Dibilang terburuk, Ketum PSTI Sumsel ngamuk

Rabu, 14 November 2012 - 23:05 WIB
Dibilang terburuk, Ketum PSTI Sumsel ngamuk
Dibilang terburuk, Ketum PSTI Sumsel ngamuk
A A A
Sindonews.com - Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sumatera Selatan (Sumsel) Hendri Zainuddin murka. Dia berang dengan pernyataan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel Muddai Madang yang mengatakan bahwa cabor sepak takraw mendapatkan predikat terburuk dalam pencapaian prestasi pada ajang Pekan Olahraga Nasiona (PON) XVIII di Riau.

Apalagi pernyataan itu diungkapkannya dimuka umum pada malam apresiasi bagi atlet dan pelatih peraih medali pada PON XVII dan Peparnas XVI Riau di Dining Hall, Wisma Atlet, Jakabaring Sport City, Senin (12/11) lalu.

Dia bahkan menilai pernyataan yang dilontarkan tersebut tebang pilih, tendensius dan sifatnya terlalu subjektif, pasalnya bulan hanya cabor sepak takraw sendiri yang mengalami kegagalan, tetapi banyak juga cabor lain yang tidak memenuhi target sesuai dengan yang diharapkan seperti renang,

Hendri mengatakan, tidak seharusnya Muddai Madang sebagai ketua umum KONI menyebutkan hal seperti itu, apalagi hanya tertuju pada satu cabor saja. Karena selain takraw masih banyak pengrov lain yang gagal meskipun mereka nyata-nyata telah melakukan TC keluar negeri namun masih tidak mampu mencapai target.

"Jelas sikapnya itu tebang pilih. Kenapa takraw seolah dikambinghitamkan atas kegagalan ini. Padahal kita tidak pernah sekalipun dibantu untuk TC baik di dalam negeri maupun di luar negeri,"tegasnya saat dihubungi kemarin.

Seharunya sebagai seorang pemimpin KONI Sumsel, Hendri mengatakan bahwa Muddai harus bisa mempertanggung jawab kegagalan dalam memperoleh target minimal 25 medali emas dan hanya dapat 10 emas saja dan mengakui kegagalan pada PON itu tanpa mencari-cari kambing hitam maupun menyudutkan cabor tertentu.
Lebih parah lagi, perolehan emas malah kebanyakan dari cabor-cabor yang tidak diunggulkan, seperti Biliar.

"Dari 25 medali emas yang ditargetkan itu saja, apakah cabor takraw ditargetkan medali, nyatanya tidak, karena memang sejak awal takraw sudah diprediksi tidak dapat emas," tegasnya.

Andaikata Muddai mau bersikaf objektif, lanjutnya, masih banyak pengrov cabor lain yang justru gagal total karena prediksi emas tidak tercapai, seperti renang, menembak, wushu, judo dan basket. Tetapi nyatanya, hanya cabor sepak takraw saja yang terus dikritisi.

"Apalagi ada cabor yang sudah jauh-jauh TC ke luar negeri juga malah tidak mendapatkan medali emas. Apakah mereka juga lantas mendapatkan predikat terburuk, nyatanya tidak," sesalnya.

Hendri membeberkan, kegagalan tim sepak takraw di PON lalu tidak terlepas dari tidak didukungnya program yang telah disiapkan oleh Pengprov PSTI Sumsel seperti TC oleh pihak KONI Sumsel selaku induk olahraga.

Belum lagi terlalu banyaknya campur tangan para pengurus lama dan juga atlet yang seharusnya lebih fokus untuk mempersiapkan diri dan bukannya mengurusi persoalan keorganisasian.

Hendri menambahkan, dalam hal ini selaku ketua KONI, Muddai hanya membandingkan keberhasilan Tim Takraw pada SEA Games 2011 kemarin, yang diperkuat beberapa atlet timnas asal Sumsel dengan kegagalan di PON. Padahal, dia tidak mengetahui latar belakang penyebab kekalahan tim tersebut, karena sejak awal kepengurusan lama tidak mendukung program dari kepengurusan baru.

"Parahnya lagi, para atlet terbaik yang telah kita persiapkan justru banyak diganti dengan atlet lain. Kalau sudah begini bagaimana kita bisa berprestasi, dan ketika kita gagal seperti sekarang justru KONI menyudutkan dengan memberikan predikat sebagai cabor terburuk,"pungkasnya.

Sebelumnya Ketua KONI Sumsel Muddai Madang telah menetapkan cabor Sepak Takraw masuk dalam kategori terjelek, lantaran gagal menyumbangkan medali dan hanya menang satu kali dari 14 kali tanding, sisanya 13 kali mengalami kekalahan.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8891 seconds (0.1#10.140)