Akhir Penantian
A
A
A
OAKLAND - Golden State Warriors memecahkan rekor setelah memastikan tampil di final NBA musim ini. Mereka memutus penantian selama 40 tahun seusai mengandaskan Houston Rockets kemarin.
Warriors hanya membutuhkan lima pertemuan untuk menyudahi perlawanan Rockets, di mana laga terakhir mereka dimenangkan Stephen Curry dkk dengan skor 104-90. Kemenangan itu membuat Warriors unggul 4-1. Capaian itu mengulang kejayaan Warriors pada final NBA edisi 1975. Warriors yang saat itu dilatih Al Attles tak terbendung setelah menang atas Washington Bullets 4-0.
Pertandingan itu pun menahbiskan Rick Barry sebagai most valuable player(MVP) 1975. Mereka pun melengkapi kejayaan edisi 1947 dan 1956. ”Mengapa tidak? Saya rasa Bay Arena telah menunggu selama 40 tahun. Saya pikir sudah waktunya bagi kami,” ungkap Curry, dilansir Yahoosport. Curry selaku MVP 2015 memang menjadi salah satu aktor di balik keberhasilan Warriors musim ini.
Dia kembali menunjukkan kegemilangannya setelah mengumpulkan 26 poin, 8 rebound, 6 assistpada game kelima. Wajar bila pebasket kelahiran Akron, Ohio, Amerika Serikat (AS), berusia 27 tahun itu akan menjadi andalan Pelatih Steve Kerr saat menghadapi Cleveland Cavaliers di final nanti. Yang jelas, seluruh komponen Warriors menyambut keberhasilan itu penuh sukacita.
Kerr bahkan turut serta dalam kegembiraan setelah mengantarkan timnya lolos ke final. ”Saya selalu memikirkan pesan dari Pat Riley (pelatih legendaris NBA). Ketika Anda ingin menjadi seorang pelatih di tim NBA, di situ pasti ada yang menang dan ada pula yang akan merasakan penderitaan. Dia benar soal hal itu. Hasil ini lebih dari sekadar bantuan, akan tetapi momen ini adalah sukacita kami semua,” tutur Kerr.
”Seluruh pemain merasakan kebanggaan luar biasa. Sebab, keberhasilan ini adalah momen yang sudah begitu lama dinantikan. Saya harap seluruh fansjuga merasakan apa yang sedang kami rasakan saat ini, di mana mereka diliputi kebahagiaan dan begitu menyambut hasil ini penuh sukacita,” tutur Kerr, pelatih kelahiran Beirut, Lebanon, berusia 49 tahun tersebut.
Sebaliknya, seluruh pemain hingga ofisial Rockets tidak bisa menutupi kekecewaan setelah kandas di Toyota Center, Houston, Texas, AS. Bintang Rockets James Harden bahkan geram karena gagal membawa timnya meraih kemenangan pada gamekelima setelah mencetak 14 poin. ”Tentu saja kami mencoba memainkan semua pertandingan sebaik mungkin.
Tapi, semua sudah berakhir tahun ini, tapi bukan berarti kami kehilangan semua hasil dari kerja keras yang telah kami lakukan sejauh ini,” papar Harden. Sementara partai final rencananya akan memulai game pertama di markas Warriors, 4 Juni mendatang. Kesempatan ini tentunya wajib dimaksimalkan Warriors karena mereka berpikir hasil positif pada laga awal akan menentukan langkah sebuah tim bisa keluar sebagai pemenang.
Decky irawan jasri
Warriors hanya membutuhkan lima pertemuan untuk menyudahi perlawanan Rockets, di mana laga terakhir mereka dimenangkan Stephen Curry dkk dengan skor 104-90. Kemenangan itu membuat Warriors unggul 4-1. Capaian itu mengulang kejayaan Warriors pada final NBA edisi 1975. Warriors yang saat itu dilatih Al Attles tak terbendung setelah menang atas Washington Bullets 4-0.
Pertandingan itu pun menahbiskan Rick Barry sebagai most valuable player(MVP) 1975. Mereka pun melengkapi kejayaan edisi 1947 dan 1956. ”Mengapa tidak? Saya rasa Bay Arena telah menunggu selama 40 tahun. Saya pikir sudah waktunya bagi kami,” ungkap Curry, dilansir Yahoosport. Curry selaku MVP 2015 memang menjadi salah satu aktor di balik keberhasilan Warriors musim ini.
Dia kembali menunjukkan kegemilangannya setelah mengumpulkan 26 poin, 8 rebound, 6 assistpada game kelima. Wajar bila pebasket kelahiran Akron, Ohio, Amerika Serikat (AS), berusia 27 tahun itu akan menjadi andalan Pelatih Steve Kerr saat menghadapi Cleveland Cavaliers di final nanti. Yang jelas, seluruh komponen Warriors menyambut keberhasilan itu penuh sukacita.
Kerr bahkan turut serta dalam kegembiraan setelah mengantarkan timnya lolos ke final. ”Saya selalu memikirkan pesan dari Pat Riley (pelatih legendaris NBA). Ketika Anda ingin menjadi seorang pelatih di tim NBA, di situ pasti ada yang menang dan ada pula yang akan merasakan penderitaan. Dia benar soal hal itu. Hasil ini lebih dari sekadar bantuan, akan tetapi momen ini adalah sukacita kami semua,” tutur Kerr.
”Seluruh pemain merasakan kebanggaan luar biasa. Sebab, keberhasilan ini adalah momen yang sudah begitu lama dinantikan. Saya harap seluruh fansjuga merasakan apa yang sedang kami rasakan saat ini, di mana mereka diliputi kebahagiaan dan begitu menyambut hasil ini penuh sukacita,” tutur Kerr, pelatih kelahiran Beirut, Lebanon, berusia 49 tahun tersebut.
Sebaliknya, seluruh pemain hingga ofisial Rockets tidak bisa menutupi kekecewaan setelah kandas di Toyota Center, Houston, Texas, AS. Bintang Rockets James Harden bahkan geram karena gagal membawa timnya meraih kemenangan pada gamekelima setelah mencetak 14 poin. ”Tentu saja kami mencoba memainkan semua pertandingan sebaik mungkin.
Tapi, semua sudah berakhir tahun ini, tapi bukan berarti kami kehilangan semua hasil dari kerja keras yang telah kami lakukan sejauh ini,” papar Harden. Sementara partai final rencananya akan memulai game pertama di markas Warriors, 4 Juni mendatang. Kesempatan ini tentunya wajib dimaksimalkan Warriors karena mereka berpikir hasil positif pada laga awal akan menentukan langkah sebuah tim bisa keluar sebagai pemenang.
Decky irawan jasri
(bbg)