Manajer: Aero dan Agsa Milik Indonesia

Jum'at, 12 Desember 2014 - 15:58 WIB
Manajer: Aero dan Agsa Milik Indonesia
Manajer: Aero dan Agsa Milik Indonesia
A A A
JAKARTA - Manajer tim Jet Ski Indonesia, Fully Aswar tidak ingin dipusingkan soal masalah finansial (anggaran). Yang terpenting adalah pembinaan dan pengembangan atletnya berjalan baik sampai ke level dunia.

Aswar bercerita sewaktu Aero dan Agsa berhasil menggondol dua medali emas di ajang Asian Beach Games (ABG) di Phuket, Thailand, November 2014. Ia memahami keterbatasan dana kontingen Indonesia yang pergi mengharumkan nama bangsa di multi event, membuat timnya terpaksa menggunakan mesin jet ski seadanya di beberapa kelas yang kualitasnya sulit ditingkatkan meski sudah disetting sedemikian rupa.

"Sama sekali tak masalah, kami jalani apa adanya karena komitmen, fokus dan keinginan untuk mengibarkan bendera Merah Putih di setiap Kejuaraan level dunia. Semua itu sekarang sudah terwujud, selanjutnya jet ski Indonesia memasuki atmosfer rivalitas yang demikian tinggi di arena profesional. Sehingga saya ingin mempunyai organisasi profesional dan terstruktur di sekitar Aero dan Agsa," kata Fully dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (12/12).

Aswar menambahkan: "Saya tidak bisa berjalan sendirian. Aero dan Agsa sudah milik Indonesia dan kemana pun mereka bertanding akan menjadi sorotan, sebab dia sudah masuk dalam jajaran pejetski top dunia. Artinya, mereka menjadi target rivalnya untuk dikalahkan."

Walau usai Aero dan Agsa terbilang masih muda, namun bagi atlet jet ski batas usianya sampai 35 tahun dan jika mereka tetap menekuni olah raga ini maka mereka akan dianggap veteran. Itulah mengapa Aswar begitu ngotot untuk mencari bibit muda yang dimulai dari usia dini.

Soal regenerasi, ayah dari kedua pejetski tersebut menjelaskan bahwa dirinya sudah melakukan pembinaan. Tercatat, sebanyak delapan orang tengah dilatih mental tanding serta kemampuannya dalam mengemudikan jet ski.

"Batas atlet jet ski berada pada 35 tahun, selebihnya akan dianggap veteran. Memang betul bahwa pembibitan itu sangat penting dan kami telah menerapkan itu. Sebanyak delapan orang sudah kami latih, namun kami masih memiliki kesulitan, yakni meyakinkan orang tua. Sebab tidak semata-mata orang tua bisa memberikan izin. Karenanya saya selalu melatih anak-anak dengan cara bermain terlebih dahulu dan dari situ akan terlihat potensi mereka.Sebenarnya trik saya telah digunakan oleh negara lain."

"Yang jelas dalam lima tahun ke depan baik Aero maupun Agsa bisa merebut juara dunia alias tak terkalahkan," tutup Fully.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0130 seconds (0.1#10.140)