Sempat Jalani Terapi Obat dan Alkohol Sekarang Masih Merasa 32 Tahun
A
A
A
Usia tidak mengubur ambisi seseorang untuk meraih prestasi tertinggi. Ungkapan tersebut layak disematkan kepada Oscar de la Hoya.
Mantan petinju asal Amerika Serikat itu berniat kembali naik ring setelah sembuh dari ketergantungan alkohol. Memasuki usia 42 tahun, hasrat bertarung De la Hoya belum sepenuhnya padam. The Golden Boy— julukan De La Hoya—memang sudah menggantungkan sarung tinju sejak 2008. Dia sempat menjalani dua kali terapi pemulihan diri dari ketergantungan obat dan alkohol.
Setelah sembuh, dia merasa bisa kembali bertarung di atas ring. Jika itu terjadi, jelas akan menjadi momen terbesar dalam hidupnya. “Ini akan menjadi hal terbesar bagi saya. Saya akan mempersiapkannya dengan serius,” kata De la Hoya, dilansir ESPN. “Saya harus memastikan berjuang yang terbaik dan tidak kembali karena alasan uang atau ketenaran. Satusatunya alasan saya ingin kembali karena saya rindu melawan petinju terbaik,” tambahnya.
De la Hoya terakhir kali naik ring saat dikalahkan petinju asal Filipina Manny Pacquiao di MGM Grand Hotel & Casino, Las Vegas, pada 2008. Dia juga pernah kalah saat bertarung dengan Felix Trinidad (1999), Shane Mosley (2000 dan 2003), Bernard Hopkins (2004), serta Floyd Mayweather Jr (2007). Dia mengakhiri rekor bertarungnya dengan 39-6 (30 KO).
Dengan keinginannya kembali ke atas ring, tentu membuatnya langsung mengincar lawan tanggung di pertandingan nanti. Salah satunya Mayweather Jr. Meski pernah kalah ketika masih aktif, dia menilai mantan rivalnya itu akan menjadi lawan yang tangguh karena memiliki rekor belum terkalahkan sepanjang kariernya.
De la Hoya juga mempertimbangkan menghadapi petinju asal Kazakhstan Gennady Golovkin di kelas menengah junior. Dia melihat Golovkin menjadi salah satu petinju yang fenomenal saat ini. Dari 33 bertanding, dia belum terkalahkan. Dia mampu 30 kali menang KO, termasuk diciptakan di 20 pertandingan terakhir. “Saya ingin melawan salah satu dari mereka karena mereka adalah yang terbaik dan saya selalu berjuang yang terbaik. Ini semua karena tinju untuk mendapatkan yang terbaik,” ucap De la Hoya.
Jika benar-benar kembali, De la Hoya mengatakan akan mencari pelatih meski telah memiliki banyak pelatih selama kariernya. Namun, dia mengaku ingin kembali dilatih Floyd Mayweather Sr. “Saya tahu pelatih terbaik yang saya punya adalah Floyd Sr. Kami memiliki hubungan dengan baik,” ujarnya.
Jika benar-benar kembali, De la Hoya akan menjadi petinju kelima yang comebackdari pensiun setelah masuk daftar Hall of Fame International Boxing. Sebelumnya, empat petinju pernah melakukan hal yang sama seperti Sugar Ray Leonard, Virgil Hill, Jeff Fenech, dan Azumah Nelson. Namun, dia ingin bisa kembali dengan mencatatkan kemenangan.
“Saya merasa sehat sekali, (usia) 42 tahun seperti 32 tahun. Di dalam hidup saya saat ini, saya memiliki banyak motivasi. Saya sangat berhasrat melakukan banyak hal. Saat ini, saya merasa bugar secara fisik, emosi, dan mental karena sudah tidak menyentuh alkohol lagi. Saya juga melakukan latihan dan merasa hebat. Saya pikir saya siap bertarung,” papar peraih medali emas Olimpiade 1992 itu
Raikhul Amar
Mantan petinju asal Amerika Serikat itu berniat kembali naik ring setelah sembuh dari ketergantungan alkohol. Memasuki usia 42 tahun, hasrat bertarung De la Hoya belum sepenuhnya padam. The Golden Boy— julukan De La Hoya—memang sudah menggantungkan sarung tinju sejak 2008. Dia sempat menjalani dua kali terapi pemulihan diri dari ketergantungan obat dan alkohol.
Setelah sembuh, dia merasa bisa kembali bertarung di atas ring. Jika itu terjadi, jelas akan menjadi momen terbesar dalam hidupnya. “Ini akan menjadi hal terbesar bagi saya. Saya akan mempersiapkannya dengan serius,” kata De la Hoya, dilansir ESPN. “Saya harus memastikan berjuang yang terbaik dan tidak kembali karena alasan uang atau ketenaran. Satusatunya alasan saya ingin kembali karena saya rindu melawan petinju terbaik,” tambahnya.
De la Hoya terakhir kali naik ring saat dikalahkan petinju asal Filipina Manny Pacquiao di MGM Grand Hotel & Casino, Las Vegas, pada 2008. Dia juga pernah kalah saat bertarung dengan Felix Trinidad (1999), Shane Mosley (2000 dan 2003), Bernard Hopkins (2004), serta Floyd Mayweather Jr (2007). Dia mengakhiri rekor bertarungnya dengan 39-6 (30 KO).
Dengan keinginannya kembali ke atas ring, tentu membuatnya langsung mengincar lawan tanggung di pertandingan nanti. Salah satunya Mayweather Jr. Meski pernah kalah ketika masih aktif, dia menilai mantan rivalnya itu akan menjadi lawan yang tangguh karena memiliki rekor belum terkalahkan sepanjang kariernya.
De la Hoya juga mempertimbangkan menghadapi petinju asal Kazakhstan Gennady Golovkin di kelas menengah junior. Dia melihat Golovkin menjadi salah satu petinju yang fenomenal saat ini. Dari 33 bertanding, dia belum terkalahkan. Dia mampu 30 kali menang KO, termasuk diciptakan di 20 pertandingan terakhir. “Saya ingin melawan salah satu dari mereka karena mereka adalah yang terbaik dan saya selalu berjuang yang terbaik. Ini semua karena tinju untuk mendapatkan yang terbaik,” ucap De la Hoya.
Jika benar-benar kembali, De la Hoya mengatakan akan mencari pelatih meski telah memiliki banyak pelatih selama kariernya. Namun, dia mengaku ingin kembali dilatih Floyd Mayweather Sr. “Saya tahu pelatih terbaik yang saya punya adalah Floyd Sr. Kami memiliki hubungan dengan baik,” ujarnya.
Jika benar-benar kembali, De la Hoya akan menjadi petinju kelima yang comebackdari pensiun setelah masuk daftar Hall of Fame International Boxing. Sebelumnya, empat petinju pernah melakukan hal yang sama seperti Sugar Ray Leonard, Virgil Hill, Jeff Fenech, dan Azumah Nelson. Namun, dia ingin bisa kembali dengan mencatatkan kemenangan.
“Saya merasa sehat sekali, (usia) 42 tahun seperti 32 tahun. Di dalam hidup saya saat ini, saya memiliki banyak motivasi. Saya sangat berhasrat melakukan banyak hal. Saat ini, saya merasa bugar secara fisik, emosi, dan mental karena sudah tidak menyentuh alkohol lagi. Saya juga melakukan latihan dan merasa hebat. Saya pikir saya siap bertarung,” papar peraih medali emas Olimpiade 1992 itu
Raikhul Amar
(ftr)