Emas Pertama Marjuki
A
A
A
SINGAPURA - Atlet kano nasional Marjuki menjadi penyumbang medali emas pertama buat kontingen Indonesia di SEA Games 2015, Singapura, kemarin. Marjuki mencatatkan waktu tercepat 4 menit 2,349 detik pada nomor C-1 1000 meter di Marina Channel, Singapura, kemarin.
Marjuki berhasil menyingkirkan atlet Myanmar Thant Zin Oo yang terpaut 4,358 detik dan Hermie Macaranas dari Filipina di posisi ketiga. “Sebenarnya saya cukup grogi karena ini pertama kali saya main sendirian. Tapi, akhirnya bisa juga merebut medali emas. Terima kasih atas dukungan rakyat Indonesia yang membantu memberikan semangat bagi saya,” kata Marjuki.
Sebelumnya, Marjuki juga membawa Indonesia meraih emas di SEA Games 2013 Myanmar untuk cabang olahraga perahu naga. Kali ini dia mampu menjaga kecepatannya hingga akhir saat melaju kencang pada awal lomba dan mengulang suksesnya mengumandangkan lagu Indonesia Raya di negara seberang. Manajer Kano Hari Sidharta menyebut, Marjuki awalnya hanya ditargetkan medali perak di nomor kano C-1 1000 meter.
Karena itu, Hari mengaku senang Marjuki membayar lunas kepercayaannya lewat persembahan emas. “Hasil ini di luar target awal. Namun, kami berharap bisa mendapat emas,” kata Hari. Dia menyebut nomor K-4 1000 meter dan C-2 1000 meter awalnya ditargetkan bisa mendatangkan kalungan emas justru hanya mendapatkan perak. Maizi Ryondra, Sutrisno, Asep Hidayat, dan Dedi Kurniawan yang turun di nomor K-4 1000 meter gagal mempertahankan posisi setelah sempat unggul sampai 25 meter jelang finis.
Indonesia tertinggal 0,172 detik atau kurang dari setengah perahu dari tim Thailand. Pasangan Anwar Tarra dan Muhammad Yunus di nomor C-2 1000 meter, juga gagal bersinar. Unggul di awal balapan, keduanya disusul pasangan Myanmar Vin Htike dan Sai Min Wai hingga akhir lomba dengan catatan waktu terpaut 1,136 detik. Sementara dari nomor K-2 1000 m, duet atlet kano Andri Sugiarto dan Chandra Destia Nugraha hanya menyumbang perunggu.
“Kami menargetkan mereka bisa emas. Kami melihat catatan waktu mereka sudah mampu melewati para lawannya. Tapi, ternyata, lawannya lebih mempersiapkan diri dengan baik sehingga catatan di atas kertas bisa mereka buyarkan. Tapi, kami tetap bersyukur dengan hasil ini,” kata Hari. Emas kedua buat kontingen Indonesia disumbangkan cabang equestrian (berkuda) untuk nomor tim dressage(serasi).
Kali ini tim yang diperkuat Alvaro Menayang, Ferry Wahyu Hadiyanto, Dewi Kunti Njoto, dan Larasti Gading di Singapore Turf Club Riding Centre sukses mengibarkan bendera Merah Putih. Keberhasilan itu sekaligus mengulang masa kejayaannya saat sukses merebut medali emas di SEA Games 2011 dan 2013.
Kuartet Indonesia itu mencetak nilai tertinggi dengan total 206.579. Medali perak di nomor ini menjadi milik tuan rumah Singapura dan perunggu menjadi milik tim Malaysia. Tim berkuda Indonesia ini juga memiliki kesempatan mendapatkan medali emas di nomor jumping.
“Yang pasti, senang dan bahagia. Puji syukur tim kita masih bisa menyumbang emas untuk Indonesia,” kata Manajer Equestrian Indonesia Nina Widar dihubungi KORAN SINDO.“ Jumpingagak lebih sulit melihat peluangnya. Karena, semua tim bagus. Meski tim cuma bertiga, kami masih positif berusaha memberikan yang terbaik,” paparnya.
