Venue PON Utamakan Fungsi
A
A
A
BANDUNG - Pembangunan venue pertandingan yang akan digunakan pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 di Jawa Barat (Jabar) lebih mengutamakan optimalisasi dan fungsional.
“Kami mencoba tidak meminimalisasi, tapi minimalis. Venue yang dibangun harus fungsional, tapi tetap optimal. Karena itu, kami berharap setiap cabor tidak terlalu idealis,” kata Ketua Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum) Jawa Barat Boy Iman Nugraha kepada KORAN SINDO, kemarin.
Prioritasnya, kata Boy, adalah menyiapkan lapangan yang berstandar nasional agar layak digunakan jangan sampai memalukan tuan rumah. Secara prinsip, pembangunan baru secara jangka panjang dibutuhkan. Sementara untuk sarana prasarana penunjang lainnya, menurutnya, bisa nonpermanen.
Terlebih kesempatan menjadi tuan rumah perhelatan multievent empat tahunan itu sangat jarang karena bergantian dengan provinsi lain. Boy mengaku skema persiapan penyelenggaraan PON XIX/2016 sebetulnya untuk di Jabar tidak terlalu riskan. Pasalnya, secara sapras sudah tersedia sehingga pendekatan persiapan venuedilakukan melalui dua skema, yakni optimalisasi venue dan pembangunan venue.
“Ini yang kami targetkan, arena yang berstandar. Pembangunan merupakan terobosan terkait program dan tidak lebih dari delapan gedung,” ujar Boy, yang juga menjabat Kabid Sapras Pengurus Besar (PB) PON XIX/2016. Terkait target penyelesaian pembangunan venue, Boy optimistis persiapan venueyang ditargetkan akhir tahun ini selesai bisa tercapai meski tidak 100%. Penyelesaian sendiri, lanjutnya, bisa digeber di awal tahun 2016 sehingga pada saat pelaksanaan PON 2016 nanti, Jabar siap menggelar perhelatan itu.
Panji qadhafi
“Kami mencoba tidak meminimalisasi, tapi minimalis. Venue yang dibangun harus fungsional, tapi tetap optimal. Karena itu, kami berharap setiap cabor tidak terlalu idealis,” kata Ketua Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum) Jawa Barat Boy Iman Nugraha kepada KORAN SINDO, kemarin.
Prioritasnya, kata Boy, adalah menyiapkan lapangan yang berstandar nasional agar layak digunakan jangan sampai memalukan tuan rumah. Secara prinsip, pembangunan baru secara jangka panjang dibutuhkan. Sementara untuk sarana prasarana penunjang lainnya, menurutnya, bisa nonpermanen.
Terlebih kesempatan menjadi tuan rumah perhelatan multievent empat tahunan itu sangat jarang karena bergantian dengan provinsi lain. Boy mengaku skema persiapan penyelenggaraan PON XIX/2016 sebetulnya untuk di Jabar tidak terlalu riskan. Pasalnya, secara sapras sudah tersedia sehingga pendekatan persiapan venuedilakukan melalui dua skema, yakni optimalisasi venue dan pembangunan venue.
“Ini yang kami targetkan, arena yang berstandar. Pembangunan merupakan terobosan terkait program dan tidak lebih dari delapan gedung,” ujar Boy, yang juga menjabat Kabid Sapras Pengurus Besar (PB) PON XIX/2016. Terkait target penyelesaian pembangunan venue, Boy optimistis persiapan venueyang ditargetkan akhir tahun ini selesai bisa tercapai meski tidak 100%. Penyelesaian sendiri, lanjutnya, bisa digeber di awal tahun 2016 sehingga pada saat pelaksanaan PON 2016 nanti, Jabar siap menggelar perhelatan itu.
Panji qadhafi
(bbg)