Siaran Televisi Angkat Gengsi Futsal
A
A
A
SURABAYA - Geliat perubahan yang diusung kepengurusan Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) mulai dirasakan daerah.
Meski pada saat bersamaan konflik PSSI ikut berdampak pada futsal Indonesia, siaran televisi diakui berperan mengangkat pamor futsal. Manajer putri tim Bintang Timur Surabaya Robert Nepa Seno mengatakan, setahun terakhir program pembinaan yang digulirkan AFI cukup menggairahkan daerah. Salah satunya berhasil mengulirkan Futsal Super League (FSL).
”Secara keseluruhan, perkembangan futsal secara nasional sudah cukup baik beberapa program tertata,” kata Robert. Pria yang juga pengurus AFP Jatim ini menambahkan, terobosan baru AFI menyiarkan langsung pertandingan futsal melalui stasiun televisi juga menambah semangat baru buat pemain. ”Futsal menjadi cabang olahraga yang bergengsi, bisa menambah semangat pemain, termasuk klub agar lebih mudah mencari sponsor,” ujarnya.
Namun, Robert berharap AFI juga tidak melupakan pembinaan usia dini. Saat ini kompetisi futsal di tingkat usia 8–10 tahun belum tergarap. Karena itu, ke depan dia berharap ada konsep untuk memulai melakukan kompetisi di tingkat usia dini. Sebab, di situlah awal mencetak pemain hebat.
Sementara Giri Bayu Kusumah, Ketua Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jatim, mengatakan bahwa konflik yang terjadi di sepak bola saat ini harus diakui berpengaruh pada futsal, termasuk rencana mengulirkan Liga Nusantara. ”Konflik ini berpengaruh pada futsal. Kami juga bingung harus bagaimana,” katanya.
Akibat konflik yang terjadi di sepak bola, membuat tidak jelas apakah Liga Nusantara tingkat nasional akan digelar atau tidak. ”Kami melakukan banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggelar liga ini,” kata Giri. Giri mengakui banyak pertanyaan-pertanyaan sebelum menggelar Liga Nusantara.
Selain tidak jelasnya tingkat nasional Liga Nusantara, yang merupakan ajang promosi tim-tim ke liga profesional, juga masalah keamanan masih menjadi pertanyaan. Akhirnya, Giri memutuskan tetap menggelar Liga Nusantara. Menurut Giri, walaupun nantinya tidak ada di tingkat nasional, Giri menganggap Liga Nusantara Jatim ini sebagai pembinaan.
”Kalau hanya duduk manis menunggu kepastian, tentunya itu akan menghambat pembinaan Jatim sendiri,” kata Giri. Mengenai izin keamanan, menurut Giri, kemungkinan besar untuk futsal tidak ada masalah. Sebab, beberapa waktu lalu Futsal Super League (FSL), yang digelar di empat kota bisa digelar, dan mendapat izin keamanan.
”Surabaya juga menjadi salah satu tuan rumah penyelenggara dan mendapat izin keamanan,” ucap pria yang juga menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jatim.
Rachmad tomy
Meski pada saat bersamaan konflik PSSI ikut berdampak pada futsal Indonesia, siaran televisi diakui berperan mengangkat pamor futsal. Manajer putri tim Bintang Timur Surabaya Robert Nepa Seno mengatakan, setahun terakhir program pembinaan yang digulirkan AFI cukup menggairahkan daerah. Salah satunya berhasil mengulirkan Futsal Super League (FSL).
”Secara keseluruhan, perkembangan futsal secara nasional sudah cukup baik beberapa program tertata,” kata Robert. Pria yang juga pengurus AFP Jatim ini menambahkan, terobosan baru AFI menyiarkan langsung pertandingan futsal melalui stasiun televisi juga menambah semangat baru buat pemain. ”Futsal menjadi cabang olahraga yang bergengsi, bisa menambah semangat pemain, termasuk klub agar lebih mudah mencari sponsor,” ujarnya.
Namun, Robert berharap AFI juga tidak melupakan pembinaan usia dini. Saat ini kompetisi futsal di tingkat usia 8–10 tahun belum tergarap. Karena itu, ke depan dia berharap ada konsep untuk memulai melakukan kompetisi di tingkat usia dini. Sebab, di situlah awal mencetak pemain hebat.
Sementara Giri Bayu Kusumah, Ketua Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jatim, mengatakan bahwa konflik yang terjadi di sepak bola saat ini harus diakui berpengaruh pada futsal, termasuk rencana mengulirkan Liga Nusantara. ”Konflik ini berpengaruh pada futsal. Kami juga bingung harus bagaimana,” katanya.
Akibat konflik yang terjadi di sepak bola, membuat tidak jelas apakah Liga Nusantara tingkat nasional akan digelar atau tidak. ”Kami melakukan banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggelar liga ini,” kata Giri. Giri mengakui banyak pertanyaan-pertanyaan sebelum menggelar Liga Nusantara.
Selain tidak jelasnya tingkat nasional Liga Nusantara, yang merupakan ajang promosi tim-tim ke liga profesional, juga masalah keamanan masih menjadi pertanyaan. Akhirnya, Giri memutuskan tetap menggelar Liga Nusantara. Menurut Giri, walaupun nantinya tidak ada di tingkat nasional, Giri menganggap Liga Nusantara Jatim ini sebagai pembinaan.
”Kalau hanya duduk manis menunggu kepastian, tentunya itu akan menghambat pembinaan Jatim sendiri,” kata Giri. Mengenai izin keamanan, menurut Giri, kemungkinan besar untuk futsal tidak ada masalah. Sebab, beberapa waktu lalu Futsal Super League (FSL), yang digelar di empat kota bisa digelar, dan mendapat izin keamanan.
”Surabaya juga menjadi salah satu tuan rumah penyelenggara dan mendapat izin keamanan,” ucap pria yang juga menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jatim.
Rachmad tomy
(ftr)