Sukses juga ditunjukkan tim perahu naga yang mempersembahkan medali emas pertama di ajang SEA Games 2015. Kesuksesan itu didapatkan pada nomor 12 pedayung putra 200 meter putra dan putri di Marina Channel, Singapura, kemarin.
Raikhul amar
Marjuki berhasil menyingkirkan atlet Myanmar Thant Zin Oo yang terpaut 4,358 detik dan Hermie Macaranas dari Filipina di posisi ketiga. “Sebenarnya saya cukup grogi karena ini pertama kali saya main sendirian. Tapi, akhirnya bisa juga merebut medali emas. Terima kasih atas dukungan rakyat Indonesia yang membantu memberikan semangat bagi saya,” kata Marjuki.
Sebelumnya, Marjuki juga membawa Indonesia meraih emas di SEA Games 2013 Myanmar untuk cabang olahraga perahu naga. Kali ini dia mampu menjaga kecepatannya hingga akhir saat melaju kencang pada awal lomba dan mengulang suksesnya mengumandangkan lagu Indonesia Raya di negara seberang. Manajer Kano Hari Sidharta menyebut, Marjuki awalnya hanya ditargetkan medali perak di nomor kano C-1 1000 meter.
Karena itu, Hari mengaku senang Marjuki membayar lunas kepercayaannya lewat persembahan emas. “Hasil ini di luar target awal. Namun, kami berharap bisa mendapat emas,” kata Hari. Dia menyebut nomor K-4 1000 meter dan C-2 1000 meter awalnya ditargetkan bisa mendatangkan kalungan emas justru hanya mendapatkan perak. Maizi Ryondra, Sutrisno, Asep Hidayat, dan Dedi Kurniawan yang turun di nomor K-4 1000 meter gagal mempertahankan posisi setelah sempat unggul sampai 25 meter jelang finis.
Indonesia tertinggal 0,172 detik atau kurang dari setengah perahu dari tim Thailand. Pasangan Anwar Tarra dan Muhammad Yunus di nomor C-2 1000 meter, juga gagal bersinar. Unggul di awal balapan, keduanya disusul pasangan Myanmar Vin Htike dan Sai Min Wai hingga akhir lomba dengan catatan waktu terpaut 1,136 detik. Sementara dari nomor K-2 1000 m, duet atlet kano Andri Sugiarto dan Chandra Destia Nugraha hanya menyumbang perunggu.
“Kami menargetkan mereka bisa emas. Kami melihat catatan waktu mereka sudah mampu melewati para lawannya. Tapi, ternyata, lawannya lebih mempersiapkan diri dengan baik sehingga catatan di atas kertas bisa mereka buyarkan. Tapi, kami tetap bersyukur dengan hasil ini,” kata Hari. Emas kedua buat kontingen Indonesia disumbangkan cabang equestrian (berkuda) untuk nomor tim dressage(serasi).
Kali ini tim yang diperkuat Alvaro Menayang, Ferry Wahyu Hadiyanto, Dewi Kunti Njoto, dan Larasti Gading di Singapore Turf Club Riding Centre sukses mengibarkan bendera Merah Putih. Keberhasilan itu sekaligus mengulang masa kejayaannya saat sukses merebut medali emas di SEA Games 2011 dan 2013.
Kuartet Indonesia itu mencetak nilai tertinggi dengan total 206.579. Medali perak di nomor ini menjadi milik tuan rumah Singapura dan perunggu menjadi milik tim Malaysia. Tim berkuda Indonesia ini juga memiliki kesempatan mendapatkan medali emas di nomor jumping.
“Yang pasti, senang dan bahagia. Puji syukur tim kita masih bisa menyumbang emas untuk Indonesia,” kata Manajer Equestrian Indonesia Nina Widar dihubungi KORAN SINDO.“ Jumpingagak lebih sulit melihat peluangnya. Karena, semua tim bagus. Meski tim cuma bertiga, kami masih positif berusaha memberikan yang terbaik,” paparnya.
Sukses juga ditunjukkan tim perahu naga yang mempersembahkan medali emas pertama di ajang SEA Games 2015. Kesuksesan itu didapatkan pada nomor 12 pedayung putra 200 meter putra dan putri di Marina Channel, Singapura, kemarin.
Raikhul amar
(ars)