Pemain PSIS Banting Setir Jualan Es Kelapa Muda

Senin, 08 Juni 2015 - 08:32 WIB
Pemain PSIS Banting Setir Jualan Es Kelapa Muda
Pemain PSIS Banting Setir Jualan Es Kelapa Muda
A A A
Penghentian Kompetisi Liga Super dan Divisi Utama membuat pemain sepak bola di negeri ini kelimpungan. Mereka pun melakukan segala cara demi menutup kebutuhan hidup sehari-hari.

Mereka dituntut mencari penghasilan di sektor yang lain agar dapur tetap mengebul. Ada yang memilih bermain sepak bola antarkampung (tarkam), meski berisiko cedera, ada pula yang memilih berdagang. Seperti yang kini tengah digeluti wing bek kiri PSIS Semarang Andreantono Ariza EP. Sudah satu bulan ini, pemain berusia 25 tahun ini berjualan es kelapa muda di Jalan Madukoro. Tepatnya di depan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang.

Dia memutuskan banting setir dengan berdagang karena sudah tidak bermain sepak bola. Gajinya sebagai pemain di PSIS juga tak lagi cair karena tidak ada kompetisi. ”Daripada saya hanya duduk-duduk di rumah, tidak ada latihan, lebih baik buka es degan (kelapa muda). Saya masih punya tabungan,” kata Andreantono, mengawali obrolan dengan KORAN SINDO.

Berhentinya kompetisi memang tidak terbayang dalam benak anak pertama dari dua bersaudara ini. Padahal, musim ini merupakan kesempatan emasnya turun dalam kompetisi profesional. Musim lalu dia masih membela klub Divisi I Persekab Kabupaten Pekalongan. Namun, belum sempat mencicipi atmosfer pertandingan, kompetisi dihentikan. Meski berdagang es, pemain yang biasa disapa Andre itu tidak malu, termasuk ketika teman-temannya menyindir setelah tahu aktivitas yang dilakukan Andre.

Selain membuka es degan, dengan modal seadanya, pemain yang tinggal di Jalan Madukoro III, Semarang Barat, ini mendirikan warung penyet. ”Kalau penyet, yang jaga ibu saya. Lokasinya tepat di sebelah gerobak es,” ujarnya. Usahanya laris manis, apalagi ini sudah memasuki musim kemarau. Udara panas membuat gerobaknya banyak didatangi pembeli. Pendapatan yang diterima setiap hari cukup lumayan. ”Kalau sepi, minimal sehari bisa untung Rp85.000. Kalau pas ramai bisa Rp135.000,” ucapnya.

Saat ini PSIS masih mengikuti Turnamen Polda Jateng Cup 2015. Jika ada latihan sore, pemain yang sebelumnya bergabung dengan tim PS Angkatan Darat (AD) ini berjualan dari pagi hingga pukul 14.00 WIB karena harus latihan dan fokus ke pertandingan berikutnya. Saat ditinggal gerobaknya dijaga oleh neneknya. CEO PT Mahesa Jenar Semarang Yoyok Sukawi mengatakan, para pemain butuh pekerjaan karena tidak ada pertandingan resmi sepak bola.

”Pemain butuh makan sehari tiga kali. Tidak bisa kalau disuruh menunggu hingga satu bulan atau setelah Lebaran,” kata pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini.

Arif Purniawan
(bhr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3911 seconds (0.1#10.140)