Mengenal Sosok John Stones, Bek Everton Incaran Chelsea
A
A
A
LIVERPOOL - Bek Everton, John Stones menjadi salah satu nama yang hangat diperbincangkan di bursa transfer musim panas ini. Bagaimana tidak, bek berusia 21 tahun itu menjadi salah satu target utama juara bertahan Liga Inggris, Chelsea.
Mengutip ESPN, demi mendapatkan Stones, The Blues -julukan Chelsea- sudah dua kali merayu Everton dengan tawaran 20 juta poundsterling dan 26 juta poundsterling. Sayangnya, dua tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh manajemen Everton.
Apa yang membuat Chelsea begitu menginginkan Stones? Pernyataan bek Chelsea, Gary Cahill setidaknya bisa menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya melihat dia sangat nyaman dengan bola ketika pertama kali saya melihat dia di timnas Inggris. Jika Anda lihat permainannya, dia punya banyak hal untuk ditawarkan," kata Cahill di Express.
Stones memulai karir sepak bolanya di akademi sepak bola Barnsley dari 2011 hingga 2012. Catatan 25 kali penampilan bagi Barnsley membuat Everton kepincut.
The Toffees -julukan Everton- kemudian meminang Stones seharga tiga juta poundsterling dengan masa kontrak hingga lima setengah tahun. Sempat tidak terpakai di awal karinya bersama Everton, Stones perlahan menjelma menjadi salah satu pilar andalan di lini belakang sejak musim 2013/14.
Di bawah asuhan pelatih Roberto Martinez, Stones mendapat kepercayaan untuk lebih sering tampil. Terbukti, catatan 28 kali penampilan dan satu gol berhasil dia torehkan di musim 2013/14.
Kegemilangan Stones kemudian berlanjut di musim lalu saat dia mulai menggeser bek senior Everton, Sylvain Distin. Menurut catatan Squawka, Stones tampil 23 kali, 10 laga lebih banyak ketimbang Distin.
Stones tergolong pemain yang mutltifungsi. Pasalnya, selain sebagai pemain belakang, Stones juga mampu bermain sebagai bek kanan.
Inilah yang membuatnya memiliki nilai plus dibanding bek-bek muda lainnya. Whoscored menilai, Stones punya kekuatan dalam soal operan dan kemampuan memblok bola.
Dan, musim 2015/16 atau musim ketiga merumput bersama Everton bisa jadi momentum bagi Stones untuk menapaki jalan sebagai bek tengah kelas dunia. Dengan terus bermain sebagai pemain inti ditambah lawan-lawan penyerang tangguh di Liga Inggris, bukan tidak mungkin Stones bakal jadi bek kelas dunia dalam beberapa tahun ke depan.
"Dia masih muda untuk belajar. Saat itu, Anda masih belum yakin di mana dia akan bermain. Apakah sebagai bek tengah, kanan, atau bahkan gelandang bertahan. Saya yakin di dalam beberapa tahun ke depan dia akna tahu, belajar banyak dan secara potensinya, dia akan jadi pemain yang fantastis," kata Cahill.
Mengutip ESPN, demi mendapatkan Stones, The Blues -julukan Chelsea- sudah dua kali merayu Everton dengan tawaran 20 juta poundsterling dan 26 juta poundsterling. Sayangnya, dua tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh manajemen Everton.
Apa yang membuat Chelsea begitu menginginkan Stones? Pernyataan bek Chelsea, Gary Cahill setidaknya bisa menjawab pertanyaan tersebut.
"Saya melihat dia sangat nyaman dengan bola ketika pertama kali saya melihat dia di timnas Inggris. Jika Anda lihat permainannya, dia punya banyak hal untuk ditawarkan," kata Cahill di Express.
Stones memulai karir sepak bolanya di akademi sepak bola Barnsley dari 2011 hingga 2012. Catatan 25 kali penampilan bagi Barnsley membuat Everton kepincut.
The Toffees -julukan Everton- kemudian meminang Stones seharga tiga juta poundsterling dengan masa kontrak hingga lima setengah tahun. Sempat tidak terpakai di awal karinya bersama Everton, Stones perlahan menjelma menjadi salah satu pilar andalan di lini belakang sejak musim 2013/14.
Di bawah asuhan pelatih Roberto Martinez, Stones mendapat kepercayaan untuk lebih sering tampil. Terbukti, catatan 28 kali penampilan dan satu gol berhasil dia torehkan di musim 2013/14.
Kegemilangan Stones kemudian berlanjut di musim lalu saat dia mulai menggeser bek senior Everton, Sylvain Distin. Menurut catatan Squawka, Stones tampil 23 kali, 10 laga lebih banyak ketimbang Distin.
Stones tergolong pemain yang mutltifungsi. Pasalnya, selain sebagai pemain belakang, Stones juga mampu bermain sebagai bek kanan.
Inilah yang membuatnya memiliki nilai plus dibanding bek-bek muda lainnya. Whoscored menilai, Stones punya kekuatan dalam soal operan dan kemampuan memblok bola.
Dan, musim 2015/16 atau musim ketiga merumput bersama Everton bisa jadi momentum bagi Stones untuk menapaki jalan sebagai bek tengah kelas dunia. Dengan terus bermain sebagai pemain inti ditambah lawan-lawan penyerang tangguh di Liga Inggris, bukan tidak mungkin Stones bakal jadi bek kelas dunia dalam beberapa tahun ke depan.
"Dia masih muda untuk belajar. Saat itu, Anda masih belum yakin di mana dia akan bermain. Apakah sebagai bek tengah, kanan, atau bahkan gelandang bertahan. Saya yakin di dalam beberapa tahun ke depan dia akna tahu, belajar banyak dan secara potensinya, dia akan jadi pemain yang fantastis," kata Cahill.
(sha)