Xavi Hernandez Ungkap Titik Lemah Barcelona saat Dilumat Eintracht Frankfurt
loading...
A
A
A
BARCELONA - Barcelona dipermalukan Eintracht Frankfurt pada laga leg kedua perempat final Liga Europa 2021/2022 , Jumat (15/4/2022) dini hari WIB. Bermain di Camp Nou, Blaugrana keok 2-3. Pelatih Xavi Hernandez membeberkan penyebab kekalahan timnya.
Barcelona harus mengubur mimpi menjadi juara di kompetisi kasta kedua Eropa itu. Alih-alih juara, Memphis Depay dkk tersingkir setelah kalah agregat 3-4. Pada leg pertama di Frankfurt, Blaugrana sempat tertinggal meski akhirnya bermain imbang 1-1.
Blaugrana tak berkutik dikunci Frankfurt yang sempat unggul tiga gol. Wakil Jerman tersebut meimpin 3-0 melalui penalti Filip Kostic (4’ dan 46’) dan sumbangsih Rafael Santos Borre (36’), Barcelona kemudian memperkecil kedudukan melalui gol Sergio Busquets (90+1’) dan penalti Memphis Depay (90+11’).
Xavi pun menyadari bahwa timnya bermain tidak cukup baik pada laga ini. Menurutnya, kekalahan timnya disebabkan oleh minimnya kreativitas ketika sedang menguasai bola.
“Kami sudah mencoba, tapi masalahnya adalah masalah (teknis) sepak bola, kami memiliki penguasaan bola, tetapi tidak tahu bagaimana memanfaatkannya, padahal ini adalah malam yang menentukan,” kata Xavi kepada Mundo Deportivo, dikutip Football Espana, Jumat (15/4/2022).
Selain itu, Xavi juga menyayangkan kesalahan yang dilakukan para pemain Barcelona. Terlepas dari tendangan roket Rafael Santos Borre pada gol kedua Frankfurt, Xavi menilai bahwa seluruh gol tim tamu lahir dari kesalahan pemainnya sendiri.
“Kami membuat banyak kesalahan, gol kedua hilang dari diri kami sendiri, penalti juga kesalahan kami, gol ketiga kami menekan di pinggir lapangan, mereka berbalik dan pindah ke sisi lain,” tambahnya.
“Ada tiga konsep yang kami perbaiki untuk menghindari kejadian leg pertama terulang, yaitu intensitas, meminimalkan kehilangan bola dan menghentikan serangan balik mereka, sayangnya kami tidak mencapai itu,” keluhnya.
Namun begitu, Xavi menerima kekalahan dengan lapang dada. Legenda Tim Nasional Spanyol itu mengakui bahwa timnya memang bermain buruk. “Kami harus kritis terhadap diri sendiri, kami tidak bagus dan itulah mengapa kami tersingkir,” pungkasnya.
Lihat Juga: Tragedi Berdarah di Belgrade: Pau Cubarsi Butuh 10 Jahitan di Wajah usai Diterjang Tendangan
Barcelona harus mengubur mimpi menjadi juara di kompetisi kasta kedua Eropa itu. Alih-alih juara, Memphis Depay dkk tersingkir setelah kalah agregat 3-4. Pada leg pertama di Frankfurt, Blaugrana sempat tertinggal meski akhirnya bermain imbang 1-1.
Blaugrana tak berkutik dikunci Frankfurt yang sempat unggul tiga gol. Wakil Jerman tersebut meimpin 3-0 melalui penalti Filip Kostic (4’ dan 46’) dan sumbangsih Rafael Santos Borre (36’), Barcelona kemudian memperkecil kedudukan melalui gol Sergio Busquets (90+1’) dan penalti Memphis Depay (90+11’).
Xavi pun menyadari bahwa timnya bermain tidak cukup baik pada laga ini. Menurutnya, kekalahan timnya disebabkan oleh minimnya kreativitas ketika sedang menguasai bola.
“Kami sudah mencoba, tapi masalahnya adalah masalah (teknis) sepak bola, kami memiliki penguasaan bola, tetapi tidak tahu bagaimana memanfaatkannya, padahal ini adalah malam yang menentukan,” kata Xavi kepada Mundo Deportivo, dikutip Football Espana, Jumat (15/4/2022).
Selain itu, Xavi juga menyayangkan kesalahan yang dilakukan para pemain Barcelona. Terlepas dari tendangan roket Rafael Santos Borre pada gol kedua Frankfurt, Xavi menilai bahwa seluruh gol tim tamu lahir dari kesalahan pemainnya sendiri.
“Kami membuat banyak kesalahan, gol kedua hilang dari diri kami sendiri, penalti juga kesalahan kami, gol ketiga kami menekan di pinggir lapangan, mereka berbalik dan pindah ke sisi lain,” tambahnya.
“Ada tiga konsep yang kami perbaiki untuk menghindari kejadian leg pertama terulang, yaitu intensitas, meminimalkan kehilangan bola dan menghentikan serangan balik mereka, sayangnya kami tidak mencapai itu,” keluhnya.
Namun begitu, Xavi menerima kekalahan dengan lapang dada. Legenda Tim Nasional Spanyol itu mengakui bahwa timnya memang bermain buruk. “Kami harus kritis terhadap diri sendiri, kami tidak bagus dan itulah mengapa kami tersingkir,” pungkasnya.
Lihat Juga: Tragedi Berdarah di Belgrade: Pau Cubarsi Butuh 10 Jahitan di Wajah usai Diterjang Tendangan
(sha)