Banyak Waktu, Pilih Bantu Ibu Jualan Jilbab

Senin, 03 Agustus 2015 - 09:05 WIB
Banyak Waktu, Pilih...
Banyak Waktu, Pilih Bantu Ibu Jualan Jilbab
A A A
BANYUWANGI - Kisruh sepak bola Indonesia menjadi derita bagi seluruh pelaku sepak bola, termasuk untuk pemain Persebaya Surabaya.

Berbagai cara dilakukan agar bisa tetap bertahan, sambil menunggu kompetisi hidup lagi. Tiga bulan lebih kompetisi sepak bola Indonesia terhenti setelah Kemenpora membekukan PSSI pada 19 April 2015. Bagi gelandang Persebaya Fandi Eko Utomo, tiga bulan jelas bukan waktu singkat. ”Semua pemain pasti susah, karena tidak ada kompetisi. Bukan hanya soal materi, tapi menjaga kondisi yang repot karena hanya berlatih sendiri,” kata Fandi.

Soal keuangan, Fandi memang tidak punya beban cukup berat. Selain belum berkeluarga, saat ini dia tidak punya tanggungan lain, ”Yang pasti tabungan berkurang. Beruntung, saya tidak mengambil kredit apa pun. Jadi, tak punya beban. Beberapa teman ada yang telanjur ambil kredit. Kasihan juga,” ujar mantan pemain timnas U-23 ini.

Selama tiga bulan tanpa kompetisi, Fandi mengaku lebih banyak menghabiskan waktu membantu ibunya, Lereswastiti, berjualan jilbab di ITC, salah satu pusat grosir di Surabaya. ”Kebetulan ibu ada usaha jualan jilbab. Saat bulan puasa dan Lebaran cukup ramai. Karena tidak ada latihan sehingga bantu menunggu stan. Lebih banyak waktu bantu ibu, ” ujar putra dari pemain Persebaya Yusuf Ekodono ini.

Yang dirasakan Fandi, menjaga kondisi fisik dan kemampuan sebagai pemain sepak bola justru paling berat. Dia hanya berlatih bersama dua adiknya yang juga berprofesi sama. Salah satu adiknya, Wahyu Subo, juga pemain Persebaya. ”Kondisi pasti turun. Latihan paling sendirian sama adik di sekitar rumah,” ucapnya.

Penurunan kondisi itu dirasakan ketika tampil di ajang Sunrise of Java Cup di Banyuwangi membela klub Indonesia All Star di bawah Pelatih Aji Santoso. ”Saya merasa belum dalam kondisi terbaik. Di pertandingan pertama, seperti mudah lelah. Beruntung, bermain di turnamen ini bisa mengukur kekurangan saya sebelum bergabung lagi di Persebaya, ” ujarnya.

Meski kompetisi belum ada tanda-tanda hidup lagi, Fandi mengaku tidak akan banting profesi sebagai pemain sepak bola. ”Saya masih yakin kondisi sepak boka kita akan normal lagi. Belum ada pikiran buka usaha atau pindah profesi lain, cuma bisa bermain sepak bola,” ujarnya.

Disinggung soal rencana menikah, Fandi mengatakan sudah berniat akan meninggalkan masa lajangnya tahun depan. ”Tahun kemarin sudah lamaran. Mudahmudahan tahun depan sudah menikah. Tidak ada hubungannya dengan kompetisi sepak bola, lho. Memang rencananya tahun depan kok,” ucapnya.

Rachmad Tomy
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8389 seconds (0.1#10.140)