Duo Asing Singo Edan Dipecat

Kamis, 30 Juli 2015 - 08:22 WIB
Duo Asing Singo Edan Dipecat
Duo Asing Singo Edan Dipecat
A A A
MALANG - Arema Cronus memutuskan mendepak Sengbah Kennedy dan Yao Rudy. Keputusan manajemen Singo Edan memecat pemain asing asal Liberia tersebut karena dinilai tidak menunjukkan progres meyakinkan.

Keputusan mendepak Kennedy dan Rudy dikeluarkan jelang keikutsertaan Arema di Sunrise of Java Cup (SoJC) 2015 di Banyuwangi. Praktis, kini hanya tersisa centre back Fabiano Beltrame sebagai satu-satunya kekuatan impor di tubuh Singo Edan. Keputusan melepas kedua pemain tersebut atas dasar pertimbangan teknis.

“Berdasarkan evaluasi pelatih dari sisi teknis, keduanya kurang berkontribusi di tim Arema. Kami membuat keputusan murni dari aspek teknis berdasarlam rekomendasi pelatih,” kata Ruddy Widodo, General Manager Arema Cronus. Sejatinya tidak ada yang merasa kehilangan dengan perginya dua pemain yang direkrut pada Januari 2015 tersebut.

Apa sebab? Baik Kennedy maupun Rudy sama sekali belum pernah bermain konsisten dalam berbagai turnamen maupun di dua pertandingan QNB League 2015. Aremania, suporter Arema, malah kerap dibuat geregetan dengan permainan mereka yang begitu-begitu saja.

Malah Rudy tidak tercantum namanya di QNB League 2015, sedangkan Kennedy hanya menjadi pemain pengganti. Transfer kedua eks Persiwa Wamena ini tergolong terburuk di Arema. “Saya sebenarnya masih ingin tetap di Arema. Tapi, klub telah membuat keputusan tidak memakai saya di sini,” kata Rudy.

Striker ini sempat membuat Pelatih Arema Suharno pening karena kurang fleksibel dalam menjalankan tugas. Posisinya sebagai striker tengah tidak bisa dimodifikasi karena tidak mampu bermain melebar sebagai winger. Itu membuat pelatih kesulitan memberi ruang karena Arema yang identik dengan satu striker tengah dan sudah dikaveling sepenuhnya Cristian Gonzalez.

Sementara Kennedy tidak memiliki kelebihan signifikan dibandingkan gelandang lokal macam Hendro Siswanto dan Ahmad Bustomi. Sejatinya, dia diplot sebagai playmaker yang lebih agresif dibandingkan Gustavo Lopez. Sayang, skenario tidak pernah berjalan mulus.

Selain sangat jarang memberi umpan-umpan jitu kepada para penyerang, dia juga sering kebingungan dalam mengatur tempo permainan. Prediksi bahwa pemain kribo ini bakal tumbuh menjadi gelandang sekelas Zah Rahan atau Makan Konate, akhirnya hilang tak berbekas.

Kukuh setyawan
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9841 seconds (0.1#10.140)
pixels