Jika Inggris Ikuti Jejak Belanda, Kutukan Buat Mohamed Salah

Senin, 27 April 2020 - 07:07 WIB
loading...
Jika Inggris Ikuti Jejak Belanda, Kutukan Buat Mohamed Salah
Penyerang Liverpool Mohamed Salah pernah mengalami penghentian liga saat di Mesir/foto/The National
A A A
LIVERPOOL - Asosiasi Sepak Bola Inggris belum menentukan keberlangsungan Liga Primer 2019/2020. Namun, ada kekhawatiran liga Inggris akan dihentikan menyusul keputusan liga teratas Belanda (Eredivisie) yang berakhir dini karena pandemi virus corona.

Pemimpin Asosiasi Sepak Bola Belanda (KNVB) mengambil keputusan menghentikan Eredivisie 2019/2020, Jumat (24/4/2020), setelah perdana menteri Belanda Mark Rutte melarang pergelaran sepak bola hingga September 2020.

Tidak ada juara dan promosi-degradasi di musim ini, dengan demikian Ajax Amsterdam yang memuncaki klasemen tidak berhak atas gelar. Sedangkan skuat Alan Pardew, ADO Den Haag, yang menempati peringkat 17 dari 18 kontestan, tidak terdegradasi.

Menurut The Sun, Banyak pengamat sepak bola Inggris, termasuk Gary Lineker dan Piers Morgan, berpikir Liga Primer bisa mengikuti jejak Belanda yang menghentikan liga mereka.

"Ini selalu menjadi satu-satunya cara yang adil untuk menyelesaikan musim," kicau Morgan membalas tweet yang mengumumkan keputusan FA Belanda

“Mungkin itu menjadi satu-satunya cara. Tapi tidak cukup adil," imbuh Lineker.

Jika Inggris melakukan langkah seperti Belanda dan Belgia, tentu ini akan menjadi kutukan bagi penyerang Liverpool Mohamed Salah.

Pemain depan berusia 27 tahun itu sudah punya pengalaman menyelesaikan kampanye liga sebelum waktunya, tapi itu kemudian menjadi titik balik kariernya yang cemerlang.

Persitiwa itu terjadi pada 1 Februari 2012 ketika 74 orang terbunuh dan sekitar 1.000 orang terluka oleh hooligan sepak bola dalam tragedi Stadion Port Said, Port Said, Mesir saat pertandingan Al-Masry melawan Al-Ahly.

Liga Primer Mesir dibatalkan selama dua tahun dan 11 Ultras Al-Masry dijatuhi hukuman mati kerusuhan tersebut.

Salah yang saat itu berusia 19 tahun adalah bintang menjanjikan di Al-Mokawloon meski klub tersebut tercecer di papan bawah. Namun, tetapi sebagai akibat penghentian liga, klubnya bertahan di papan atas dan Salah hengkang untuk memulai pertualangan di Eropa, menandatangani kontrak di Basel pada 2012–2014, Chelsea (2014–2016), Fiorentina (pinjaman, 2015), AS Roma (2015–2016 pinjaman, dan 2016–2017 permanen), serta Liverpool.

Mantan kapten Al-Mokawloon, Mohamed El Akabawy mengatakan kepada SunSport: "Yang pasti, Salah akan merasa dikutuk bahwa dia mengalami dua musim dibatalkan."
(sha)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1033 seconds (0.1#10.140)