Arsenal dan Misteri Kutukan Vieira
A
A
A
LONDON - Arsenal gagal menuai poin penuh saat menjamu Sunderland di Emirates Stadium pada pekan ke-37 Liga Primer Inggris, Rabu (20/5/2015). Hasil imbang tanpa gol memaksa The Gunners gagal finis di peringkat 2 klasemen akhir Liga Primer Inggris. Arsenal tertinggal empat poin dari Manchester City yang menduduki posisi runner-up dalam sisa satu laga.
Arsenal mengemas 72 poin, sedangkan Manchester City 76 poin. Chelsea yang sudah juara meraih 84 angka. Dengan kegagalan meraup tiga poin di kandang itu, Arsenal gagal bersaing dengan Manchester City untuk mendapat tiket otomatis fase grup Liga Champions musim 2015/2016.
Kegagalan itu juga mencatatkan Pasukan Arsene Wenger tak mampu menyelesaikan Liga Primer Inggris lebih tinggi dari peringkat 3 dalam 10 musim beruntun. Kegagalan ini kini dikenal dengan 'Kutukan Vieira'.
Istilah itu muncul lantaran dalam delapan musim Patrick Vieira bermain di Arsenal (1997-2005), The Gunners menorehkan prestasi fantastis dan selalu finis dua teratas di Liga Primer. Namun, sejak gelandang kelahiran Dakar, Senegal, 23 Juni 1976, itu hengkang dari markas tim meriam London tersebut pada Juli 2005, Arsenal tak pernah lagi mengecap posisi dua besar.
Pada tahun pertama Vieira hengkang, Arsenal langsung terperosok ke peringkat 4 di musim 2005/2006. Setelah itu peringkat 4 (2006/2007), 3 (2007/2008), 4 (2008/2009), 3 (2009/2010), 4 (2010/2011), 3 (2011/2012), 4 (2012/2013), 4 (2013/2014), dan 3 (2014/2015)
Selama Vieira bermain di Arsenal, mantan pemain AC Milan, Inter Milan, Juventus, dan Manchester City itu pernah memenangi tiga trofi Liga Primer 1997/1998, 2001/2002, dan 2003/2004, empat Piala FA 2001/2002, 2002/2003, dan 2004/2005), serta empat piala Community Shield (1998, 1999, 2002, dan 2004).
Kegagalan memetik kemenangan melawan Sunderland membuat Arsenal mencatat sekali kemenangan dalam lima laga terakhir liga. The Gunners juga gagal mencetak gol dalam tiga laga kandang beruntun di liga musim ini. Catatan buruk itu pertama kali terjadi sejak Februari 2009. Hasil imbang pun membuat Sunderland bahagia, karena tambahan satu angka membuat pasukan Dick Advocaat itu bertahan di Liga Primer musim depan. (Baca juga: Curi Poin di Markas Arsenal, Suderland Lolos dari Degradasi)
"Ketika Anda tidak menang Anda frustrasi. Yang penting sekarang adalah kami harus menang pada hari Minggu (vs West Bromwich Albion di laga pemungkas). Kami berada dalam posisi yang kuat untuk menyelesaikan liga di posisi tiga dan kemudian memenangkan final Piala FA," kata Pelatih Arsenal Arsene Wenger.
Arsenal mengemas 72 poin, sedangkan Manchester City 76 poin. Chelsea yang sudah juara meraih 84 angka. Dengan kegagalan meraup tiga poin di kandang itu, Arsenal gagal bersaing dengan Manchester City untuk mendapat tiket otomatis fase grup Liga Champions musim 2015/2016.
Kegagalan itu juga mencatatkan Pasukan Arsene Wenger tak mampu menyelesaikan Liga Primer Inggris lebih tinggi dari peringkat 3 dalam 10 musim beruntun. Kegagalan ini kini dikenal dengan 'Kutukan Vieira'.
Istilah itu muncul lantaran dalam delapan musim Patrick Vieira bermain di Arsenal (1997-2005), The Gunners menorehkan prestasi fantastis dan selalu finis dua teratas di Liga Primer. Namun, sejak gelandang kelahiran Dakar, Senegal, 23 Juni 1976, itu hengkang dari markas tim meriam London tersebut pada Juli 2005, Arsenal tak pernah lagi mengecap posisi dua besar.
Pada tahun pertama Vieira hengkang, Arsenal langsung terperosok ke peringkat 4 di musim 2005/2006. Setelah itu peringkat 4 (2006/2007), 3 (2007/2008), 4 (2008/2009), 3 (2009/2010), 4 (2010/2011), 3 (2011/2012), 4 (2012/2013), 4 (2013/2014), dan 3 (2014/2015)
Selama Vieira bermain di Arsenal, mantan pemain AC Milan, Inter Milan, Juventus, dan Manchester City itu pernah memenangi tiga trofi Liga Primer 1997/1998, 2001/2002, dan 2003/2004, empat Piala FA 2001/2002, 2002/2003, dan 2004/2005), serta empat piala Community Shield (1998, 1999, 2002, dan 2004).
Kegagalan memetik kemenangan melawan Sunderland membuat Arsenal mencatat sekali kemenangan dalam lima laga terakhir liga. The Gunners juga gagal mencetak gol dalam tiga laga kandang beruntun di liga musim ini. Catatan buruk itu pertama kali terjadi sejak Februari 2009. Hasil imbang pun membuat Sunderland bahagia, karena tambahan satu angka membuat pasukan Dick Advocaat itu bertahan di Liga Primer musim depan. (Baca juga: Curi Poin di Markas Arsenal, Suderland Lolos dari Degradasi)
"Ketika Anda tidak menang Anda frustrasi. Yang penting sekarang adalah kami harus menang pada hari Minggu (vs West Bromwich Albion di laga pemungkas). Kami berada dalam posisi yang kuat untuk menyelesaikan liga di posisi tiga dan kemudian memenangkan final Piala FA," kata Pelatih Arsenal Arsene Wenger.
(sha)