GP Prancis Dibatalkan, F1 Gelar Seri Pembuka di Austria Pada Juli 2020
loading...
A
A
A
LONDON - Formula Satu (F1) berencana menggelar seri pembuka musim 2020 di Grand Prix (GP) Austria pada 3-5 Juli dengan tanpa penonton. F1 menargetkan menyelesaikan 15-18 lomba dengan seri penutup di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Desember.
GP Prancis di Sirkuit Paul Ricard di Le Castellet yang semula dijadwalkan 28 Juni telah dibatalkan, dan menjadi balapan ke-10 yang terkena dampak pandemi Covid-19. Langakh itu diambil setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron memberlakukan larangan pertemuan massal di negara itu hingga setidaknya pertengahan Juli.
Meski demikian, Kepala F1 Chase Carey optimistis untuk memulai kampanye sepekan setelahnya di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, 5 Juli. Carey juga yakin bisa menggelar 15 hingga 18 balapan sebelum di tutup di seri terakhir di Sirkuit Yas Island, Abu Dhabi pada bulan Desember 2020.
"Meskipun pagi ini diumumkan bahwa Grand Prix Prancis, yang akan berlangsung pada akhir Juni, tidak akan berjalan, kami sekarang semakin yakin dengan kemajuan rencana kami untuk memulainya di musim panas ini," kata Carey di laman resmi Formula One seperti dilansir eveningexpress.co.uk.
“Kami menargetkan balapan dimulai di Eropa hingga Juli, Agustus dan awal September, dengan balapan pertama berlangsung di Austria pada 3-5 Juli akhir pekan."
“September, Oktober dan November, kami akan berlomba di Eurasia, Asia. dan Amerika, menyelesaikan musim di Teluk pada bulan Desember dengan Bahrain sebelum final di Abu Dhabi, setelah menyelesaikan antara 15 hingga 18 balapan."
“Kami akan menerbitkan kalender final kami sesegera mungkin. Semua rencana kami jelas dapat berubah karena kami masih memiliki banyak masalah untuk diatasi dan kita semua takluk pada virus yang tidak diketahui."
“Kami berharap balapan awal akan tanpa penggemar tetapi berharap penggemar akan menjadi bagian dari acara kami saat kami bergerak lebih jauh ke dalam jadwal."
“Kami masih harus menyelesaikan banyak masalah seperti prosedur untuk tim dan mitra kami yang lain untuk masuk dan beroperasi di masing-masing negara."
“Kesehatan dan keselamatan semua yang terlibat akan terus menjadi prioritas dan kami hanya akan maju jika kami yakin kami memiliki prosedur yang dapat diandalkan untuk mengatasi risiko dan kemungkinan masalah.”
GP Prancis di Sirkuit Paul Ricard di Le Castellet yang semula dijadwalkan 28 Juni telah dibatalkan, dan menjadi balapan ke-10 yang terkena dampak pandemi Covid-19. Langakh itu diambil setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron memberlakukan larangan pertemuan massal di negara itu hingga setidaknya pertengahan Juli.
Meski demikian, Kepala F1 Chase Carey optimistis untuk memulai kampanye sepekan setelahnya di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, 5 Juli. Carey juga yakin bisa menggelar 15 hingga 18 balapan sebelum di tutup di seri terakhir di Sirkuit Yas Island, Abu Dhabi pada bulan Desember 2020.
"Meskipun pagi ini diumumkan bahwa Grand Prix Prancis, yang akan berlangsung pada akhir Juni, tidak akan berjalan, kami sekarang semakin yakin dengan kemajuan rencana kami untuk memulainya di musim panas ini," kata Carey di laman resmi Formula One seperti dilansir eveningexpress.co.uk.
“Kami menargetkan balapan dimulai di Eropa hingga Juli, Agustus dan awal September, dengan balapan pertama berlangsung di Austria pada 3-5 Juli akhir pekan."
“September, Oktober dan November, kami akan berlomba di Eurasia, Asia. dan Amerika, menyelesaikan musim di Teluk pada bulan Desember dengan Bahrain sebelum final di Abu Dhabi, setelah menyelesaikan antara 15 hingga 18 balapan."
“Kami akan menerbitkan kalender final kami sesegera mungkin. Semua rencana kami jelas dapat berubah karena kami masih memiliki banyak masalah untuk diatasi dan kita semua takluk pada virus yang tidak diketahui."
“Kami berharap balapan awal akan tanpa penggemar tetapi berharap penggemar akan menjadi bagian dari acara kami saat kami bergerak lebih jauh ke dalam jadwal."
“Kami masih harus menyelesaikan banyak masalah seperti prosedur untuk tim dan mitra kami yang lain untuk masuk dan beroperasi di masing-masing negara."
“Kesehatan dan keselamatan semua yang terlibat akan terus menjadi prioritas dan kami hanya akan maju jika kami yakin kami memiliki prosedur yang dapat diandalkan untuk mengatasi risiko dan kemungkinan masalah.”
(sha)