Piala Kemerdekaan Bikin Dua Klub Yogya Ini Galau
A
A
A
YOGYAKARTA - Dua klub Divisi Utama asal Yogyakarta, PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul, galau setelah menerima undangan resmi dari Kemenpora untuk mengikuti Turnamen Piala Kemerdekaan. Manajemen Laskar Mataram dan Laskar Sultan Agung masih pikir-pikir untuk ikut meramaikan Turnamen Piala Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi bentukan Kemenpora.
Ketua Umum PSIM. Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru mengatakan, pihaknya baru Senin (22/6) malam menerima undangan secara resmi melalui surat elektronik atau email. "Baru semalam saya diberi tahu ada email undangan Piala Kemerdekaan. Saya belum baca dan masih harus bertemu di internal termasuk dengan stakeholder,"jelas Agung.
Menurut Agung yang juga dipercaya menjadi manajer PSIM sejak awal tahun lalu, pihaknya masih belum memiliki gambaran sistem kompetisi yang akan digelar dalam Piala Kemerdekaan. Hanya saja jika kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Tim Transisi PSSI bentukan Kemenpora, mantan ketua umum Brajamusti kelompok suporter pendukung PSIM tersebut tidak yakin dengan kelengkapan pertandingan.
Termasuk kesiapan regulasi penyelenggaraan pertandingan yang akan dipergunakan dalam turnamen tersebut. "Tim Transisi ini apa punya wasit atapun perangkat pertandingan yang lain. Kalau tidak ada, nanti hanya seperti tarkam (Turnamen Antar Kampung). Nggak ada profesionalnya sama sekali, kasihan pemain," tandasnya.
Kondisi yang sama juga diambil oleh jajaran manajemen Persiba Bantul. Laskar Sultan Agung mengaku masih pikir-pikir untuk mengikuti turnamen yang dijadwalkan berlangsung antara 24 Juli hingga 15 Agustus tersebut.
"Ada undangan resmi melalui email dalam surat nomor 001/TT-KEMENPORA/VI/2015 yang ditandatangani Sekjen Tim Transisi Tomy Kurniawan,"ujar Sekretaris Persiba Bantul Wikan Werdo Kisworo.
Sisa waktu sebulan sebelum kickoff menurut Wikan masih memberikan ruang bagi manajemen untuk mencermati tawaran mengikuti turnamen tersebut. Salah satu yang menjadi pencermatan adalah persoalan finansial tim. Meski klub yang siap ikut akan mendapatkan subsidi Rp100 juta, dari estimasi yang dilakukan masih harus diperhitungkan kebutuhan dana yang tidak bisa tertutupi dari subsidi tersebut.
Permasalahan lain yang juga dicermati adalah, dampak dari keikutsertaan dalam turnamen tersebut. Di tengah-tengah konflik antara Kemenpora dan PSSI yang sedang terjadi, klub juga tidak bisa gegabah mengambil keputusan jika pada akhirnya nanti akan memberikan dampak negatif.
Seperti diketahui, PSSI juga sudah memberikan warning kepada tim-tim yang menjadi anggotanya. Tim akan diancam akan diberi sanksi jika mengikuti turnamen ataupun kompetisi yang tidak diakui oleh PSSI. Sementara di sisi lain, Piala Kemerdekaan merupakan turnamen yang resmi diselenggarakan pemerintah dan mendapatkan restu dari Badan Olahraga Profesional Indonesia atau BOPI.
"Memang banyak yang harus dipertimbangkan. Untuk keputusannya seperti apa, kita masih harus berbicara lagi dengan jajaran manajemen yang lain," pungkas Wikan.
Ketua Umum PSIM. Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru mengatakan, pihaknya baru Senin (22/6) malam menerima undangan secara resmi melalui surat elektronik atau email. "Baru semalam saya diberi tahu ada email undangan Piala Kemerdekaan. Saya belum baca dan masih harus bertemu di internal termasuk dengan stakeholder,"jelas Agung.
Menurut Agung yang juga dipercaya menjadi manajer PSIM sejak awal tahun lalu, pihaknya masih belum memiliki gambaran sistem kompetisi yang akan digelar dalam Piala Kemerdekaan. Hanya saja jika kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Tim Transisi PSSI bentukan Kemenpora, mantan ketua umum Brajamusti kelompok suporter pendukung PSIM tersebut tidak yakin dengan kelengkapan pertandingan.
Termasuk kesiapan regulasi penyelenggaraan pertandingan yang akan dipergunakan dalam turnamen tersebut. "Tim Transisi ini apa punya wasit atapun perangkat pertandingan yang lain. Kalau tidak ada, nanti hanya seperti tarkam (Turnamen Antar Kampung). Nggak ada profesionalnya sama sekali, kasihan pemain," tandasnya.
Kondisi yang sama juga diambil oleh jajaran manajemen Persiba Bantul. Laskar Sultan Agung mengaku masih pikir-pikir untuk mengikuti turnamen yang dijadwalkan berlangsung antara 24 Juli hingga 15 Agustus tersebut.
"Ada undangan resmi melalui email dalam surat nomor 001/TT-KEMENPORA/VI/2015 yang ditandatangani Sekjen Tim Transisi Tomy Kurniawan,"ujar Sekretaris Persiba Bantul Wikan Werdo Kisworo.
Sisa waktu sebulan sebelum kickoff menurut Wikan masih memberikan ruang bagi manajemen untuk mencermati tawaran mengikuti turnamen tersebut. Salah satu yang menjadi pencermatan adalah persoalan finansial tim. Meski klub yang siap ikut akan mendapatkan subsidi Rp100 juta, dari estimasi yang dilakukan masih harus diperhitungkan kebutuhan dana yang tidak bisa tertutupi dari subsidi tersebut.
Permasalahan lain yang juga dicermati adalah, dampak dari keikutsertaan dalam turnamen tersebut. Di tengah-tengah konflik antara Kemenpora dan PSSI yang sedang terjadi, klub juga tidak bisa gegabah mengambil keputusan jika pada akhirnya nanti akan memberikan dampak negatif.
Seperti diketahui, PSSI juga sudah memberikan warning kepada tim-tim yang menjadi anggotanya. Tim akan diancam akan diberi sanksi jika mengikuti turnamen ataupun kompetisi yang tidak diakui oleh PSSI. Sementara di sisi lain, Piala Kemerdekaan merupakan turnamen yang resmi diselenggarakan pemerintah dan mendapatkan restu dari Badan Olahraga Profesional Indonesia atau BOPI.
"Memang banyak yang harus dipertimbangkan. Untuk keputusannya seperti apa, kita masih harus berbicara lagi dengan jajaran manajemen yang lain," pungkas Wikan.
(aww)