Generasi Emas

Senin, 06 Juli 2015 - 10:20 WIB
Generasi Emas
Generasi Emas
A A A
SANTIAGO - Generasi emas menjadi faktor utama sukses Cile mencetak sejarah Copa America. Berkat para pemain terbaiknya, La Roja kini sejajar dengan Uruguay, Argentina, Brasil, Paraguay, Peru, Kolombia, dan Bolivia.

Catatan menunjukkan, skuad arahan Jorge Sampaoli tahun ini diperkuat para pemain yang merumput di berbagai klub elite Eropa atau Amerika Selatan. Sebut saja Claudio Bravo (Barcelona), Mauricio Isla dan Arturo Vidal (Juventus), Gary Medel (Inter Milan), Matias Fernandez (Fiorentina), Eduardo Vargas (Napoli), hingga Alexis Sanchez (Arsenal). Ada pula Charles Aranguiz (Internacional Porto Alegre) atau Jorge Valdivia (Palmeiras).

Meski sang lawan di final, Argentina, juga diperkuat banyak pesepak bola kelas satu, kolektivitas menjadi pembeda utamanya. Tim Tango sangat tergantung kepada inisiatif Lionel Messi, sedangkan La Roja murni berdasarkan kekompakan tim. “Sejak laga pertama, Cile bermain untuk memenangkan Copa America. Kunci sukses kami kepemimpinan, kerja keras, dan disiplin,” ujar Sampaoli, dikutip AFP . Keberhasilan Cile menjadi juara Copa America melewati jalan panjang.

Setelah era Marcelo Salas dan Ivan Zamorano berakhir, sepak bola Cile sempat redup hingga Marcelo Bielsa datang ke Santiago pada 2007. Di bawah arahan pelatih asal Argentina itu, timnas baru Cile dibentuk dengan mengandalkan banyak pemain muda. Hasilnya, setelah gagal ikut Piala Dunia 2002 dan 2006, La Roja akhirnya tampil di Piala Dunia 2010. Setelah Bielsa mundur, tongkat kepemimpinan beralih ke Sampaoli. Arsitek yang juga berasal dari Argentina itu memutuskan meneruskan fondasi sepak bola yang telah diletakkan Bielsa.

Dengan sedikit perubahan, Cile berhasil ke Piala Dunia 2014. Lalu, pada Copa America 2011, mereka sebenarnya tampil bagus di fase grup. Sayang, Cile dikalahkan kuda hitam Venezuela pada perempat final. “Saat ini kami memiliki generasi yang istimewa. Ide utama tim ini adalah memenangkan sesuatu. Kami tahun inilah saatnya. Menjadi tuan rumah (Copa America), lalu juara. Sekarang, kami ingin menikmatinya terlebih dulu sebelum memikirkan kompetisi lain (kualifikasi Piala Dunia 2018),” ujar Bravo, dilansir Reuters .

Publik Cile pantas bersukacita dengan keberhasilan La Roja karena sudah menanti sangat lama untuk mendapatkan trofi. Sejarah mencatat, Cile sebenarnya sempat berpeluang juara saat tampil pada final Copa America 1955, 1956, 1979, dan 1987. Namun, akibat nasib yang kurang baik, pada empat edisi tersebut, Cile hanya menjadi runner-up.

“Ini (Copa America 2015) menjadi hal yang membahagiakan bagi orangorang Cile. Kami (rakyat Cile) sangat membutuhkan piala. Hari ini (dini hari kemarin), kami melakukan sesuatu yang luar biasa. Kamilah tim terbaik di Amerika (Selatan). Ini membanggakan,” ungkap Vidal. Sebagai juara CONMEBOL, Cile akan mendapatkan kesempatan tampil pada Piala Konfederasi 2017.

Pada turnamen pemanasan Piala Dunia 2018 di Rusia itu, La Roja akan melawan juara dunia Jerman, tuan rumah Rusia, dan wakil dari lima konfederasi anggota FIFA lainnya (UEFA, AFC, CONCACAF, OFC, CAF). Namun, sebelum menghadapi Piala Konfederasi, Cile harus terlebih dulu bersaing dengan tim-tim Amerika Selatan untuk mendapatkan empat tiket otomatis dan satu play-off dengan konfederasi lain pada kualifikasi Piala Dunia.

Jika lolos, Cile akan mencatat sejarah baru. Mereka akan tampil di Piala Dunia untuk edisi ketiga secara beruntun atau yang ke-10 sepanjang sejarah turnamen sepak bola paling bergengsi di kolong langit itu.

Andri ananto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0650 seconds (0.1#10.140)