tahun 2014. Dia digambarkan oleh pelatihnya sebagai "juara dunia pertama di antara orang dewasa di tim Ukraina, dan seorang yang jujur dan sopan."

Kematian Kagal terjadi pada hari yang sama dengan 300 orang lainnya tewas dalam pengeboman brutal sebuah teater di kota di mana lebih dari 1.000 orang yang ketakutan berlindung untuk keselamatan. Saat ini, Mariupol sedang diratakan oleh satu skuadron 25 pembom Rusia yang terbang di atas kota setiap hari - dengan 90 persen dari semua bangunan rusak atau hancur.

Sekitar 14.000 tentara elite Rusia mengelilingi kota, dengan banyak dari 400.000 penduduk - terjebak tanpa listrik dan air mengalir - minum dari genangan air untuk bertahan hidup. Mayat-mayat berserakan di jalan-jalan, sementara yang lain telah dikubur di kuburan massal karena pemboman yang tak henti-hentinya membuat pemakaman tidak mungkin diadakan.

Pasukan Rusia juga menghancurkan sebuah sekolah menjadi puing-puing di kota itu, tempat sekitar 400 warga sipil berlindung ketika gedung itu terkena roket termobarik TOS-1A, yang dapat melelehkan organ tubuh manusia. Kota pelabuhan yang vital secara strategis itu telah mengalami pemboman dan penembakan yang hampir konstan sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari. Rekaman drone apokaliptik menunjukkan tingkat kerusakan kota, dengan seorang pejabat menggambarkannya sebagai "abu tanah mati".

Rekaman Dashcam yang dibagikan di Twitter mengungkapkan lanskap yang sunyi dan hancur, dengan kantor berita Eropa timur Visegrad menulis: "Mariupol terlihat seperti kota hantu.''

Human Rights Watch menggambarkan kondisi di kota itu sebagai "pemandangan neraka yang membekukan penuh dengan mayat dan bangunan yang hancur".
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2384 seconds (0.1#10.140)