Kesempatan Indonesia Coba Digoyang India

Jum'at, 06 Juni 2014 - 18:00 WIB
Kesempatan Indonesia Coba Digoyang India
Kesempatan Indonesia Coba Digoyang India
A A A
JAKARTA - Posisi Indonesia yang kemungkinan akan menggantikan Hanoi, Vietnam menjadi tuan rumah Asian Games 2019 mendapatkan goyangan. Pasalnya, Indiajuga menginginkan hal serupa apalagi setelah ada wacana untuk memajukan jadwal pelaksanaan dari 2019 menjadi 2018.

Seperti diketahui Hanoi sudah menyatakan tidak bersedia menggelar pesta olahraga multievent setelah mengalami kesulitan keuangan. Dan, Indonesia masuk menjadi kandidat menggantikan posisi Hanoi. Angin segar bahkan terus berhembus setelah
Wakil Presiden Olympic Council of Asia Wei Jizhong mengunjungi Indonesia langsung.

Kala itu ia terkesan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki Indonesia. Jizhong pada Mei lalu mengunjungi Palembang untuk melihat langsung kesiapan Indonesia. "Saya kira tidak ada negara yang lebih siap dibandingkan Indonesia. Saya kira Indonesia bisa mempersiapkan diri dalam waktu dua tahun ini," kala itu.

Tapi rupanya angin segar itu tiba-tiba menjadi kurang mengenakan. Pasalnya, ketetapan pelaksanaan pada 2019 kembali dipertanyakan mengingat di tahun itu banyak kegitan olahraga di dunia juga digelar seperti olimpiade musim dingin dan Piala Dunia 2019.

Presiden Dewan Olimpiade Asia Sheikh Ahmad Al Fahad Al Sabah juga sepertinya akan membuka kembali penawaran tuan rumah menyusul banyaknya kota di Asia yang menginginkannya.

Kaohsiung, Taiwan dan Kuala Lumpur, Malaysia juga berminat menggantikan Hanoi. Kota lainnya yang berminat adalah Nanjing, China.

Seperti dikutip insidethegame, Jumat (6/6), Otoritas Olahraga Indonesia (SAI) sepertinya memanfaatkan momentum banyak kegiatan olahraga di tahun 2019 untuk memikirkan kembali soal tuan rumah asian games.

"Itu ide yang baik (memajukan asian games). Kami mempunyai infrastruktur untuk menjadi tuan rumah. Setiap ada tawaran menjadi tuan rumah pasti kami akan mendukungnya. Mengapa kita harus menghindar hanya karena India pernah terkena skandal korupsi di tahun 2010," ungkap Direktur Jenderal SAI Jiji Thompson.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2178 seconds (0.1#10.140)