Tetap Waspada
A
A
A
LONDON - Ambisi Serena Williams mempertahankan gelar Grand Slam Wimbledon semakin besar. Pasalnya, unggulan pertama itu difavoritkan merebut kemenangan saat bertarung di final menghadapi Garbine Muguruza asal Spanyol di Center Court, All England Lawn Tennis and Croquet Club, malam ini.
Juara bertahan Wimbledon itu memang sedang dalam kepercayaan diri tinggi saat merebut tiket final di Wimbledon yang ke delapan kali. Torehan ini berkat melibas petenis cantik asal Rusia Maria Sharapova 6- 2, 6-4 dalam tempo 79 menit, sekaligus menjadi kemenangan ke-18 kali dari 20 pertemuan dengan rival utamanya tersebut.
Petenis berusia 33 tahun itu mengaku senang dengan keberhasilannya menembus final grand slam ke-25 sepanjang kariernya. Bahkan, ini menjadi kesempatannya untuk mengejar gelar utama yang ke-21 di semua ajang grand slam. Jika menjadi juara, Serena juga akan semakin dekat dengan koleksi gelar terbanyak grand slam, Margaret Court (24) dan Steffi Graf (22).
“Saya sedikit gugup karena ini merupakan semifinal dan sudah lama sejak saya melaju sejauh ini di Wimbledon. Saya gembira karena dapat melaju. Tidak mudah di sini. Namun, ketika dia meningkatkan permainannya, saya mampu meningkatkan permainan saya,” tutur Serena. Serena juga memperpanjang rekor kemenangannya di grand slam menjadi 27 pertandingan dan mempertajam rekor pertarungannya pada 2015 menjadi 38-1.
Catatan itu semakin membuatnya yakin untuk merebut empat gelar utama secara beruntun setelah meraih gelar juara di Amerika Serikat Terbuka 2014, Australia Terbuka, dan Prancis Terbuka 2015 atau sama seperti dicapainya pada musim 2002/2003. Bahkan, Serena juga semakin dekat menjadi petenis putri pertama yang memenangkan Prancis Terbuka dan Wimbledon secara berturutturut.
Namun, petenis nomor satu dunia ini akan mendapatkannya tidak dengan mudah. Pasalnya, Muguruza memiliki kenangan yang cukup bagus saat bertemu dengannya. Petenis berusia 23 tahun itu pernah mengalahkan Serena 6-2, 6-2 pada babak kedua Prancis Terbuka 2014. Namun, Serena masih memimpin head to head2-1 atas lawannya tersebut, termasuk kemenangan di Australia Terbuka 2015.
“Dia (Muguruza) sebelumnya mengalahkan saya dan permainannya mulai membaik,” ujar Serena. Serena pantas khawatir dengan performa Muguruza di final nanti. Terbukti, petenis kelahiran Venezuela itu hanya memerlukan waktu dua jam untuk menaklukkan unggulan ke-13 asal Polandia Agnieszka Radwanska 6-2, 3-6, 6-3.
Hal ini membuatnya menjadi petenis putri Spanyol pertama dalam 19 tahun yang mencapai final Wimbledon. Sebelumnya, Arantxa Sanchez- Vicario merupakan petenis putri Spanyol terakhir yang menembus final di All England Club, sedangkan Conchita Martinez merupakan petenis putri Spanyol terakhir yang menjadi juara pada 1994. Yang jelas, Muguruza akan memaksimalkan kesempatan final grand slam pertama kalinya itu dengan yang terbaik.
“Ketika bermimpi jika ingin memenangkan gelar grand slam, Anda mengatakan ingin Serena di final. Saya berjuang seumur hidup untuk ini. Saya tidak dapat berkata-kata. Itu pertandingan berat. Radwanska memiliki banyak pengalaman. Namun, saya hanya ingin terus berjuang,” pungkasnya.
Raikhul amar
Juara bertahan Wimbledon itu memang sedang dalam kepercayaan diri tinggi saat merebut tiket final di Wimbledon yang ke delapan kali. Torehan ini berkat melibas petenis cantik asal Rusia Maria Sharapova 6- 2, 6-4 dalam tempo 79 menit, sekaligus menjadi kemenangan ke-18 kali dari 20 pertemuan dengan rival utamanya tersebut.
Petenis berusia 33 tahun itu mengaku senang dengan keberhasilannya menembus final grand slam ke-25 sepanjang kariernya. Bahkan, ini menjadi kesempatannya untuk mengejar gelar utama yang ke-21 di semua ajang grand slam. Jika menjadi juara, Serena juga akan semakin dekat dengan koleksi gelar terbanyak grand slam, Margaret Court (24) dan Steffi Graf (22).
“Saya sedikit gugup karena ini merupakan semifinal dan sudah lama sejak saya melaju sejauh ini di Wimbledon. Saya gembira karena dapat melaju. Tidak mudah di sini. Namun, ketika dia meningkatkan permainannya, saya mampu meningkatkan permainan saya,” tutur Serena. Serena juga memperpanjang rekor kemenangannya di grand slam menjadi 27 pertandingan dan mempertajam rekor pertarungannya pada 2015 menjadi 38-1.
Catatan itu semakin membuatnya yakin untuk merebut empat gelar utama secara beruntun setelah meraih gelar juara di Amerika Serikat Terbuka 2014, Australia Terbuka, dan Prancis Terbuka 2015 atau sama seperti dicapainya pada musim 2002/2003. Bahkan, Serena juga semakin dekat menjadi petenis putri pertama yang memenangkan Prancis Terbuka dan Wimbledon secara berturutturut.
Namun, petenis nomor satu dunia ini akan mendapatkannya tidak dengan mudah. Pasalnya, Muguruza memiliki kenangan yang cukup bagus saat bertemu dengannya. Petenis berusia 23 tahun itu pernah mengalahkan Serena 6-2, 6-2 pada babak kedua Prancis Terbuka 2014. Namun, Serena masih memimpin head to head2-1 atas lawannya tersebut, termasuk kemenangan di Australia Terbuka 2015.
“Dia (Muguruza) sebelumnya mengalahkan saya dan permainannya mulai membaik,” ujar Serena. Serena pantas khawatir dengan performa Muguruza di final nanti. Terbukti, petenis kelahiran Venezuela itu hanya memerlukan waktu dua jam untuk menaklukkan unggulan ke-13 asal Polandia Agnieszka Radwanska 6-2, 3-6, 6-3.
Hal ini membuatnya menjadi petenis putri Spanyol pertama dalam 19 tahun yang mencapai final Wimbledon. Sebelumnya, Arantxa Sanchez- Vicario merupakan petenis putri Spanyol terakhir yang menembus final di All England Club, sedangkan Conchita Martinez merupakan petenis putri Spanyol terakhir yang menjadi juara pada 1994. Yang jelas, Muguruza akan memaksimalkan kesempatan final grand slam pertama kalinya itu dengan yang terbaik.
“Ketika bermimpi jika ingin memenangkan gelar grand slam, Anda mengatakan ingin Serena di final. Saya berjuang seumur hidup untuk ini. Saya tidak dapat berkata-kata. Itu pertandingan berat. Radwanska memiliki banyak pengalaman. Namun, saya hanya ingin terus berjuang,” pungkasnya.
Raikhul amar
(bbg)