Teka-teki Rencana Kepergian Lionel Messi dari Barcelona

Rabu, 08 Juli 2020 - 10:29 WIB
loading...
Teka-teki Rencana Kepergian Lionel Messi dari Barcelona
Lionel Messi akan meninggalkan Barcelona. Media seantero Eropa bahkan dunia mengungkapkan kemungkinan itu. Berasal dari sebuah analisis radio yang berbasis di Katalan, semua ramai membuat kemungkinan jika Messi akan meninggalkan Camp Nou. Foto/fcbarcelona
A A A
BARCELONA - Lionel Messi akan meninggalkan Barcelona. Media seantero Eropa bahkan dunia mengungkapkan kemungkinan itu. Berasal dari sebuah analisis radio yang berbasis di Katalan, semua ramai membuat kemungkinan jika Messi akan meninggalkan Camp Nou.

Bicara kemungkinan, tentu tidak ada yang tidak mungkin. Pemicunya bisa beragam. Tekanan yang tak kunjung berhenti, teori konspirasi bagaimana Messi selalu dianggap sebagai maestro di belakang sirkulasi pelatih dan pemain Barca, keretakan dengan pelatih Quique Setien, sampai dengan ancaman nirgelar di musim ini.

Kemungkinan ini kemudian ditambah adanya klub kaya, seperti Manchester City (Man City), Paris Saint-Germain (PSG), Juventus, bahkan Inter Milan yang siap menampungnya. Man City “bisa” menjadi pelabuhan karena di sana ada uang dan Pep Guardiola. PSG serta Juventus menarik karena ada uang dan jaminan gelar setiap musimnya di Ligue 1, sedangkan Inter Milan selain faktor ketertarikan sejak lama, juga bisa menjadi medium bermain bersama Lautaro Martinez, selain tentu saja kemampuan finansial.

Pada akhirnya semua akan kembali kepada Messi. Apakah dia akan memperpanjang kontraknya yang berakhir 2021 atau memilih pergi, entah ke tim Eropa, Major League Soccer (MLS) di Amerika Serikat, atau bahkan kembali ke klub masa kecilnya Newell Old Boys, Argentina. (Baca: Chelsea Naik ke Posisi Tiga Usai Kandaskan Crystal Palace)

Tapi, alurnya, meminjam istilah anak sekarang, “tak semudah itu Ferguso”. Setidaknya ada dua hal yang membuat skenario itu menjadi sulit bahkan teramat sulit meski bukan tidak mungkin. Alasan pertama, hubungan emosional, dan kedua adalah rasional. Emosional, semua tahu bagaimana hubungan Messi dan Barca lebih dari deret trofi dan rekor, atau sekadar balas jasa karena Barca sudah membiayai suntik hormon Messi sejak kali pertama bergabung di La Masia.

Barcelona atau La Masia sudah menjadi rumah untuk pemain yang disebut La Pulga. “Messi dan (Andres) Iniesta tidak 'hidup' di sini, ini adalah rumah mereka. Mereka datang untuk makan, saat ada masalah mereka bicara dengan kami, seperti yang mereka lakukan pada ibu dan bapaknya,” kata Albert Capellas, koordinator pemain muda di La Masia dikutip dari buku Soccer Men.

Demi Barca, Messi rela meninggalkan kesenangan masa muda yang sempat diperkenalkan Ronaldinho ketika berada di Barcelona. Ronaldinho sempat membawa pemain kelahiran Rosario itu ke kehidupan gemerlap dunia malam. (Baca juga: Bersinar di Usia Muda, Karier Hancur karena Dugem dan Miras)

“Kamu memiliki dua pilihan. Pertama kamu tetap ke pesta, dan kamu akan pergi dari sini dalam waktu cepat. Atau makan teratur, meninggalkan alkohol, pergi tidur dengan cepat, dan datang latihan tepat waktu. Itu yang akan membuat kami menjadi yang terbaik di dunia,” kata Guardiola yang saat itu menjadi pelatih di akademi Barca.

