Profil Thomas Tuchel, Pengusung Formula 3-4-3 yang Ditakuti Dunia
loading...
A
A
A
LONDON - Perjalanan Thomas Tuchel bersama Chelsea tak berlangsung lama. Juru taktik asal Jerman itu resmi didepak, Rabu (7/9/2022), usai dikalahkan Dinamo Zagreb. Padahal formasi 3-4-3 miliknya sempat ditakuti di Eropa, bahkan di dunia.
Musim ini, tangan dingin Tuchel tidak berfungsi baik. Chelsea memiliki awal musim yang mengecewakan. Di Liga Primer Inggris 2022/2023 , Chelsea terdampar ke peringkat enam klasemen dengan koleksi 10 poin setelah meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang dan dua kekalahan.
Terbaru, Chelsea dipermalukan Dinamo Zagreb pada pekan pembuka Liga Champions 2022/2023 dengan skor 0-1 pada Rabu (7/9/2022). Sehari setelah kekalahan tersebut, Tuchel langsung didepak manajemen klub.
Hal ini sangat ironis tentunya. Sebab sebetulnya Tuchel merupakan pelatih yang kualitasnya tidak diragukan lagi.
Formasi 3-4-3 Tuchel sempat mendunia dan menjadi salah satu yang paling ditakuti sejak tiki-taka milik Pep Guardiola. Berkat taktik jitunya itu, Chelsea dibawanya meraih gelar juara Liga Champions 2020/2021 hanya dalam waktu setengah musim.
Hebatnya, lawan yang dikalahkan Chelsea di final adalah penguasa Liga Inggris, Manchester City. Di tahun yang sama, Tuchel membawa Chelsea meraih gelar juara Piala Super Eropa.
Skema yang diusung Tuchel di Chelsea menginspirasi banyak pelatih Timnas untuk menggunakan formasi tiga bek di Piala Eropa 2020. Skema tiga bek mendadak populer dan menjadi standar baru di sepak bola modern.
Tahun 2021 menjadi tahun kejayaan bagi Tuchel, sebab di tahun yang sama, pelatih berusia 49 tahun itu diganjar penghargaan pelatih terbaik dunia. Tuchel terus menggunakan taktik jitunya kala membawa Chelsea menjuarai Piala Dunia Antar Klub 2022 silam.
Namun, taktik Tuchel rupanya mudah usang. Taktik 3-4-3 nya itu ternyata mudah diketahui kelemahannya.
Alhasil, Chelsea merosot pada pertengahan musim 2021/2022. Padahal di awal musim tersebut, Chelsea digadang-gadang sebagai penantang gelar juara.
Chelsea tertinggal dari rival-rivalnya, Liverpool dan Man City di papan klasemen, lalu finis di peringkat ketiga. Musim 2022-2023 adalah kehancuran bagi Tuchel yang enggan mengganti formasinya tersebut, padahal sudah banyak diketahui kelemahannya oleh lawan.
Musim ini, tangan dingin Tuchel tidak berfungsi baik. Chelsea memiliki awal musim yang mengecewakan. Di Liga Primer Inggris 2022/2023 , Chelsea terdampar ke peringkat enam klasemen dengan koleksi 10 poin setelah meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang dan dua kekalahan.
Terbaru, Chelsea dipermalukan Dinamo Zagreb pada pekan pembuka Liga Champions 2022/2023 dengan skor 0-1 pada Rabu (7/9/2022). Sehari setelah kekalahan tersebut, Tuchel langsung didepak manajemen klub.
Hal ini sangat ironis tentunya. Sebab sebetulnya Tuchel merupakan pelatih yang kualitasnya tidak diragukan lagi.
Baca Juga
Formasi 3-4-3 Tuchel sempat mendunia dan menjadi salah satu yang paling ditakuti sejak tiki-taka milik Pep Guardiola. Berkat taktik jitunya itu, Chelsea dibawanya meraih gelar juara Liga Champions 2020/2021 hanya dalam waktu setengah musim.
Hebatnya, lawan yang dikalahkan Chelsea di final adalah penguasa Liga Inggris, Manchester City. Di tahun yang sama, Tuchel membawa Chelsea meraih gelar juara Piala Super Eropa.
Skema yang diusung Tuchel di Chelsea menginspirasi banyak pelatih Timnas untuk menggunakan formasi tiga bek di Piala Eropa 2020. Skema tiga bek mendadak populer dan menjadi standar baru di sepak bola modern.
Tahun 2021 menjadi tahun kejayaan bagi Tuchel, sebab di tahun yang sama, pelatih berusia 49 tahun itu diganjar penghargaan pelatih terbaik dunia. Tuchel terus menggunakan taktik jitunya kala membawa Chelsea menjuarai Piala Dunia Antar Klub 2022 silam.
Namun, taktik Tuchel rupanya mudah usang. Taktik 3-4-3 nya itu ternyata mudah diketahui kelemahannya.
Alhasil, Chelsea merosot pada pertengahan musim 2021/2022. Padahal di awal musim tersebut, Chelsea digadang-gadang sebagai penantang gelar juara.
Chelsea tertinggal dari rival-rivalnya, Liverpool dan Man City di papan klasemen, lalu finis di peringkat ketiga. Musim 2022-2023 adalah kehancuran bagi Tuchel yang enggan mengganti formasinya tersebut, padahal sudah banyak diketahui kelemahannya oleh lawan.
(sha)