Kasus Neymar Senjata Pemerintah Spanyol Serang Catalan
A
A
A
BARCELONA - Kasus pajak Neymar yang menyeret presiden Barcelona sepertinya semakin berlarut-larut, setelah wakil presiden La Blaugrana -julukan Barca-, Jordi Cardoner menuding pemerintah Spanyol menggunakan kasus penyerang muda asal Brazil itu sebagai senjata politik untuk menyerang Catalan. Seperti diketahui sebelumnya Barca telah dituntut melakukan penipuan pajak senilai 2,8 juta euro dalam proses mendatangkan Neymar ke Camp Nou -kandang Barca-.
Kabar terbaru pengadilan nasional Spanyol di Madrid mengumumkan menerima permintaan jaksa penuntut untuk melanjutkan persidangan melawan Barcelona yang menyeret dua sosok penting kubu Catalan yakni mantan presiden, Sandro Rosell dan Presiden Barca saat ini, Josep Maria Bartomeu. Pengumuman ini mencuat hanya selang sehari sesudah Lionel Messi dan kawan-kawan memesan tiket ke final Liga Champions.
(Baca Juga: Presiden Barca Hadapi Tuduhan Penggelapan Pajak Neymar)
Langkah ini dipertanyakan oleh Cardoner yang menilai ada nuansa politih dari keputusan pengadilan. "Ini (pengabulan tuntutan oleh pengadilan nasional Spanyol) bukan hanya serangan untuk Barcelona, tapi juga kepada negara Catalan karena kami adalah klub andalan Catalan," tegas Cardoner dilansir Espana, Minggu (17/5/2015).
Barca sendiri sukses ke partai final Champions setelah menyingkirkan klub raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen. Sementara itu pernyataan Cardoner memberi sinyal bila pemerintah Spanyol tidak senang dengan prestasi yang diraih skuat besutan Luis Enrique. "Saya tidak terkejut dengan keputusan ini dan saya senang bahwa Real Madrid tidak melawan Barca di final Liga Champions yang akan berlangsung di Berlin," tandasnya.
Kabar terbaru pengadilan nasional Spanyol di Madrid mengumumkan menerima permintaan jaksa penuntut untuk melanjutkan persidangan melawan Barcelona yang menyeret dua sosok penting kubu Catalan yakni mantan presiden, Sandro Rosell dan Presiden Barca saat ini, Josep Maria Bartomeu. Pengumuman ini mencuat hanya selang sehari sesudah Lionel Messi dan kawan-kawan memesan tiket ke final Liga Champions.
(Baca Juga: Presiden Barca Hadapi Tuduhan Penggelapan Pajak Neymar)
Langkah ini dipertanyakan oleh Cardoner yang menilai ada nuansa politih dari keputusan pengadilan. "Ini (pengabulan tuntutan oleh pengadilan nasional Spanyol) bukan hanya serangan untuk Barcelona, tapi juga kepada negara Catalan karena kami adalah klub andalan Catalan," tegas Cardoner dilansir Espana, Minggu (17/5/2015).
Barca sendiri sukses ke partai final Champions setelah menyingkirkan klub raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen. Sementara itu pernyataan Cardoner memberi sinyal bila pemerintah Spanyol tidak senang dengan prestasi yang diraih skuat besutan Luis Enrique. "Saya tidak terkejut dengan keputusan ini dan saya senang bahwa Real Madrid tidak melawan Barca di final Liga Champions yang akan berlangsung di Berlin," tandasnya.
(akr)