Jawabannya semua tahu, Messi tetap berada di Barca sampai sekarang dan menjadi satu dari dua pemain terbaik dunia dalam satu dekade terakhir bersama Cristiano Ronaldo. Seperti penutup di pengantar buku MESSI karya Guillem Balague; “Messi adalah simbol Barca, standar sebuah kualitas, pemain luar biasa yang bermain di tim luar biasa. Mungkin juga menjadi pemain terbaik sepanjang masa.”

Sementara alasan kedua adalah rasionalitas. Dengan usia 33 tahun, tidak ada yang menjamin Messi akan bisa bermain sebaik di Barca dan mendapatkan tempat terhormat seperti yang didapatkan di Camp Nou. Dia bisa pergi ke PSG, Man City, Juventus, Inter Milan, atau manapun, tapi dia akan selalu dibandingkan dengan apa yang diberikan di Barca.

Ini justru bisa membuat reputasinya menjadi turun. Tidak ada yang menjamin dia bisa terus bermain stabil sampai dua tahun mendatang. Dia juga tak bisa selalu menuntut manajemen tim barunya memberikan pemain dan pelatih yang diinginkan seperti di Barca dan juga pemain yang mau mati untuk dirinya.

Alasan ini membuat sulit rasanya untuk Messi bisa semudah itu mengepak koper meninggalkan Camp Nou. Jadi, besar kemungkinan Messi sedang memainkan perannya sebagai raja dalam bidak catur di Barca. Catur adalah olahraga yang sebenarnya lebih disukai Setien. Pelatih veteran yang bahkan pernah menghadapi mantan juara dunia Anatoli Karpov dan Garry Kasparov. (Baca juga: Nomor 1 di ASEAN, Militer Indonesia Harus Kuat dan Modern)

Messi, bagaimanapun merasa beberapa kali dikecewakan terkait transfer Barca dalam mendatangkan pemain-pemain yang bisa membantu tim lebih kompetitif di Eropa. Dia juga mulai melihat bagaimana skuad Barca sekarang terasa lebih tua dan rentan cedera. Sebagian besar tulang punggung Barca berusia lebih dari 30 tahun.

Sinyal regenerasi yang dilakukan tidak bisa berjalan. Pemain-pemain muda gagal beradaptasi dengan sistem, saat senior menepi karena cedera. Imbasnya, saat Real Madrid berlari kencang setelah jeda kompetisi karena pandemi korona dan Barca terlihat tersengal-sengal dalam perburuan.

Keengganan Messi meneken perpanjangan kontrak, lebih untuk melihat bagaimana keseriusan klub dalam membangun proyek di musim mendatang. Dia juga ingin melihat visi presiden Barca setelah era kebetulan periode Josep Maria Bartomeu dan kemungkinan tidak akan terpilih lagi. Karena itu, wajar jika Messi sedang memainkan perannya sebagai raja di papan catur. Bergerak pelan, tak mau terburu-buru agar masa depannya tetap terjaga. (Lihat videonya: Kapal Tak Bisa Sandar, Sapi Dilempar ke Laut)

Barca sedang tertinggal empat poin, yang membuat Madrid membutuhkan delapan poin lagi untuk mengunci gelar. Bahkan, angka itu lebih kecil jika Barca gagal mendapatkan kemenangan di laga tersisa. Termasuk saat pertandingan melawan Espanyol di Camp Nou, dini hari nanti.

Derby Katalan menjadi rumit karena menjadi penentu masa depan Espanyol di Primera Liga. Mengalahkan Espanyol bisa mengirim tetangga mereka ke Segunda Divisions, tapi menjaga peluang mereka berada dalam perburuan gelar. “Masih ada Primera Liga dan Liga Champions. Kami fokus ke sana,” tutur Bartomeu. (Maruf)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1511 seconds (0.1#10.140)